Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Hal yang Bikin Kulit Kepala Gampang Ketombean

KOMPAS.com — Setiap orang rentan memiliki kulit kepala berketombe. Namun, tentu memalukan bila saking banyaknya, sampai-sampai ketombe berjatuhan layaknya salju dan singgah pada pundak. Apa sebenarnya penyebab ketombe pada kulit kepala seseorang?

Penelitian yang dilakukan oleh Jiao Tong University kepada 59 partisipan berusia antara 18 hingga 60 mengungkapkan bahwa keberadaan jamur adalah penyebab yang paling sering munculnya ketombe pada permukaan kulit kepala.

Dalam melindungi kulit dari bakteri dan untuk melembapkan kulit, kelenjar keringat memproduksi minyak alami atau yang dikenal dengan sebutan sebum.

Namun, ternyata ada jamur pada kulit kepala manusia (yang bernama malassezia) yang merupakan tipikal jamur pemakan substansi lemak yang terkandung dalam sebum.

Malassezia yang memakan sebum menghasilkan sisa pencernaan berupa asam lemak yang justru dapat membuat kulit kepala iritasi hingga akhirnya menghambat metabolisme dan pertumbuhan sel kulit kepala yang baru.

Pertumbuhan sel kulit kepala yang terganggu akan menimbulkan pengelupasan kulit kepala, yang ditandai dengan serpihan kulit mati berwarna putih yang gatal.

Uniknya, kondisi ini juga dipengaruhi oleh daya tahan kulit kepala masing-masing orang. Setiap kulit kepala menghasilkan sebum dan tumbuh jamur pada permukaan kulit kepalanya, namun tidak selalu menjadikan kulit kepala berketombe.

Kondisi ini dikarenakan kulit kepala setiap orang memiliki sensitivitas dan daya tahan yang berbeda terhadap asam lemak yang dihasilkan oleh jamur malassezia.

Faktor-faktor yang menyebabkan lebih rentah ketombean

Beberapa faktor yang diperkirakan dapat meningkatkan risiko kehadiran ketombe pada kulit kepala antara lain:

1. Usia

Jika kamu berusia antara 15 sampai 35 tahun, jangan heran jika lebih sering ketombean. Penyebab ketombe ini didukung oleh suatu penelitian mengungkapkan bahwa produksi sebum mengalami peningkatan pada usia 15 hingga 35 tahun.

Meningkatnya sebum tentu akan meningkatkan keberadaan asam lemak pada permukaan kulit kepala.

2. Jenis kelamin

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa laki-laki lebih rentan memiliki kulit kepala yang berketombe. Ini membuat para peneliti berasumsi bahwa jenis kelamin seseorang mempengaruhi keberadaan ketombe pada kulit kepalanya.

3. Jenis kulit kepala dan rambut yang berminyak

Umumnya kondisi ini merupakan kondisi yang diturunkan. Namun karena malassezia memakan substansi lemak yang terkandung dalam minyak, jika kamu memilki kulit kepala dan rambut yang berminyak, ini akan memperbesar peluang berketombe.

4. Penyakit tertentu

Meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut, namun orang-orang dengan penyakit Parkinson dan terinfeksi HIV cenderung lebih rentan mengalami penyakit kulit yang mampu memicu timbulnya ketombe pada kulit kepala (dermatitis seboroik).

Kapan ketombe harus diperiksakan ke dokter?

Meskipun sebagian besar kasus kulit kepala berketombe tidak memerlukan pemeriksaan dokter, kamu sebaiknya periksa ke dokter atau ahli kulit jika sudah mencoba berbagai shampo dan obat antiketombe namun ketombe tak juga hilang.

Periksakan juga ke dokter apabila kulit kepala menampakkan gejala lain, seperti memerah.

Cara mengatasi kulit kepala berketombe

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menangani kulit kepala berketombe:

1. Sebenarnya mencuci rambut secara rutin dengan shampo biasa sudah mampu mengurangi minyak pada kulit kepala dan akhirnya mengendalikan ketombe.

Namun bila cara ini masih gagal, kamu diperbolehkan mengganti shampo jadi shampo khusus kulit kepala berketombe yang biasanya mengandung selenium sulfide dan zinc yang diyakini dapat mengendalikan keberadaan ketombe.

2. Jangan digaruk. Meskipun pada sebagian besar kasus, adanya ketombe pada kulit menyebabkan kulit kepala jadi terasa gatal, namun menggaruknya akan memperburuk kondisinya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/06/27/080800520/4-hal-yang-bikin-kulit-kepala-gampang-ketombean

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke