Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Warna Kuning Sering Dipakai pada Logo Makanan Cepat Saji

Sementara logo restoran burger, Burger King, memaai gambar burger dengan setengah lingkaran berwarna kuning yang menghimpit tulisan merah.

Pada logo Pizza Hut, garis kuning juga terlihat pada bagian bawah tulisan label.

Apapun yang dicitrakan oleh produk makanan cepat saji disengaja untuk menstimulasi rasa lapar para pelanggan dengan memicu ingatan positif tentang rasa makanan mereka yang khas.

Termasuk dari pemilihan sentuhan warna kuning pada logo mereka.

Banyak orang langsung memutuskan mereka akan membeli sesuatu atau tidak hanya dalam 90 detik. Antara 62 persen dan 90 persennya tak sadar bahwa mereka mengambil keputusan berdasarkan warna.

Warna adalah faktor penting yang tak terbantahkan ketika kita membicarakan sisi marketing.

Jadi, masuk akal jika label-label makanan tersebut memanipulasi warna pada logonya untuk memikat sebanyak mungkin pembel.

Kuning menguatkan rasa kenyamanan dan rasa bisa diandalkan.

Makanan cepat saji disajikan secara cepat dan terprediksi, sehingga membuat pembeli merasa nyaman. Kita selalu tahu apa yang akan kita dapatkan ketika datang ke McDonald's, Burger King, Pizza Hut, atau label makanan cepat saji lainnya.

Warna kuning juga seringkali diasosiasikan dengan kepuasan hati dan kehangatan.

Jadi, ketika melihat warna kuning yang sudah kita kenal di label makanan cepat saji bisa membuat suasana hati kita menjadi bahagia dan sejahtera.

Kuning juga dinilai eye-catching alias mudah menarik mata, sama seperti warna merah. Pemilihan di balik warna merah dan kuning McDonald's atau Burger King benar-benar cerdas. Konsumen benar-benar tidak bisa melupakan label-label tersebut.

"Marketing adalah tentang bagaimana menyambungkan orang-orang secara emosional, membuat cerita, mencari tahu harapan mereka, mimpi, dan menghilangkan kekhawatiran," kata penasihat marketing dan founder Business Academy, Nikki Hesford.

Menurutnya, warna memiliki peran besar dalam hal itu karena orang-orang tanpa sadar memprosesnya dalam otak.

Sadar atau tidak, warna memiliki konotasi tersendiri dan kita membuat penilaian berdasarkan itu.

Jika kita memilih warna yang tidak konsisten dalam pesan yang disampaikan, maka kita berisiko membuat konsumen bingung dan citra label pun menjadi lemah.

Contohnya, ketika kita menjalankan bisnis makanan sehat. Kita cenderung memilih warna yang bisa menyampaikan pesan produk kita, seperti nuansa hijau dan warna tanah.

Sekarang, coba ingat lampu taksi, tanda hazard, tanda berhenti, atau dua garis kuning pada jalan. Semuanya berwarna merah atau kuning.

Warna merah membuat konsumen lapar dan impusif (atau siap membeli). Sementara kuning membuat konsumen senang dan nyaman.

Penjual menyebut penggunaan merah dan kuning secara berulang sebagai teori "saus dan mustard".

Bahkan, memikirkan teori itu saja sudah membuat kita lapar, bukan?

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/08/20/080130820/mengapa-warna-kuning-sering-dipakai-pada-logo-makanan-cepat-saji

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke