Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Pola Pikir Salah yang Sering Dilakukan Si Pecandu Kerja

KOMPAS.com - Pola berpikir yang salah merupakan penyebab kenapa banyak orang terjebak dalam kebiasaan gila kerja ketika mereka ingin mencoba untuk rehat sejenak dari pekerjaanya. 

Meski kerja lebih sering dianggap baik dan bahkan dihargai, namun orang yang bekerja di luar batas normal akan mendapati berbagai masalah. 

Lantas, pola pikir seperti apa yang membuat banyak orang jadi gila kerja (workaholic) dan bagaimana cara mengatasinya? 

1. Selalu menunggu “waktu yang tepat”

Sayangnya, waktu yang tepat tersebut tak pernah datang. Alih-alih mendapatkan waktu yang pas, kita justru selalu mendapatkan proyek atau tugas tambahan yang mendorong untuk terus bekerja lebih lama.

Solusi: Daripada berharap waktu yang tepat datang menghampiri, cobalah untuk berani bersikap.

Beberapa orang percaya bahwa beristirahat akan membuat pekerjaannya menumpuk. Sementara beberapa orang lain takut untuk kehilangan kesempatan emas ketika mereka berhenti bekerja.

Jika kamu tipe yang takut kehilangan kesempatan emas saat berhenti bekerja, cobalah berpikir bahwa melewatkan beberapa peluang bukanlah sebuah kesalahan yang fatal.

Tidak apa mundur satu langkah untuk lompatan yang lebih jauh. Ingatlah selalu bahwa ketika mundur, kamu akan melompat pada peluang yang sangat besar untuk posisi yang lebih baik.

Sedangkan jika selama ini kamu terus bekerja karena takut pekerjaan semakin menumpuk, maka sebaiknya cari tahu dulu apa yang benar-benar ingin kamu kejar.

Jadi, beban kerja dan ekspektasimu akan lebih masuk akal. Pertimbangkan selalu bahwa apa yang selama ini kamu kerjakan harus sepadan dengan apa yang kamu dapatkan.

Ketahuilah asal bisa mengatur waktu, istirahat tidak selalu akan membuat pekerjaan bertambah banyak.

2. Jika tidak bekerja, karir saya akan hancur

Sindrom imposter sendiri adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa tidak pantas meraih kesuksesan yang telah dicapainya.

Kebanyakan orang dengan sindrom ini justru merasa waswas, seolah suatu hari orang-orang akan tahu bahwa dirinya hanyalah seorang penipu yang tidak berhak mengakui segala prestasi dan keberhasilannya.

Itu sebabnya, banyak orang dengan sindrom ini bekerja lebih keras supaya tidak dianggap penipu.

Solusi: Agar dapat mempertahankan kesuksesan karir, kita memang dituntut untuk bekerja keras.

Namun, gila kerja yang membuat kita terlalu keras dalam bekerja sampai-sampai lupa dengan segalanya adalah pemikiran yang salah.

Pikirkan lagi baik-baik, apa yang membuat kamu jadi gila kerja. Pasalnya, terlalu banyak bekerja sering diartikan sebagai tanda ketidakmampuan seseorang untuk mengatur waktu.

Selain itu, terlalu banyak bekerja juga bisa jadi tanda kamu memiliki keterampilan organisasi yang buruk sehingga tidak mampu membedakan antara yang mana hal yang harus diutamakan mana yang tidak.

3. Percaya bisa lebih produktif dengan mengambil lebih banyak pekerjaan

Contohnya ketika nyetir sambil main telepon genggam. Ketika bisa main telepon genggam sambil berkendara, beberapa orang menganggap dirinya hebat karena tidak semua orang bisa dan berani melakukannya.

Dengan pemikiran yang sama, orang-orang yang gila kerja berpikir bahwa mereka bisa tetap bekerja produktif meski pekerjaannya benar-benar menumpuk.

Solusi: ingatlah bahwa kamu sama dengan manusia pada umumnya. Bekerja terlalu lama akan membuat stamina menurun, yang pada akhirnya dapat memengaruhi produktivitas dalam bekerja.

Bukannya mendapatkan hasil yang optimal, hasil pekerjaan yang dilakukan dengan susah payah itu justru tak jarang berakhir sia-sia. Pasalnya kamu tidak maksimal ketika bekerja.

4. Merasa cemas ketika tidak bekerja

Sayangnya, kebanyakan dari mereka mengartikan rasa cemas ini sebagai tanda bahwa mereka harus terus bekerja. Padahal ini adalah pemikiran yang salah.

Solusi: ketahuilah bahwa rasa cemas yang muncul ketika kamu sedang tidak bekerja sifatnya sementara dan ini adalah hal yang normal terjadi.

Ya, perubahan perilaku dari yang semula terlalu banyak bekerja menjadi berhenti bekerja untuk sementara waktu membuat tubuh memunculkan sinyal rasa cemas.

Jadi, rasa cemas ini bukan sebagai tanda kamu membuat pilihan yang salah dan membuat harus bekerja lebih banyak lagi.

Berpegang teguhlah pada rencana awal dan biarkan emosi membaik dengan sendirinya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/06/08/060600020/4-pola-pikir-salah-yang-sering-dilakukan-si-pecandu-kerja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke