Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ide "Patchwork" Elhaus dari Indonesia Tarik Perhatian Urban Outfitters

Kedatangan lelaki ber-sweater yang menutup rambut putih lebatnya dengan topi itu mengundang perhatian.

Di belakang dia, ada dua lelaki lain. Dari gerak-geriknya bisa ditebak keduanya adalah asisten atau pendamping dari pria berjanggut tersebut.

Adityo yang tak lain adalah pendiri Elhaus -bisnis menswear yang dipilih Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk ikut di ajang internasional itu-, segera mendatangi lelaki tersebut.

Ternyata, pria itu memang bukan orang sembarangan. Dia adalah Trent Robson, seorang tokoh penting di balik jaringan besar ritel fesyen Amerika Serikat, Urban Outfitters.

Urban Outfitters, Inc. adalah sebuah korporasi multinasional AS yang berpusat di Philadelphia, Pennsylvania.

Berdasarkan data yang ada, Urban Outfitters selain beroperasi di AS, juga memiliki sejumlah cabang, antara lain di Belgia, Kanada, Denmark, Perancis, dan Pakistan. 

Salah satu produk yang diperhatikan Robson ketika berada di gerai Elhaus adalah sebuah jaket yang mengadaptasi pakaian latihan kendo, dengan banyak kantong.

"Saya sangat tertarik dengan produk-produk di tempat ini, dari semua stand yang ada di sini, tidak ada yang seperti ini," kata Robson usai mencermati beragam produk di gerai itu.

Menurut Robson, Elhaus memiliki kekuatan dalam mengombinasikan beragam material untuk sebuah produk menswear.

"Itu adalah keunikan mereka. Saya sudah tinggalkan email, dan akan menindaklanjuti ini," kata dia sambil berlalu meninggalkan gerai Elhaus. 

Tentu, reaksi Adityo dan "rekan seperjuangannya" di Elhaus, Raven Navaro mudah ditebak.

Mereka tentu merasa, pujian dan kemungkinan tindak lanjut dari ucapan Robson itu adalah harapan yang besar.

"Urban Outfitters itu jaringan ritel yang gede banget di sini," kata Adityo. "Ya, semoga aja," sambung dia.

"Sekarang ini memang udah enggak model 'dealing' di meja, biasanya memang follow up-nya lewat e-mail gitu," sambung dia.

Tujuan utama Bekraf membawa Elhaus dan empat merek fesyen Tanah Air ke ajang Agenda Show memang adalah untuk membuka peluang pasar bagi produk Indonesia.

Sehingga, jika nanti Urban Outfitters merealisasikan rencana menggandeng Elhaus, maka perjuangan dua sahabat SMA, Adityo dan Raven untuk hadir di Long Beach bakal terbayar lunas.

Elhaus, bersama empat merek lainnya, sebelumnya menyisihkan 121 peserta seleksi yang digelar Bekraf untuk berangkat ke Agenda Show.

Menswear

"Pada awalnya memang kita terkenal banget dengan produksi jins," ungkap Adityo saat kembali berbincaang pada hari kedua gelaran Agenda Show, Jumat (29/6/2018). 

"Tapi waktu awalnya masih yang ngasal banget lah, sambil kuliah. Impor bahan salvage tapi gagal, gak bisa masuk karena gak punya ijin, ilang duit, ya gitu-gitu deh," kata Adityo.

Saat sudah berhasil memproduksi jins pun, Adit mengaku penanganannya masih dilakukan dengan cara seadanya. "Jualnya juga masih titip jual ke toko-toko," ujarnya.

"Baru pas kelar kuliah, mulai diseriusin," kata lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB ini.

Setelah mulai terkenal dengan jins, Elhaus perlahan membuka produksi untuk ide awal mereka, membuat menswear.

Hingga saat ini, Elhaus dikenal dengan produk jaket bergaya military, bersentuhan Patchwork, yang menggabungkan sejumlah bahan menjadi produk yang menarik. 

"Jadi lumayan lah, kita sekarang udah pesen bahan dengan desain sendiri, udah ada penjahit yang cukup mampu bikin seperti apa yang kita mau," kata dia.

Adit sempat bercerita, sulit menemukan tukang jahit yang mau menerima pekerjaan dengan desain Patchwork yang mengawinkan banyak bahan dan sarat jahitan, khas Elhaus.

"Kita sih ongkos mahal enggak apa-apa kita bayar, tapi emang gak banyak yang mau," tuturnya.

Sebagai gambaran, seorang penjahit Elhaus mampu menyelesaikan hampir 24 potong pakaian polos dalam sehari. "Kalau ada motifnya, karena harus samain pattern, jadi agak lama, bisa 12 potong sehari."

Tapi, kata Adit, untuk produk jaket yang sekarang jadi ujung tombak Elhaus, seorang penjahit hanya mampu merampungkan satu jaket sehari.  "Jadi beda banget waktunya," kata dia.

Kendati demikian, bukan berarti Elhaus bakal tak mampu bergandengan dengan Urban Outfitters.

"Kami sebelum ini sudah bicara dengan pihak lain yang mampu mengerjakan produk dalam kapasitas lebih besar," tutup Adityo.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/06/30/124501220/ide-patchwork-elhaus-dari-indonesia-tarik-perhatian-urban-outfitters

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke