Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Kesalahan "Sederhana" yang Berisiko Saat Pakai Kondom

Namun, satu hal yang perlu diingat, efektivitas kondom tersebut juga amat bergantung dari cara memakainya.

Penggunaan yang tidak tepat atau bahkan keliru dari alat kontrasepsi ini akan menurunkan mengurangi atau bahkan menghilangkan efektivitas kondom.

Berikut ini adalah sejumlah kesalahan, yang tergolong sederhana, yang kerap dilakukan saat menggunakan kondom. 

1. Terbalik

Setiap kondom dirancang untuk digunakan secara benar pada satu sisi, sehingga jika bagian dalam ditempatkan di luar, maka kemungkinan besar kondom tak akan "fit" seperti yang seharusnya.

Sehingga, ada kemungkinan karet itu akan lepas ketika sedang digunakan dalam hubungan seks.

Sementara, menentukan gulungan mana yang akan meluncur sempurna hingga menyelimuti permukaan penis memang terkadang membingungkan. 

Apalagi, di saat gairah sudah memuncak, memikirkan arah mana yang benar sudah bukan lagi menjadi hal yang utama. Mungkin saja, karena tergesa-gesa, kita pun keliru memasang pada sisi yang salah.

Natika Halil, Chief Executive dari lembaga kesehatan seksual FPA, menyebutkan, kondom terbalik merupakan kesalahan paling umum yang dilakukan, apalagi di tengah gairah yang membara.

"Sebenarnya ini tak ubahnya bak memasang lensa kontak pada bola mata. Jika terbalik, kita tetap bisa melihat selama beberapa menit, tapi selanjutnya lensa itu tak akan berfungsi sempurna."

"Jika kondom dipakai sesuai dengan instruksinya, maka efektivitas kondom bisa mencapai 98 persen. Artinya, hanya akan ada dua wanita yang hamil karena kesalahan kondom, dari 100 kasus," ungkap Halil.

2. Membuka gulungan kondom sebelum masuk ke penis

Jika kita melakukan hal tersebut, maka kita akan terjebak dalam kondisi kondom yang merekat.

Kecelakan itu akan membuat kondom meregang dan tak akan terpasang secara sempurna, atau bisa menyebabkan cairan semen bocor dan mengalir keluar. 

Sekali lagi, jika tak terpasang dengan baik maka bukan tak mungkin kondom akan terlepas di tengah aktivitas seks. 

"Kondom itu dirancang untuk dipasang dengan cara menggulirkan gulungan hingga ke pangkal penis," kata Nikita.

"Jika kita tak mengikuti instruksi tersebut, risiko kehamilan atau terjangkit penyakit menular seksual menjadi semakin besar," sambung dia.

3. Kedaluwarsa

Seperti halnya makanan dan obat-obatan, kondom pun memiliki masa kedaluwarsa. Penetapan tenggat kedaluwarsa itu pun bukan dilakukan tanpa alasan yang jelas.

Kondom yang dipasarkan telah melewati uji mendalam, sehingga produsen pun telah memiliki data tentang berapa lama kondom itu dapat bertahan. 

Biasanya, tanggal kedaluwarsa tertulis di atas tiap kemasan kondom. Jika digunakan setelah tenggat tersebut, maka produsen meyakini tingkat efektivitas kondom telah berkurang atau bahkan hilang. 

"Ini sama halnya dengan banyak hal lain, kita harus mematikan kondom yang kita pakai masih layak untuk digunakan," kata Nikita.

"Efektivitas kondom akan berkurang jika sudah melewati tanggal kedaluwarsa," tegas dia.

4. Salah ukuran

Mungkin hal ini menjadi kasus yang mengejutkan, sebab banyak lelaki yang "terlalu percaya diri" dengan ukuran penis mereka.

Perasaan itu menimbulkan keyakinan bak seorang juara, meski ternyata ukuran kondom yang dibeli ternyata terlalu besar, dan mendatangkan konsekuensi yang merugikan. 

Seperti yang dibahas di atas, jika kondom tidak 'fit' dengan ukuran penis, maka mungkin kondom akan tergelincir dan terlepas dari batang penis saat digunakan. 

Sehingga, sebisa mungkin dipastikan ukuran apa yang bisa terpasang sempurna dengan ukuran penis masing-masing.

Tetapi untuk pasar Indonesia, nampaknya isu ini tak banyak bisa diantisipasi. Sebab, merek-merek kondom yang beredar di Tanah Air menggunakan ukuran standar, tanpa identifikasi "size" seperti yang dikenal di negara lain.

Di Indonesia, ukuran standar kondom adalah diameter 5,2-5,7 mm dengan panjang 17,5-18,5 cm.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/02/26/230000520/4-kesalahan-sederhana-yang-berisiko-saat-pakai-kondom

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke