Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mbah Kris, Perempuan 75 Tahun yang Hidup demi Seni Tradisional

SOLO, KOMPAS.com - Nyi Drigul atau Kris Sukardi sudah tak asing lagi di kalangan seniman gamelan dan wayang.

Ia adalah satu-satunya seniman "sepuh" yang masih aktif mendedikasikan diri demi kelestarian seni budaya Jawa.

Di usianya yang telah mencapai 75 tahun, wanita yang akrab dengan sapaan mbah Kris ini masih kuat menggerakan tangannya untuk memainkan gender.

Gender adalah salah satu perangkat dalam gamelan Jawa dan Bali ini terbilang cukup berat.

Pasalnya, gender merupakan alat musik pukul yang terbuat dari logam dengan 10-14 bilah logam bernada.

Alat musik ini dimainkan dengan cara diketuk dengan pemukul berbilah kayu. Jadi, dibutuhkan tenaga yang kuat untuk memainkan alat ini dengan sempurna.

Bakat turunan

Mbh kris mengaku tak mempelajari alat musik tradisonal ini secara khsusus. Keahliannya ini ia dapatkan secara turun temurun.

"Sejak lahir saya sudah bermain gamelan. Orangtua saya juga pemain gamelan," ucapnya dalam bahasa Jawa.

Wanita asal Desa Trucuk Kalten, Jawa Tengah ini, adalah mantan pesinden.

Sudah menjadi tradisi dalam keluarganya, di mana anak lelaki akan menjadi seorang dalang dan perempuan akan menjadi seorang pesinden.

Namun, setelah menikah dan mempunyai enam anak, ia beralih menjadi seorang pemain gender.

Tampil di hadapan Presiden

Selama belasan tahun, Mbah Kris menjadi pemain gender untuk keluarga Kasunanan Surakarta.

Ia bahkan sering berkolaborasi dengan dalang kenamaan Ki Manteb Sudarsono dan menunjukkan keahliannya di hadapan pemimpin negara.

"Saya juga pernah main untuk Presiden. Sudah berkali-kali sampai lupa. Yang jelas, zamannya Pak Harto dulu pernah."

Begitu cerita dia saat ditemui usai pementasan di Balai Soedjatmoko, Solo, Sabtu (21/7/2018) lalu.

Dari hasil pementasannya, ia bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga mencapai bangku universitas.

Panjang umur berkat seni

Bagi Mbah Kris, menekuni seni tradisional bukan sekadar mencari nafkah.

Walaupun kondisi kesehatannya tidak semaksimal ketika masih berusia muda, ia masih mampu tampil lincah dan atraktif saat memainkan gender.

Baginya, menekuni seni tradisonal telah menjadi rahasia panjang umurnya.

"Ya, bisa dibilang begitu. Saya bisa hidup sampai usia 75 tahun berkat kesenian. Pikiran jadi segar terus tidak stres," ucap dia.

Wanita yang memiliki nama kecil Sumiyati ini masih aktif mengajarkan kesenian tradisional untuk generasi muda di tempat tinggalnya.

"Sudah banyak tidak terhitung jumlah murid saya. Banyak sudah yang jadi seniman," ujar dia.

Dengan kiprahnya ini, ia berharap generasi muda turut serta dalam melestarikan Budaya Jawa.

"Semua orang itu harus tahu dan kenal seni Jawa. Kesenian Jawa itu harus tetap lestari," tambahnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/07/23/160000120/mbah-kris-perempuan-75-tahun-yang-hidup-demi-seni-tradisional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke