Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mempelajari Jejak Sejarah Lewat Barang Antik...

Itulah harapan sederhana Yurianto yang sejak 45 tahun lalu menggemari dan mengumpulkan benda-benda antik alias jadul.

Kumpulan barang-barang antiknya tersebut baru mulai dijual sekitar tahun 1975, lewat toko bernama 'Siwil Art'.

Mulai dari uang lama, poster film, majalah, botol-botol, gelas, hingga koper lama terpajang di tokonya, memanjakan mata para pecinta barang antik.

Setelah itu, dia kembali lagi ke barang antik.

"Akhirnya sekolah saya tinggal, saya tetap ke antik lagi. Jadi saya tidak kerja di tempat lain, hanya ini saya tekuni," ucap pria asap Bawen, Semarang itu.

Meski banyak ibu-ibu yang datang ke tokonya, namun Yurianto mengatakan antusiasme para anak muda sebagai penerus bangsa juga cukup besar terhadap barang antik.

Yurianto melihat anak-anak muda sekarang sangat cerdas dan senang belajar. Salah satu barang antik di tokonya yang banyak dicari anak muda adalah lembaran-lembaran kertas lama yang berisi sejarah, termasuk potongan-potongan majalah lama.

Ia kemudian mengenang ada seorang anak laki-laki yang selama tiga tahun berturut-turut selalu datang ke stand-nya di INACRAFT untuk melihat kertas-kertas sejarah.

"Ada anak mulai umur enam tahun, laki-laki, sudah tiga tahun ini ketemu saya setiap ke sini nyari kertas bersejarah. Mereka jenius-jenius," ujar Yurianto.

Menurutnya, banyak anak muda menyukai benda antik yang unik dan sifatnya bisa menjadi pajangan. Ia menilai banyak dari mereka yang sudah bosan melihat pakaian dan mencoba mencari barang baru yang aneh dan lucu.

"Mereka senang (yang seperti botol-botol). Buat jadi display," kata dia.

Yurianto mengaku tidak membanderol tinggi harga barang-barang antiknya. Harga barang-barang di sana sangat variatif. Mulai dari Rp 1.000 hingga pernak-pernik antik termahal, yaitu Rp 7,5 juta.

Salah satu pesan yang ingin disampaikannya adalah agar anam muda mencintai dan mau belajar sejarah.

"Biar tahu lho, anak cucuku biar ngerti," tuturnya.

Salah satu benda yang kerap dicontoh adalah klipingan ikan di majalah lama yang ditempelkannya dengan piring lama ke sebuah kertas karton.

"Saya kasih pelindung porselen. Mereka conto silakan, tapi bisa enggak? Saya rahasiakan caranya," selorohnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/04/29/091817320/mempelajari-jejak-sejarah-lewat-barang-antik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke