Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Jaket Custom RAN Saat Tampil di Penutupan Asian Games

JAKARTA, KOMPAS.com - Masih ingat dengan penampilan RAN saat penutupan Asian Games 2018?

Selain performa membawakan lagu yang perlu diacungi jempol, pilihan busana untuk tiga personel—Rayi, Asta dan Nino—tak kalah keren.

Grup musik yang dibentuk tahun 2006 itu memilih jaket denim custom penuh warna-warni.

Tak ayal busana tersebut langsung mencuri ratusan juta pasang mata penonton, baik di stadion atau layar kaca.

Nah, Kompas.com berkesempatan mewawancarai seniman di balik ide kreatif jaket custom tersebut, Muchlis Fahri atau akrab disapa Muklay.

Dalam percakapan lewat sambungan telepon, Rabu (5/9/2018), Muklay menceritakan RAN, lewat Nino, menghubungi langsung untuk mengajak berkolaborasi membuat project.

Nino, yang memang kenal dengan Muklay sejak dulu, memang seringkali mengajak kolaborasi, namun belum terealisasi.

"Akhirnya saat di Bandung gue dihubungi Nino ajak bikin project untuk manggung di Asian Games dan gue setuju," cerita Muklay.

"Apalagi mereka itu bukan band, tapi grup, bertiga di depan dan menurut gue oke juga nih."

Menurut seniman yang menggelar pameran tunggal di Artotel Jakarta ini, desain tersebut refleksi dari album ke-3 RAN, HOP3.

Muklay pun mengimplementasikan lewat kata-kata yang diambil dari lirik RAN yang ditranslasi ke dalam Bahasa Inggris, seperti "That's It", "New Day", "Can't Stop".

"Itu bagian dari harapan juga, agar RAN bisa cemerlang dan go internasional," ujar Muklay yang juga penggemar RAN.

Selain desain, jaket custom ini kian menarik karena memakai tinta fosfor yang bisa membuat "glow in the dark".

Kendati bisa harus menggunakan sinar UV untuk melihat, namun fungsi tinta sedikit tersingkap saat penampilan RAN kemarin.

Sebab, menurut lulusan Seni Rupa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini, ia sudah lama tak mengerjakan jaket custom.

Meskipun tak sering, sejak dulu ada beberapa orang meminta Muklay menuangkan idenya di atas jaket.

Kendati demikian, Muklay menegaskan tak mau fokus dengan jaket custom. 

"Biar ada variasi. Terus, kalau orang mau pesan, gue selektif, karena uang buat gue nomor dua," ujar Muklay.

"Kalau tiap hari gambar, kerja keras bagai kuda, ya capek juga, malah sama kayak kerja kantoran. Bisa enggak ada libur juga. Ini karena gambar pure dari gue," ungkap Muklay.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/09/06/125257620/cerita-jaket-custom-ran-saat-tampil-di-penutupan-asian-games

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke