Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini yang Bisa Kita Pelajari dari Gaya Busana Pria Jepang

KOMPAS.com - Bagi para desainer dan pekerja kreatif, Jepang menjadi salah satu pusat inspirasi gaya pria. Minat para pria Jepang terhadap gaya berbusana yang rapi dan penuh gaya memang sudah berakar sejak lama.

"Secara historis, pria Jepang sering mengenakan pakaian wanita karena itu adalah simbol kekayaan dan kekuasaan. Penghormatan terhadap warna, bentuk, dan pembuatan, terlihat aristokrat dan mereka tak melihat perbedaan dalam hal gender,” papar direktur kreatif Vogue dan GQ Jepang, Gene Krell.

Motofumi Poggy Kogi, buyer untuk United Arrows & Sons dan pecinta street-style sartorial setuju akan pendapat itu . Menurutnya, pria Jepang memiliki perspektif berbeda untuk berpakaian.

"Misalnya saja di negara lain bakal ada perlawanan bagi seorang pria untuk mengenakan pakaian feminin. Namun, di Jepang, pria lebih leluasa memakai apa yang mereka inginkan," kata Kogi.

Dari pemerintahan Oda Nobunaga hingga aktor Kabuki, di mana peran wanita dimainkan oleh aktor pria pada periode Edo, ada budaya artistik untuk pria yang mengenakan pakaian wanita."

"Sekarang di kota-kota besar, kebanyakan mencampur pakaian pria dan wanita selama tampilannya terlihat bagus. Dalam hal itu, pria Jepang sangat kreatif dalam mode,” paparnya.

Informasi mengenai mode tersebar luas di Jepang, seperti di majalah fashion. Hal ini memungkinkan pria Jepang memiliki pengalaman gaya yang berbeda selama bertahun-tahun. Ini sekaligus bukti bahwa mereka telah menyempurnakan gayanya sendiri.

“Selama beberapa dekade, informasi di majalah memberi para pria Jepang banyak waktu untuk belajar, mencoba, dan menyempurnakan banyak hal, termasuk tren dari luar negeri,” kata Philippe Terrien, praktisi public relation di agensi TFC, Tokyo.

1. Padu padan gaya vintage

Dia adalah Takashi Kumagai yang berprofesi sebagai penata gaya, fotografer, dan direktur kreatif. Ia memulai karirnya di dunia fashion sebagai mahasiswa ESMOD di Paris kemudian pindah kembali ke Jepang untuk membuka toko "street-casual" yang menjual merek-merek Amerika seperti Nike dan Ralph Lauren.

Ametora atau "tradisional Amerika" adalah tren yang dimulai pada tahun 1980an di Jepang. Tren ini bermula dari gaya busana preppy yang rapi yang kemudian berevolusi mencakup gaya hip-hop dan peselancar California.

Konsep gaya ini juga mempengaruhi desain Kumagai lewat labelnya Naisesance yang garis besarnya adalah perpaduan gaya vintage.

Gaya ini ia adopsi kembali untuk mengkreasikan parka berbahan khaki militer, rompi dari kulit domba atau celana patchwork dari denim tua dan baju kerja.

"Saya menganggap Jepang sebagai negara maju dalam hal mode, tetapi Jepang harus lebih rendah hati dan mengingat kembali pentingnya hasil kerajinan," papar Kumagai.

2. Maestro gaya elegan

Yoshihito Kinoshita adalah kepala perusahaan setelan jas Sharon, yang tokonya terletak di jantung distrik mode Tokyo, Aoyama. Hampir semua pakaiannya dibuat khusus oleh rumah mode terkenal La Vera Sartoria Napoletana. Gaya elegan yang sempurna pantas disematkan untuk Kinoshita.

"Sejak saya sering mengunjungi La Vera Sartoria Napoletana, saya mendapat inspirasi tanpa akhir dari pengrajin mereka,” katanya.

Sharon sendiri menjadi tujuan untuk pria Jepang yang ingin memiliki pakaian bergaya elegan ala Italia dan kashmir Fedeli. Karena Jepang adalah sebuah pulau, menurut Kinoshita, ini memungkinkan orang Jepang menciptakan gaya unik tersendiri.

Meskipun mudah bagi budaya mode lain untuk keluar masuk, secara geografis Jepang masih terpisah dari budaya mode konservatif Barat.

“Kami mulai memahami mode dengan cara kami sendiri, yang mengakibatkan orang-orang di luar Jepang melihat kami sebagai 'materi iklan'.  Di Sharon, kami berpikir bahwa menjadi konservatif adalah nilai inti mode, dan kami ingin berbagi nilai ini dengan lebih banyak orang Jepang,” tambahnya.

3. Ahli gaya rebel

Shunichi Mugita adalah direktur mode untuk majalah desain. Dia memulai karirnya di usia 24 tahun sebagai penulis untuk Women’s Wear Daily hampir 30 tahun yang lalu, dan telah menghadiri berbagai fashion show sejak saat itu. Kaus, gaya vintage dari Yohji Yamamoto, denim, dan Converse All-Stars adalah andalan utamanya.

“Saya menulis sejak lama, dan menghadiri acara Milan dan Paris untuk waktu yang lama, tetapi saya tidak membaca majalah pria. Itu tidak menarik buat saya. Saya suka pakaian yang mendasar dan tidak menonjol,” kata Mugita.

Namun, gaya "dasar" nya memiliki corak nonkonformis, terlihat ketika dia memasangkan mantel Prada dengan topi merchandise Coca-cola yang telah usang.

“Saya yakin orang-orang berpikir, 'Orang itu sangat bodoh dengan topi Coca-Cola-nya!' Tetapi itu sebabnya saya menyukainya,” katanya.

Menurutnya, pria Jepang bisa tampil begitu modis karena gaya mereka muncul secara alami. berbeda dengan pria dari negara lainnya, yang saat mengenakan pakaian, mereka rata-rata harus melihat petunjuk.

"Saya tidak memiliki sepasang Levi's. Sebaliknya, saya penggemar Evisu yang merupakan merek Jepang. Perusahaan ini mengalami pasang surut. Terkadang sangat modis, terkadang tidak. Saya suka Evisu ketika berada pada masa surut- saat itulah saya membelinya."

"Evisu membuat parodi Levi's dengan cat putih di saku belakang bukannya jahitan klasik - Aku suka itu!," tambahnya.

4. Gaya street syle

Masaya Kuroki adalah pria Jepang kelahiran Perancis. Ia mendirikan merek Maison Kitsune bersama dengan Gildas Loaec. Kitsune awalnya didirikan pada tahun 2002 sebagai perusahaan rekaman yang akhirnya bercabang menjadi rumah mode.

Pada tahun 2014, Kuroki pindah dari Paris ke Jepang, di mana Maison Kitsune memiliki toko dan cabang, Cafe Kitsune, di Aoyama. Soal pilihan gaya, Kuroki memiliki pilihan tersendiri yang menjadi ciri khasnya.

“Ketika saya di LA, saya membeli tiga jaket jumper atau denim yang sama. Jaket denim vintage - itu adalah sesuatu yang membuat saya tergila-gila," paparnya.

Ia mengatakan kurang peduli dengan gaya sehari-hari. Menurutnya, pertanyaan tentang pilihan gaya sehari-hari seperti ' bagaimana kalian memilih gaya hari ini?' adalah hal yang aneh. Oleh karena itu, ia memilih busana yang simpel seperti kaus, jumper dan crew neck.

“Pria Jepang tidak takut mengenakan aksesoris wanita. Saya tidak bisa mengatakan 100 persen pria Jepang adalah yang paling bergaya dan paling berkualitas. Tapi, mereka yang memiliki rasa ingin tahu paling besar, paling suka berpetualang," ucap Kuroki.

Ia juga berpendapat bahwa pria jepang yang sangat modis rela menghabiskan banyak uang untuk penampilan mereka. Namun, apa yang mereka kenakan semuanya berasal dari majalah. Mereka memakai apa yang ada di majalah, sampai detail seperti kaus kaki, tali sepatu. Mereka akan belajar dan melakukan penelitian tentang tren setiap musim.

5. Pelat mode

Stylist Tomoki Sukezane memulai karirnya pada majalah ikon pria Jepang Popeye.

“Saya selalu ingin bekerja di dunia mode dan pada saat itu, ketika itu satu-satunya pekerjaan yang bisa mendedikasikan diri untuk mode adalah menjadi stylist, jadi saya ingin menjadi salah satunya,” katanya.

Kini, Sukezane dikenal karena gaya dandy-esque yang khas dan ia padukan dengan tren terbaru. Ia telah memiliki ciri khasnya sendiri.

Menurutnya, pria Jepang sangat modis karena terdapat sikap samurai di mana semuanya diinternalisasi. Sikap ini juga yang kemudian diekspresikan dalam dunia mode.

"Sering kali ketika saya melakukan perjalanan ke seluruh Eropa di tahun 90-an, saya ditanya apakah saya gay karena saya memakai begitu banyak merek desainer yang bukan merupakan norma di Eropa pada saat itu," kata Sukezane.

"Kondisinya saat ini berubah dengan semakin banyak orang yang berani menerapkan fashion, tetapi untuk Jepang sejak tahun 90-an sudah ada lingkungan di mana orang bebas memakai apa yang mereka inginkan. Itu sebabnya Jepang lebih maju dalam mode," tambahnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/04/13/120000620/ini-yang-bisa-kita-pelajari-dari-gaya-busana-pria-jepang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke