Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sneaker Legenda Converse All Star Chuck Taylor, Kini Berbalut GORE-TEX

Siapa tak kenal dengan sneaker klasik All-Star Chuck Taylor keluaran Converse? Sepatu itu sudah dirancang sejak lebih dari 100 tahun lalu, dan kini masih menjadi tren.

Converse Rubber Shoe Company didirikan oleh Marquis Mills Converse pada tahun 1908 di Malden, Massachusetts, Amerika Serikat.

Pada tahun 1917, perusahaan ini merancang desain awal untuk All Star versi modern. Kala itu sepatu tersebut dipasarkan dengan nama Converse "Non-Skid."

Sepatu yang terdiri dari sol karet dan kanvas pada bagian atas itu dirancang untuk menjadi sepatu bagi para pemain basket.

Berselang enam tahun kemudian, atau tepatnya tahun 1923, pemain basket AS Charles "Chuck" Taylor bergabung dengan sebuah tim basket yang disponsori Converse Company bernama The Converse All Stars.

Dari sanalah muncul ide, yang kemudian mengubah nama sneaker "Non-Skid" menjadi Converse-All Star Chuck Taylor.

Selain menjadi pemain, Taylor pun bertanggung jawab menggelar klinik bola basket di sejumlah SMA di berbagai wilayah di AS.

Tak hanya mengajarkan teknik dasar bermain bola basket, Taylor pun memakai kesempatan itu untuk memasarkan sneaker-nya.

Nah, sebagai  "salesman" yang juga atlet bagi perusahaan itu, Taylor lalu berkontribusi untuk membuat pengembangan dan penyempurnaan atas sepatu tersebut.

Ide-idenya untuk pengembangan sepatu itu antara lain soal kebutuhan fleksibilitas dan perlindungan yang lebih baik pada pergelangan kaki. 

Nama besar

Setelah 50-an tahun merajai pasar alas kaki di AS, -atau tepatnya sejak tahun 1920-1970, kejayaan Converse perlahan memudar.

Mereka harus berjuang keras untuk berusaha unggul dari para pesaing. Converse pun mulai mengalami kesulitan pendanaan.

Pada tahun-tahun berikutnya, Converse sempat mengajukan beberapa permohonan kebangkrutan, dan jatuh ke dalam lilitan utang yang lebih dalam.

Akhirnya, pada tahun 2003, Nike membeli nama merek Converse seharga sekitar 305 juta dollar AS.

Sejalan dengan pembelian itu, produksi All Star Chuck Taylor, serta sepatu Converse lainnya dipindahkan dari AS ke negara-negara lain, seperti China, India, Vietnam dan juga Indonesia.

Kendati demikian, kemasyuran dan nama besar All Star Chuck Taylor terus berlanjut hingga hari ini. Produksinya pun terus dipertahankan, bahkan kerap dirilis edisi-edisi terbaru.

Edisi Jepang

Kabar terbaru datang dari Jepang. Para penggila sneaker di Negeri Matahari Terbit pantas gembira. 

Untuk versi musim semi tahun ini, Converse merilis seri klasik All-Star Chuck Taylor, versi pendek dan tinggi.

Menjadi istimewa, karena varian sneaker ini dilengkapi dengan lapisan GORE-TEX, hingga membuatnya menjadi tahan air. 

Sementara, pada bagian tapak dilengkapi dengan "high-grip Vibram tooling system" yang membuat sepatu ini lebih mencengkram di segala permukaan.

Sepatu yang secara ekslusif dipasarkan di Jepang ini dijual dalam sejumlah pilihan warna, antara lain, hijau, biru, dan peach. Serta tentu saja warna klasik hitam dan putih. 

Seperti dikutip dari laman highsnobiety.com, versi warna-warni, dan juga putih akan diluncurkan mulai hari ini, Selasa 10/4/2018) di Jepang. 

Sementara, versi pendek hitam baru akan dijual pada 10 Mei 2018 mendatang.

Sayang, belum diungkapkan berapa harga untuk sepasang sepatu keren ini. 

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/04/10/093000920/sneaker-legenda-converse-all-star-chuck-taylor-kini-berbalut-gore-tex

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke