Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Orang Berbohong, Psikolog Berikan Penjelasannya...

KOMPAS.com - Petinggi Partai Nazi yang juga tangan kanan Adolf Hitler, Paul Joseph Goebbels, pernah membuat pernyataan kontroversial: "Kebohongan yang diucapkan terus-menerus, niscaya akan dipercaya sebagai sebuah kebenaran".

Bagi Goebbels yang merupakan Menteri Propaganda Nazi, tentu kebohongan dibuat untuk tujuan politik. Kebohongan sengaja diciptakan untuk memanipulasi publik, agar kepentingan politik Nazi dapat dicapai dengan mudah.

Akan tetapi, apa yang sebenarnya melatarbelakangi seseorang untuk melakukan sebuah kebohongan?

Psikolog dari Universitas Sebelas Maret, Laelatus Syifa, memberikan gambaran tentang berbagai motif yang membuat orang berkata tidak sebenarnya.

"Manusia berbohong dalam konteks hubungan sosialnya bisa memiliki tujuan untuk kebaikan atau keburukan, misalnya penipuan," kata Laelatus saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/10/2018),

"Berbohong juga kadang digunakan sebagai sarana untuk menyelamatkan muka, agar kita tidak berada di posisi yang merugikan diri kita sendiri," ucapnya.

Tindakan sadar

Namun, terlepas dari motif yang dimiliki, berbohong merupakan tindakan manipulasi data yang dilakukan secara sadar agar lawan bicara percaya dengan apa yang kita katakan.

Menurut Laelatus, tidak ada kebohongan yang dilakukan dengan tidak sadar. Adapun, yang ada hanyalah kebohongan yang sudah menjadi kebiasaan.

"Berbohong sebenarnya adalah proses yang kompleks, karena pernyataan satu akan membutuhkan pernyataan yang lain," ujarnya.

Maka dari itu, tak heran jika satu kebohongan akan diikuti oleh kebohongan yang lain.

Sebab, kebohongan adalah fakta baru yang coba dikonstruksikan oleh pelaku, yang butuh dikuatkan oleh fakta lain.

Tanda seseorang berbohong

Seseorang yang menyatakan sesuatu dengan tidak jujur biasanya akan membutuhkan waktu lebih saat memberikan jawaban.

"Membuat kebohongan itu merupakan hal yang kompleks dan rumit. Jadi mereka tampak mikir dulu dengan menunda menjawab, butuh waktu jeda," kata Laelatus.

Hal itu diiringi dengan raut muka atau intonasi kalimat yang menunjukkan ketidakyakinan, atau perasaan ragu.

Karena itu, menurut Laelatus, ada satu celah yang harus dicari untuk mengetahui kebohongan seseorang. Celah itu adalah terkait pernyataan mereka konsisten atau tidak.

"Hal yang paling bisa kita lakukan untuk melihat seseorang berbohong atau tidak adalah dari kekonsistenan cerita mereka," ucapnya.

.

.

.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/10/05/180523420/kenapa-orang-berbohong-psikolog-berikan-penjelasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke