Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenali Jenis Alergi pada Bayi dan Solusinya

Pemicu alergi bisa dari makanan, udara, atau pun bahan kimia yang kontak dengan kulit bayi. Tanda alergi yang paling mudah terlihat adalah jika muncul di kulit, misalnya ruam atau gatal.

Beberapa tipe alergi yang umum dialami bayi, di antaranya:

1. Eksim

Eksim adalah masalah kulit yang paling umum dialami bayi. Ada berbagai tipe eksim, namun eksim atopik adalah yang paling sering.

Ruam karena eksim terdiri dari benjolan merah kecil yang terkadang tampak seperti gejala kulit kering.

Ada bayi yang memang lebih rentan terkena eksim, biasanya karena faktor genetik dan juga lingkungan. Pemicu eksim yang paling umum adalah kain yang menimbulkan iritasi, sabun dan panas.

Ruam karena eksim terlihat sedikit berbeda pada bayi yang sudah cukup besar. Menurut National Eczema Association, ruam eksim pada bayi di bawah enam bulan cenderung terdapat pada bagian kulit kepala, wajah dan dahi.

Sementara pada bayi berusia antara enam bulan hingga satu tahun, ruam seringkali muncul pada lutut dan siku.

2. Papular urticaria

Papular urticaria sering disebut reaksi alergi karena gigitan serangga yang memicu timbulnya benjolan ruam. Serangga yang dimaksud beragam, mulai dari nyamuk, kutu, kutu kasur, dan lainnya.

Alergi ini biasa dialami anak usia dua hingga enam tahun. Meski begitu, alergi ini bisa juga dialami oleh bayi di bawah usia tersebut. Jenis alergi ini bisa bertahan hingga beberapa hari bahkan minggu.

3. Bintik-bintik merah

Ketika alergi terhadap substansi tertentu, tubuh akan melepaskan senyawa kimia histamin yang bisa memicu munculnya bintik-bintik merah dan gejala alergi lainnya.

Bintik merah bisa menimbulkan rasa gatal yang membekas pada kulit. Ukuran dan bentuknya beragam, namun biasanya berwarna merah muda atau merah.

Bintik merah bisa muncul di bagian tubuh manapun dan biasanya berkelompok.

4. Alergi makanan

Ini merupakan jenis alergi yang paling umum. Gejalanya bisa berupa bintik merah, gatal, batuk, muntah, diare, hingga buang air besar berdarah.

Terkadang, hal ini bahkan terjadi sebelum bayi memakan makanan tersebut atau berasal dari ASI.

Beberapa makanan yang sering menjadi sumber alergi bayi, di antaranya susu dan produk-produknya, kacang-kacangan, kerang, dan lainnya.

Ketika bayi nulai mengkonsumsi makanan pendamping ASI, saat itu pula lah alergi terhadap makanan tertentu mulai muncul.

Konsultasi

Sebagian besar alergi yang dialami bayi akan hilang dengan sendirinya seiring pertambahan usia dan menguatkan kekebalan tubuhnya.

Tidak semua reaksi alergi membutuhkan perawatan khusus. Misalnya, ruam ringan yang hilang dalam beberapa jam dan tidak menimbulkan masalah pada bayi.

Meski begitu, jika reaksi alergi tersebut menimbulkan ketidaknyamanan, perawatan khusus mungkin dibutuhkan. Konsulatasikan pada dokter untuk menentukan penanganan yang paling tepat.

Untuk meminimalkan risiko alergi, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan orangtua:

1. Membersihkan pakaian bayi dengan deterjen hipoalergenik.

2. Menggunakan sampo, lotion dan sabun bebas pewangi.

3. Membersihkn kasur bayi dengan air panas setiap minggunya untuk meminimalisasi kemungkinan adanya kutu kasur.

4. Lakukan vacuum secara berkala pada kasur, karpet, dan benda-benda penyimpan debu lainnya.

5. Perkenalkan makanan baru pada bayi secara bertahap.

6. Jika kulit bayi menunjukkan reaksi alergi setelah minum ASI, maka ada baiknya jika ibu menghindari makanan mengandung susu karena bahan makanan ini paling sering jadi penyebab alergi pada bayi usia kurang dari setahun.

7. Setelah mengidentifikasi faktor kemungkinan alergi, sebaiknya ibu menghindari makanan-makanan tersebut ketika bayi masih dalam masa menyusui. Meski begitu, untuk lebih aman dan meyakinkan konsultasikan lah dengan dokter untuk menyusun pola makan yang tepat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/07/18/191630820/kenali-jenis-alergi-pada-bayi-dan-solusinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke