Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Berbagai Jenis Tes Buta Warna

Nah, untuk memastikan kelainan dalam penglihatan ini, bisa dilakukan dengan melakukan tes buta warna.

Buta warna merupakan salah satu masalah penglihatan.

Penderita buta warna tidak dapat melihat beberapa warna dengan jelas dan akurat.

Mereka mungkin merasa kesulitan untuk membedakan beberapa warna, contohnya merah-hijau, merah-kuning-hijau, atau biru-kuning. Masalah semacam ini dikenal dengan buta warna parsial.

Bahkan pada sebagian orang, sama sekali tak mampu mengenali warna, atau buta warna total.

Penyebab buta warna

Secara umum, buta warna disebabkan karena warisan genetik. Namun, terkadang buta warna juga bisa disebabkan beragam faktor lain.

Misalnhya, adanya cedera fisik atau paparan zat kimia, adanya kerusakan saraf optik, atau pun kerusakan fungsi bagian otak yang memproses informasi warna.

Bisa juga disebabkan karena katarak, dan proses penuaan pada usia lanjut.

Buta warna juga bisa disebabkan oleh suatu penyakit, seperti diabetes, glaukoma, atau multiple sclerosis.

Beragam jenis tes buta warna

Selain untuk mengatasi masalah pada penglihatan, tes buta warna juga penting digunakan untuk menyaring pelamar di bidang pekerjaan yang mementingkan kemampuan persepsi warna.

Misalnya, pada profesi penegak hukum, militer, teknik, atau elektronik, hingga kedokteran.

Laman Alodokter melansir beberapa tes buta warna yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis kelainan ini.

1. Tes Ishihara

Ini adalah tes yang paling umum digunakan untuk memeriksa buta warna.

Sayangnya, tes ini hanya bisa mendeteksi buta warna merah-hijau.

Tes buta warna Ishihara menggunakan lingkaran yang terdiri dari banyak titik dengan warna dan ukuran berbeda. Beberapa titik akan membentuk angka tertentu.

2. Tes warna Cambridge

Tes buta warna ini sama seperti tes Ishihara. Bedanya, pasien menggunakan layar komputer. Mereka diminta untuk mengidentifikasi huruf "C" yang warnanya berbeda dengan warna di sekitarnya.

3. Tes penyusunan

Pada tes penyusunan ini, pasien diminta untuk menyusun objek berdasarkan gradasi warna yang sedikit.

Contohnya, pasien diminta untuk menyusun balok dari gradasi warna biru tua-biru-biru muda.

4. Anomaloscope

Untuk melakukan tes buta warna ini dibutuhkan alat mirip mikroskop.

Melalui lensa pada alat tersebut, pasien diminta untuk melihat lingkaran yang dibagi menjadi dua warna, setengah kuning terang, setengahnya lagi merah dan hijau.

Pasien diminta menekan tombol pada alat ini sampai seluruh warna dalam lingkaran ini berubah menjadi sama.

Sama seperti tes Ishihara, anomaloscope hanya bisa mendiagnosa buta warna merah-hijau.

5. Tes Farnsworth-Munsell

Tes Farnsworth-Munsell menggunakan banyak lingkaran dengan berbagai gradasi dari warna yang sama, seperti tes penyusunan.

Tes ini dilakukan untuk memeriksa apakah pasien dapat membedakan perubahan warna yang sangat tipis.

Jika kita merasa memiliki masalah dalam melihat atau mengenali warna, maka disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis mata.

Meski terdapat keterbatasan, namun  umumnya penderita buta warna masih bisa melakukan berbagai aktivitas dengan normal.

Sebagian kegiatan yang melibatkan persepsi warna juga dapat dijalani dengan penyesuaian khusus.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/08/16/193623720/mengenal-berbagai-jenis-tes-buta-warna

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke