Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenang Masa Kecil Lewat Wayang Suket...

SOLO, KOMPAS.com - Seni wayang seperti wayang kulit, wayang golek dan wayang beber sudah tak asing lagi di telinga kita.

Namun, masih ada satu jenis kesenian wayang yang mulai terlupakan.

Jika wayang kebanyakan terbuat dari kulit atau kayu, maka wayang suket ini terbuat dari bahan rerumputan.

Tumbuhan yang kerap dianggap sepele ini ternyata mampu menghasilkan variasi seni tradisonal yang layak diacungi jempol.

Sebelum perkembangan teknologi yang pesat, wayang suket menjadi salah satu alternatif mainan anak-anak.

Cukup dengan menggunakan media rumput yang dianyam kuat membentuk figur tertentu, anak-anak bisa memainkannya.

Entah bagaimana seni tradisional ini bisa tumbuh di Indonesia. Namun, nama seniman asal Tegal, Slamet Gundono, tak lepas dari eksistensi wayang suket ini.

Ia berhasil membawa wayang suket hingga menjadi sebuah pertunjukan panggung yang layak diapresiasi.

Sayangnya, sejak kepergiannya eksistensi wayang suket ini mulai terancam.

Nostalgia masa kanak-kanak

Gaga Rizky merupakan segelintir pemuda yang turut prihatin dengan eksistensi wayang suket.

Oleh karena itu, ia memutuskan untuk turun tangan melestarikan seni budaya ini.

Berawal dari komersial, pemuda 27 tahun ini tertarik untuk ikut serta dalam pelestarian wayang suket.

"Awalnya ada satu hotel yang minta saya buat suvenir wayang. Lalu, kok banyak orang suka," ucap dia saat ditemui di sela-sela pementasan yang berlangsung di Balai Sodjatmoko, Kamis (19/7/2018).

Ia melihat antusiasme orang-orang yang tinggi terhadap karya wayang buatannya.

"Banyak yang bilang kalau mereka merasa nostalgia dengan wayang suket, seperti mainan masa kanak-kanak dulu," tambah dia.

Semangat Gaga untuk melestarikan wayang suket semakin memuncak ketika melihat minimnya generasi muda yang tak lagi mengenal wayang suket.

"Waktu itu ada anak kecil nanya 'Mas, itu apa?'. Nah, sejak itu saya prihatin kok, generasi sekarang nggak ngerti wayang suket," ucap pria berambut gondrong tersebut.

Dari situlah, Gaga memutuskan untuk membawa wayang suket beserta cerita rakyat Indonesia lewat kelompok 'Wayang Suket Indonesia'.

'Wayang suket Indonesia' memiliki empat kegiatan utama, yaitu pertunjukan, workshop, pameran, dan aktivitas sosial.

"Kami melakukan kegiatan itu semua free tidak memungut biaya apapun. Kami hanya ingin melestarikan budaya. Takutnya, kalau sudah diakui negara sebelah baru gonjang-ganjing," tambah dia.

Untuk memainkannya, kita tak perlu memiliki kemampuan antawacana atau teknik khusus yang ada pada pertunjukan wayang umumnya.

Memang ada beberapa seniman yang menerapkan kisah wayang kulit pada pertunjukan wayang suket.

Namun, pemuda yang kini menetap di Solo ini mengatakan, wayang suket tidak memiliki pakem khusus sejak awal mula hadir.

"Wayang suket itu 'kan awalnya dari orangtua yang membuatkan mainan untuk anak-anaknya dan menganggkat cerita lokal."

"Tapi, sekarang cerita rakyat lokal juga sudah dilupakan," papar Gaga.

Dengan pertunjukan wayang suket ini, kata Gaga, permisa diajak untuk bernostalgia dengan masa lalu.

Menurut dia, inilah yang menjadi keistimewaan wayang suket daripada jenis wayang lainnya.

Perkembangan teknologi telah membuat banyak orang sibuk dengan dunia sendiri. Dengan adanya wayang suket, Gaga juga berharap bisa menyatukan banyak orang.

"Kita juga ingin anak kecil nggak cuma main gadget. Mereka juga harus tahu kebudayaan Indonesia," tambahnya.

Saat ini, banyak orang yang telah bergabung dengan komunitas 'Wayang Suket Indonesia'

Bahkan, warga asing seperti Hongaria dan Inggris juga bergabung dengan kelompok ini.

"Saat ini saya fokus untuk mengembangkan wayang suket Indonesia."

"Kami sedang dalam pengajuan ke Asia-Europe Foundation. Rencananya mau mengadakan pameran dan pertunjukan di Hongaria," papar pria berkulit sawo matang itu.

Kelompok 'Wayang Suket Indonesia' juga sering berkolaborasi dengan berbagai musisi. Seperti pada pertunjukan yang berlangsung di Balai Soedjatmoko pada Kamis (19/7/2018),

'Wayang Suket Indonesia' berkolaborasi dengan grup musik 'Rumput' asal Amerika Serikat.

"Kami terbuka dengan siapapun yang ingin bergabung atau berkolaborasi dengan 'Wayang Suket Indonesia'. Kelompok ini milik  semuanya, milik semua orang," tambah dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/07/20/170000020/mengenang-masa-kecil-lewat-wayang-suket

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke