Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Takut Konsumsi Kedelai, Berikut Manfaatnya...

KOMPAS.com - Konsumsi kedelai telah lama menjadi perdebatan umum dalam dunia gizi.

Beberapa orang percaya jika kedelai merupakan makanan sehat yang dapat dimasukkan dalam diet berbasis makanan hijau.

Di sisi lain, beberapa orang yakin jika makanan ini mengandung racun yang buruk bagi kesehatan.

Padahal mulai dari susu kedelai, miso, tempe, hingga tahu, makanan berbahan dasar kedelai sejak lama menjadi makanan andalan diet Asia.

Kini, makanan ini bahkan telah menjadi bahan pokok bagi seluruh penduduk dunia.

Kedelai merupakan sayuran yang paling banyak dibudidayakan di dunia. Bahan makanan ini juga telah lama dianggap sebagai bagian penting dari diet vegetarian.

Bagi para vegan khususnya, sayuran dari jenis kacang-kacangan ini telah dipakai sebagai alternatif daging dan susu.

Namun hal ini memicu kontroversi. Sayangnya, seperti kebanyakan makanan, tidak ada jawaban pasti apakah kedelai merupakan makanan yang benar-benar sehat, atau sebaliknya.

Dilansir dari Independent, ahli gizi bernama Rhiannon Lambert dari Harley Street, London, membantu kita untuk memecahkan beberapa mitos besar seputar kedelai.

Ia menegaskan hal penting yang harus kita pahami adalah sumber protein baik yang ada dalam kedelai.

"Kacang kedelai mengandung protein lengkap," paparnya.

“Tidak seperti kebanyakan protein nabati, ia mengandung asam amino esensial yang harus kita peroleh dari makanan karena tidak dapat diproduksi oleh tubuh," tambahnya.

Menurutnya, secangkir kacang kedelai yang dimasak mengandung sekitar 22 gram protein, hampir sama dengan seporsi steak.

Ia juga membahas mitos pria tidak boleh makan kedelai karena dapat menyebabkan tumbuhnya 'payudara' pada pria.

"Kedelai tidak megandung estrogen dan ada tidak ada bukti kedelai mengganggu perkembangan seksual atau mengurangi tingkat testosteron pria," tambah Rhiannon Lambert.

Bahkan, kacang kedelai mengandung fitoestrogen, yang membantu menghalangi efek samping kelebihan estrogen dalam tubuh.

Zat tersebut juga membantu menyeimbangkan kadar estrogen dan progesteron.

Fitoestrogen adalah hormon tanaman yang juga ditemukan dalam biji kopi, apel, oat, lentil, beras, wortel, dan bir.

"Bahkan, senyawa-senyawa dalam kedelai adalah antioksidan kuat," paparnya.

Berdasarkan penelitian, kata Rhiannon Lambert, antioksidan memiliki efek positif dalam melindungi terhadap penyakit.

Beberapa rumor seringkali menyebut kedelai sebagai penyebab kanker.

Rumor ini, menurut Rhiannon Lambert, sama halnya dengan mitos yang mengatakan jika kedelai mengandung esterogen. Beberapa kanker berkembang bersama esterogen.

Namun, penduduk Asia timur yang paling banyak mengonsumsi kedelai, papar Rhiannon Lambert, memiliki jumlah penderita kanker payudara, kanker prostat, dan patah tulang lebih sedikit dibanding Amerika.

Lambert menyarankan agar kita tak memaksakan diri untuk mengonsumsi kedelai jika tak menyukainya. Tapi, kita juga tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsinya.

"Kedelai harganya terjangkau, bergizi, lezat dan membantu kita menerapkan pola diet vegetarian dengan mengurangi asupan protein hewani," paparnya.

Ia juga berpendapat jika mengonsumsi kedelai dapat bermanfaat bagi lingkungan dan ketahanan pangan.

"Meskipun ada riset yang menunjukkan sisi negatif dari kedelai atau kedelai yang mampu menyebabkan gangguan hormonal, ada juga penelitian yang menunjukkan manfaatnya yang tinggi," tambah Rhiannon Lambert.

Ahli nutrisi ini juga menyarankan agar kita tak perlu takut mengonsumsi produk kedelai yang difermentasi, seperti miso dan kacang edamame.

Menurutnya, makanan yang lezat tersebut tidak menyebabkan masalah pada tubuh.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/05/29/194950420/jangan-takut-konsumsi-kedelai-berikut-manfaatnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke