Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melihat Makna Kearifan Lokal dalam Sepatu Exodos57...

Seri tersebut merupakan kelanjutan dari seri sebelumnya, Kearifan Lokal 1, yang diluncurkan awal September 2018.

“Seri Kearifan Lokal 1, dalam sehari habis terjual 100 pieces, dan itu masih banyak yang minta.”

Begitu ujar pemilik Exodos57, Gally Magido Rangga kepada Kompas.com di Bandung, belum lama ini.

Kemudian pada Oktober 2018, Gally meluncurkan Kearifan Lokal 2 sebanyak 50 pieces dengan harga Rp 2,9 juta.

Mengingat ada sebagian dari hasil penjualan sepatu tersebut yang akan didonasikan untuk korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, maka ada sejumlah sepatu yang dilelang.

Salah satu pembelinya adalah Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Ia membeli sepatu seri terbaru tersebut dengan harga Rp 6 juta, dalam lelang di Bandung.

Gally menceritakan, awal mula sepatu itu tercipta, karena kegundahannya atas perseteruan "cebong vs kampret" di media sosial.

Ia mengaku ingin mengomentari perseteruan itu, namun tidak bisa.

Akhirnya, Gally mengomentari perseteruan itu lewat sebuah karya, yakni sepatu seri Kearifan Lokal.

Kearifan lokal, sambung Gally, merupakan identitas atau kepribadian suatu budaya bangsa yang turun-temurun.

“Karya ini bentuk kecintaan saya terhadap produk lokal, dan kebanggaan saya menjadi anak Bangsa Indonesia,” tutur dia.

Gally mengatakan, sepatu yang dibuat dalam jumlah terbatas ini menceritakan tentang Indonesia sebagai bangsa dengan beranekaragam suku dan budaya yang pluralisme.

Hal itu bisa dilihat dari material yang digunakan. Ada kulit, tenun, suede, kanvas, batik, dan karet.

Semua bahan tersebut 100 persen lokal, dan dikerjakan menggunakan tangan para perajin dalam negeri pula.

Salah satu keunikan dari sepatu ini adalah bahan-bahan limbah atau sisa produksi yang digunakan sebagai bagian material.

Hal ini membuat satu sepatu berbeda dengan sepatu lainnya, meski disebut dalam versi yang sama.

Kesan eksklusif memang kental terlihat dalam produk sepatu yang satu ini. Kesan itu sudah terasa dari packaging peti kayu berhiaskan ukiran peta Indonesia.

Begitu dibuka, ada selembar kertas yang tertempel. Kertas tersebut bertuliskan nilai filosofis dari sepatu kearifan lokal.

Sepatunya pun terlihat elegan. Cutting yang tidak biasa pada leather sangat terlihat. Begitu pun dengan perpaduan antara kanvas, kulit, dan kain tenun Bali.

Sepatu tersebut sangat detil, terlihat dari ukiran peta Indonesia di bagian belakang sepatu.

Ditambah tulisan “Local-Movement-Pride” pada salah satu sisi sepatu, membuat kesan Indonesia sangat terasa pada alas kaki ini. 

“Local-movement-pride ini pergerakan produk lokal. Itu yang saya cita-citakan, bagaimana brand lokal minimal diapresiasi dan diakui,” ungkap Gally.

Ia pun mengajak semua pihak untuk mencintai produk lokal. “Lagu kita masih sama, Indonesia Raya,” tutup dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/11/07/163951120/melihat-makna-kearifan-lokal-dalam-sepatu-exodos57

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke