Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Batuk Tak Kunjung Sembuh, Apa yang Terjadi?

Meski dianggap sebagai keluhan ringan, namun batuk yang bertahan selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan tentunya tidak boleh dianggap ringan.

Bila obat yang kita konsumsi tidak juga membuat batuk pergi, bisa jadi batuk tersebut adalah batuk kronis.

Jon McCullers, MD, Duvant Professor dan ketua di Departemen Pediatfi, University of Tennese Health Sciences Centre memberikan penjelasannya.

Deia mengatakan, batuk kronis disebabkan oleh perubahan saluran napas dari paparan menular atau racun.

“Batuk adalah refleks yang berusaha mengusir benda dari saluran udara yang tidak seharusnya ada di sana."

"Sel dan lendir yang rusak akibat virus, asap rokok, atau alergi bisa memicu refleks ini."

"Batuk bisa menjadi kronis jika paparannya terlalu lama untuk memungkinkan penyembuhan yang tepat atau jika kerusakannya cukup parah,” papar McCullars.

Batuk yang bertahan selama berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, sangat memengaruhi kualitas hidup si penderita.

Biasanya batuk semacam itu disertai kondisi lain, seperti masalah tidur, pusing, berkeringat, bahkan kerap buang air kecil.

"Batuk kronis juga bisa menyebabkan radang otot di antara tulang rusuk, sesak napas, mengi, dan -dalam kasus yang jarang terjadi, paru-paru yang rusak."

Demikian diungkapkan Heather Rosen, Direktur medis University of Pittsburgh Urgent Care di North Huntington, Pa.

Penyebab batuk kronis umumnya karena  post-nasal drip (PND) yaitu suatu penyakit di mana terjadi produksi lendir berlebihan oleh lapisan hidung, asma, atau acid reflux.

Penyebab lainnya yang kurang umum meliputi infeksi, obat-obatan, dan penyakit paru-paru.

Orang yang merokok, terpapar asap rokok bekas, atau bahan kimia karena merupakan bagian dari pekerjaan mereka, seperti pelukis dan pekerja konstruksi, berisiko mengalami batuk kronis.

Kondisi paru-paru yang mendasarinya, seperti asma, bronkitis, infeksi saluran pernafasan, fibrosis kistik, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan kanker paru-paru juga bisa menjadi penyebab batuk kronis.

Batuk kronis bisa terjadi tergantung penyebabnya.

Beberapa orang dengan batuk kronis akibat gangguan paru obstruktif kronik, atau COPD, dapat batuk setiap beberapa menit sepanjang hari, sementara orang lain yang menderita asma bisa batuk di malam hari, demikian kata McCullers.

Apa yang harus dilakukan dengan batuk yang tidak kunjung hilang? Bila Kamu sudah batuk berminggu-minggu dan pengobatan yang dilakukan belum bekerja, temui dokter.

Sebab, ada kondisi serius yang berpotensi menyebabkan batuk kronis, sehingga kita tentu perlu mengetahui penyebabnya.

Kamu juga perlu menemui dokter bila batuk disertai darah atau demam tinggi, penurunan berat badan yang tidak diinginkan atau berkeringat di malam hari.

Demi mendiagnosa batuk kronis dan mengidentifikasi penyebabnya, dokter mungkin akan melakukan sinar X dada atau CT scan, melakukan tes fungsi paru-paru, atau menguji acid reflux.

Pengobatan batuk kronis biasanya diawali dengan mengobati penyebabnya.

Dekongestan atau antihistamin dapat membantu mengendalikan batuk kronis akibat post-nasal drip.

Antibiotik pun dapat membantu mengendalikan infeksi pernapasan yang mendasarinya, dan steroid dapat membantu mengobati bronkitis.

Untuk batuk kronis akibat asma, pengobatan bisa termasuk pengobatan asma, seperti steroid atau bronkodilator.

Perawatan sekunder, seperti tetap terhidrasi dan menjaga tenggorokan lembap dengan cairan, juga dapat membantu mengurangi gejala batuk kronis.

Cara terbaik untuk mencegah batuk yang ditakuti yang tidak akan hilang adalah dengan menghindari hal-hal yang bisa memicunya.

"Jangan merokok, kendalikan asma kita, dan obati COPD," kata McCullers.

Dia juga menyarankan vaksin untuk penyakit masa kanak-kanak. "Banyak dari penyakit ini dapat menyebabkan batuk kronis atau merusak saluran udara, yang menyebabkan kondisi lain, seperti asma dan COPD, yang dapat menyebabkan batuk kronis."

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/02/25/150000820/batuk-tak-kunjung-sembuh-apa-yang-terjadi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke