Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Konsumsi Makanan Bervariasi Cenderung Meningkatkan Asupan Kalori

KOMPAS.com - Kita mungkin sering mendapatkan saran pola makan dengan nutrisi lengkap. Misalnya, dengan menyertakan buah, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein ke dalam porsi makan, serta membatasi asupan gula, garam dan lemak.

Untuk mendapatkan nutrisi selengkap-lengkapnya, beberapa orang kemudian makan berbagai makanan. Banyak yang menyebut, semakin banyak variasi makanan yang kita konsumsi, makin baik pula karena ada berbagai nutrisi di dalamnya.

Namun, sebuah studi terbaru yang ditinjau oleh Asosiasi Jantung Indonesia menemukan, mengkonsumsi makanan yang variatif setiap harinya bisa meningkatkan risiko obesitas.

Studi tersebut dipublikasikan pada jurnal Circulation.

Penulis utama studi, Marcia C. de Oliveira Otto, PhD menjelaskan, ketika kita mengkonsumsi makanan yang beragam, kita cenderung mengasup makanan sehat dan tidak sehat dengan porsi yang lebih besar.

"Ketika dikombinasikan, pola makan tersebut bisa meningkatkan konsumsi makan dan obesitas," kata Otto.

Para peneliti mempelajari studi-studi pola makan yang dipublikasikan antara tahun 2000 dan 2017. Kemudian mereka menyimpulkan bahwa tidak ada bukti pola makan yang variatif akan mendukung berat badan yang sehat serta manfaat makan yang lebih optimal.

Faktanya, memenuhi piring dengan makanan yang bervariasi justru bisa merugikan bila kita tidak mengatur jenis makanannya.

"Jumlah makanan tidak sehat yang banyak bisa menggantikan peran makanan sehat pada piring," ujarnya.

Beberapa studi bahkan menyebutkan, variasi pola makan erat kaitannya dengan mengkonsumsi lebih banyak kalori, pola makan yang buruk dan penambahan berat badan pada orang dewasa.

Pasalnya, variasi makanan bisa membuat orang berpikir boleh makan apapun, termasuk makanan yang tergolong tidak sehat. Nah, makanan yang tidak sehat --misalnya mengandung gula berlebih-- ini bisa menghilangkan manfaat makanan sehat.

Hal itu juga membuat kita mengkonsumsi kalori berlebihan.

Otto menegaskan, bukan berarti pola makan bervariasi buruk. Namun, kita perlu memperhatikan pilihan makanan yang kita pilih.

Pilihlah opsi makanan sehat yang sesuai dan usahakan rutin mengkonsumsinya. Hal itu lebih baik dalam membantu orang mempertahankan berat badan sehat, ketimbang memilih variasi makanan yang banyak namun menyertakan makanan tidak sehat. Seperti donat, keripik kentang, kentang goreng, dan cheese burger.

Lalu, jenis makanan apa yang terbaik?

Masalah obesitas menjadi perhatian besar di Amerika Serikat. Maka, para peneliti studi menyarankan konsumsi makanan dari tanaman seperti buah, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh bersama susu rendah lemak, minyak sayur, kacang, unggas, dan ikan.

Konsumsi daging merah, makanan dan minuman manis, serta gorengan menurut mereka harus sangat dibatasi.

Penulis buku serial "Zone Diet", Barry Sears, PhD mengatakan, satu-satunya cara memerangi obesitas adalah dengan makan lebih sedikit kalori tapi menggantikannya dengan makanan yang memiliki nutrisi esensial sehingga kita tidak mudah lapar atau lesu.

"Jika kita lapar dan lesu, kita cenderung mengkonsumsi cemilan lebih banyak yang artinya juga mengkonsumsi lebih banyak kalori," kata dia.

Sears mendefinisikan pola makan sehat dengan mengkonsumsi protein rendah lemak sebanyak kepalan tangan.

Ia juga merekomendasikan delapan porsi harian sayuran, tidak lebih dari dua porsi buah dan satu porsi atau kurang dari roti atau tepung-tepungan.

"Tidak terlalu banyak variasi, tapi kamu akan kehilangan lemak berlebih, mengurangi risiko perkembangan penyakit jantung dan hidup lebih lama," kata Sears.

"Tentu pada saat yang sama, kita tidak pula mengkonsumsi makanan yang diproses."


https://lifestyle.kompas.com/read/2018/08/23/072134820/konsumsi-makanan-bervariasi-cenderung-meningkatkan-asupan-kalori

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke