Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mari Rutin Ukur Tekanan Darah Sendiri di Rumah

Mereka yang mengalami hipertensi juga memiliki risiko lebih besar terkena stroke dan penyakit jantung koroner.

Namun, sayangnya masih banyak yang belum memahami pentingnya mengukur tekanan darah, apalagi secara rutin.

"Kesadaran (rutin mengukur tekanan darah) belum tinggi. Biasanya hal ini terpengaruh dengan lingkungan dan tingkat pendidikan."

Demikian dikatakan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari RS Jantung Harapan Kita, Bambang Widyantoro di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Bambang yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia May Measurement Day 2017-2018 bersama timnya tengah mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap tekanan darah.

Tak hanya untuk memastikan semua orang pernah dan tahu angka tekanan darahnya, tapi juga mengimbau pengukuran tekanan darah di rumah.

Ia menambahkan, ada kemungkinan psikologis seseorang terpengaruh ketika melakukan pengukuran tekanan darah di klinik atau dokter.

Kondisi itu membuat angka tekanan darah menjadi tak akurat. "Kalau di rumah pasti lebih tenang," kata dia.

Pengukuran tekanan darah dianjurkan dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi ketika bangun pagi dan malam sebelum tidur.

Tekanan darah diukur ketika bangun tidur karena kita belum beraktivitas apapun, sehingga tekanan darah yang terdeteksi murni berada di garis dasar.

Sementara pengukuran sebelum tidur berguna untuk memperkirakan apakah seseorang memiliki morning surge. Morning surge adalah kondisi ketika tekanan darah meningkat di pagi hari.

"Orang yang punya morning surge berisiko lebih besar terkena serangan jantung atau serangan stroke di pagi hari saat tensinya tinggi tiba-tiba," kata Bambang.

Mengetahui catatan tensi tekanan darah selama 24 jam akan sangat membantu dokter untuk memilihkan jenis pengobatan yang tepat.

"Misal, ketika pasien A ada morning surge. (Tekanan darah) sore dan malam bagus. Artinya saya harus menyiapkan obat yang diminum malam sebelum tidur tapi masih punya efek baik sampai dia pagi bangun tidur," tutur dia.

Sementara, bagi yang sudah terdiagnosa memiliki hipertensi, Bambang menyarankan pengecekan tekanan darah dilakukan sebulan sekali di klinik (office blood pressure).

Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dokter Tunggul D. Situmorang SsPD-KGH menjelaskan, mengukur tekanan darah yang tepat tidak hanya memerhatikan angka melainkan juga memerhatikan fluktuasi angka.

Seseorang yang angka tekanan darahnya memiliki tingkat variabilitas tinggi, menurut dia, harus lebih sering memantau tekanan darah. Misalnya, diukur pada pagi, siang dan malam.

Mengukur tekanan darah sendiri di rumah dinilai akan meningkatkan kewaspadaan pasien.

"Dia akan memperbaiki diagnosis hipertensi dengan akurat dan meningkatkan ketaatan pasien," ujar Tunggul.

Tunggul juga menekankan pentingnya melakukan prosedur pengukuran darah yang tepat. Misalnya, posisi duduk harus bersadar rileks dengan lengan atas sejajar dada serta kaki menjejak lantai.

Mengukur tekanan darah juga tidak boleh menimbulkan rasa sakit sehingga kita harus ada dalam keadaan santai.

"Pasien harus diam. Banyak kasus, pasien sudah banyak tanya sebelum selesai. Itu bisa menaikkan tekanan darah," ucap Tunggul.

Beberapa kondisi bisa memengaruhi hasil tekanan darah. Seperti minum kopi, merokok, keinginan buang air kecil, hingga ruangan yang tidak nyaman.

"Udara dingin bisa menaikkan tekanan darah sekitar 11/8 mmHg, kalau mau buang air besar bisa naik 27/22 mmHg, habis aktivitas fisik, merokok, bicara bahkan bisa menaikkan 17/13 mmHg," kata dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/08/12/181828120/mari-rutin-ukur-tekanan-darah-sendiri-di-rumah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke