Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pesimisme Kunci Sukses dalam Wirausaha, Percaya?

KOMPAS.com - Disiplin, semangat, dan dedikasi adalah hal mutlak yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan.

Namun, riset terbaru mengungkapkan rahasia untuk menjadi pribadi yang sukses -khususnya bagi mereka yang berkecimpung dalam bidang wirausaha atau entrepreneur.

Riset yang diterbitkan dalam Jurnal European Economic Review, menemukan, sikap optimisme menyebabkan orang-orang rentan mengalami kegagalan karena tujuan yang tak realistis.

Nah, mereka yang memiliki sikap pesimisme justru mengalami hal yang sebaliknya.

Temuan ini dapat membantu menjelaskan mengapa hanya 50 persen dari pebisnis di Inggris yang bertahan selama lima tahun pertama.

Dalam riset ini, peneliti memeriksa data dari British Household Panel Study yang melakukan penelitian selama 18 tahun.

Peserta dalam riset tersebut berjumlah 618 dengan profesi wiraswasta. Mereka diminta meramalkan pendapatan untuk tahun berikutnya, dan membandingkannya dengan penghasilan sebenarnya.

Prediksi peserta dibuat sebelum mereka menjadi wiraswasta, atau saat masih menjadi karyawan, dan belum memasuki dunia kewirausahaan.

Dengan mengukur kesenjangan rata-rata antara perkiraan dan realisasi, peneliti mengukur tingkat optimisme peserta.

Mereka menemukan responden yang pesimistis alias yang perkiraannya tidak sesuai dengan realisasi, memperoleh 30 persen lebih banyak daripada mereka yang optimistis.

Dalam struktur masyarakat, kata salah satu peneliti Dr Chris Dawson, manusia memiliki optimisme dan pemikiran kewirausahaan.

Tapi, ketika keduanya digabungkan, apa yang diharapkan justru tak terjadi.

"Pesimisme secara umum mungkin dilihat sebagai hal negatif, tetapi itu bisa melindungi manusia untuk mengambil proyek dengan risiko yang buruk," tambah dia.

Namun, itu tidak berarti semua pengusaha tak bisa memiliki cita-cita yang tinggi.

David de Meza, peneliti dari London School of Economic menjelaskan, definisi pesimisme dan optimisme berbeda dari pengertian yang digunakan dalam riset psikologi. Sebagian besar lebih mengunggulkan sikap optimistis.

Di sini, definisi ini mungkin tidak selalu berkaitan dengan sifat seseorang, karena adanya perbedaan atas berapa banyak uang yang mereka pikir akan dihasilkan, dibandingkan dengan berapa banyak yang sebenarnya mereka hasilkan.

"Namun, memiliki sikap positif secara umum dapat mengarahkan kita untuk mengambil risiko profesional yang biasanya ditolak oleh si pesimistis," tambah de Meza.

Ia juga mengatakan, sikap pesimistis ini terkadang dapat memberi keuntungan dalam beberapa kasus. Hasil riset ini sangat berlawanan dengan apa yang selama ini kita yakini.

Memiliki pola pikir optimistis selama ini dipercaya sangat membantu mengatasi rintangan dan situasi sulit yang rasanya tak mungkin dilalui.

Faktanya, para ahli justru menemukan manfaat menguntungkan dari sikap yang dipandang negatif ini.

Bahkan, para ahli psikologi pernah menemukan salah satu jenis sikap pesimistis baru, yang disebut pesimisme defensif.

Sikap ini menggunakan pemikiran negatif untuk mencapai tujuan. Sikap pesimistis defensif ini membuat kita fokus pada hasil akhir, atau apa yang kita harapkan di masa depan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/10/05/100602720/pesimisme-kunci-sukses-dalam-wirausaha-percaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke