Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Diet Anti-Inflamasi Diklaim Mampu Perpanjang Usia

KOMPAS.com - Riset terbaru mengklaim diet anti-peradangan bisa menjadi kunci untuk hidup lebih lama.

Kesimpulan ini didapat dari penelitian yang dilakukan di Warsaw University of Lifes Sciences, Polandia.

Diet anti-inflamasi adalah diet untuk memerangi peradangan kronis.

Peradangan dapat didefinisikan sebagai pembengkakan, kemerahan, panas, dan nyeri yang diproduksi di daerah tubuh dengan 'sel kekebalan', sebagai reaksi pelindung cedera atau infeksi.

Demi hasil optimal, periset meneliti gaya hidup sekitar 70.000 pria dan wanita selama periode 16 tahun.

Seperti diberitakan laman Independent, hasil riset ini telah diterbitkan di Journal of Internal Medicine.

Periset membandingkan tingkat kematian mereka yang mengikuti diet anti-inflamasi dan mereka yang tak mempraktikan diet itu.

Dari sana didapat kesimpulan, mereka yang mengikuti diet anti-inflamasi, serta secara teratur mengonsumsi makanan tertentu memiliki risiko kematian 18 persen lebih rendah karena sebab apa pun.

Makanan yang dimaksud dalam riset ini adalah buah, sayur, teh, kopi, kacang, cokelat, anggur merah, dan bir yang dikonsumsi dalam jumlah sedang.

Selain itu, mereka juga memiliki risiko 20 persen lebih rendah mengalami kematian akibat penyakit kardiovaskular, dan risiko kematian 13 persen lebih rendah karena kanker.

Perokok yang mengikuti diet anti-inflamasi juga tercatat memiliki risiko kematian dini yang lebih rendah dibandingkan dengan perokok yang tidak melakukan diet ini.

"Mengikuti diet anti-inflamasi dapat bermanfaat bagi orang-orang yang menderita berbagai kondisi kesehatan," papar Fran McElwaine, Direktur Asosiasi Instruktur Kesehatan Inggris.

Menurut dia, peradangan atau inflamasi merupakan penyebab utama penyakit yang berkaitan erat dengan gaya hidup.

Kondisi ini mencakup radang sendi, demensia, beberapa jenis kanker, dan penyakit kardiovaskular.

Hasil penelitian inilah yang membuat diet ini dipercaya memiliki manfaat yang baik.

"Ada banyak makanan yang mengurangi peradangan, misalnya coklat hitam, yang merupakan sumber yang kaya magnesium, seng, dan mineral penting lainnya," ucapnya.

Ia menambahkan, anggur merah juga salah satu makanan yang mampu mengurangi peradangan karena mengandung resveratrol fitonutrien yang merupakan zat antioksidan.

Berdasarkan laporan Hitwise, perusahaan pemasaran yang berbasis di Amerika Serikat, minat masyarakat pada makanan yang memiliki sifat anti-inflamasi semakin meningkat sepanjang tahun.

Berdasarkan laporan tersebut pencarian internet untuk makanan anti-inflamasi telah meningkat sebesar 274 persen sejak awal 2018.

Sementara itu, penelusuran untuk "mikrobiom usus" meningkat sebesar 311 persen dan penelusuran untuk "kesehatan usus" meningkat sebesar 293 persen.

Namun, ahli gizi Harley Street, Rhiannon Lambert menyarankan kita berhati-hati saat mempraktikan pola diet ini, karena tidak ada diet yang cocok untuk semua orang.

“Penting untuk diingat riset tidak akan pernah dapat secara akurat mewakili semua orang, gaya hidup, dan diet unik mereka,” kata Lambert.

Ia mengatakan, ada banyak faktor yang harus diperhitungkan, seperti pola tidur, tingkat aktivitas, genetika, dan pekerjaan.

“Diet tentu saja merupakan komponen besar untuk kesehatan dan umur panjang yang baik tetapi hanya fokus pada makanan baik atau buruk juga tidak akan membantu," tambah Lambert.

Sebagai tambahan informasi, riset yang dipresentaskan di European Society of Cardiology tahun ini mengklaim mengonsumsi hingga tiga batang cokelat setiap bulan dapat secara drastis mengurangi risiko gagal jantung.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/09/18/130000320/diet-anti-inflamasi-diklaim-mampu-perpanjang-usia-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke