Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita di Balik Batik Garuda Kujang Kencana Karya Ridwan Kamil...

Garuda Kujang Kencana, nama yang diberi Ridwan Kamil untuk sketsa batik hasil corat coret tangannya, yang diunggah pertama kali di akun Instagram @ridwankamil  pada 4 November 2017 silam.

“Batik Garuda Kujang Kencana hasil sketsa sendiri sudah selesai. Karena banyaknya acara formal yang pake batik, iseng-iseng saya coba bikin kain batik sendiri yang polanya sama, hanya nanti beda-beda warnanya saja."

"Tema nya batik pribadi dengan diagonal mandala wibawa religius sundawi nasionalis,” tulis Emil -begitu dia biasa disapa.

Gambar burung tersebut bersanding dengan empat buah kujang, sebagai ciri khas Sunda yang terikat dalam sebuah lingkaran.

Di tengah lingkaran terdapat huruf R dan K sebagai identitas si perancang.

Seperti sebuah pigura, kedua gambar tersebut berada dalam dua frame bersebelahan.

Bila ditelisik lebih detil lagi, Emil menambahkan titik titik yang jumlahnya beraneka ragam dalam motif batik Garuda Kujang Kencana.  Ada yang lima titik, enam titik dan dua titik.

Jangan salah, titik titik ini ternyata punya arti religius.

“Enam titik rukun iman. Lima titik rukun Islam. Dua titik artinya tidak jomblo lagi. RK artinya Rada Kasep atau Riweuh Kabeh,” kata Emil dengan gaya guyonan, masih dalam akun Instagram-nya.

Nah, ketika ditemui langsung oleh Kompas.com, pria lulusan University of California, Berkeley, Amerika Serikat ini mengaku sengaja menantang diri keluar dari pakem kebiasaannya dalam menggambar.

“Pendidikan saya kan visual, mendesain grafis, mendesain bangunan menjadi keseharian, sehingga saya menantang diri untuk mendesain batik, ternyata bisa setelah belajar."

"Bentuknya saya namai Garuda Kujang Kencana. Ada burung garuda megang kujang dan namanya menjadi yang mudah diingat sebagai batik bermartabat."

"Filosofinya garuda simbol Pancasila, kujang simbol Sunda, ada titik lima Rukun Islam, enam Rukun Iman, digabung dalam satu grafis yang membuat terlihat lebih berwibawa,” ujar dia.

Emil berharap desainnya menginspirasi masyarakat Jawa Barat sehingga ke depan muncul sentra-sentra batik baru di Jawa Barat.

“Harapannya kalau seorang Ridwan Kamil bisa, masyarakat juga bisa ikut mendesain batik. Membatik jangan sampai terkesan sulit,” tandas dia.

Tidak hanya sekali saja diperkenalkan ke masyarakat, dihitung-hitung sudah empat kali Emil membuat unggahan batik Garuda Kujang Kencana dalam akun Instagram-nya.

Tidak hanya warna biru, dalam sebuah postingan di Hari Batik Nasional 2 Oktober 2018 lalu, Emil menggunakan batik Garuda Kujang Kencana berwarna merah.

Unggahan itu pun dibanjiri komentar netizen.

Bahkan, batik tersebut diminati oleh Wali Kota Pariaman, Genius Umar. “Kirim ke Pariaman batiknya Pak Gubernur,” tulis Genius Umar.

Komentar tersebut disambut oleh Emil. Dia mengaku siap mengirimkan batik tersebut ke Pariaman, Sumatera Barat.

Dibuat Batik Komar

Motif batik Garuda Kujang Kencana karya Emil disambut oleh Rumah Batik Komar sebagai salah satu produsen batik ternama asal Kota Bandung.

Sang pemilik, Komarudin Kudiya mengatakan, desain batik Garuda Kujang Kencana diserahkan langsung oleh sang empunya ide kepadanya.

“Waktu itu launching batik pesantren di Cigadung,” ungkap dia.

Jika dalam beberapa unggahan di Instagram Emil mengatakan batik tersebut bisa dibeli di Rumah Batik Komar, pada kenyataannya batik tersebut tidak pernah dijual, meski banyak yang memesan.

“Saya tidak pernah jual demi menjaga eksklusifitasnya."

"Saya ingin agar motif desain ini eksklusif hanya untuk dipakai Pak Ridwan Kamil. Yang mau beli banyak, tapi saya tidak mau buatkan."

"Padahal Pak RK sudah menyatakan silakan dijual biar banyak yang pakai,” tutur Komar.

Komar belajar dari pengalaman. Menurut dia, banyak motif batik yang awalnya hanya digunakan oleh kalangan darah biru seperti motif batik parang barong dan parang rusak.

Namun, karena banyak yang menjual bebas, maka kini batik-batik itu malah terkesan murahan.

“Desain bisa memberikan wibawa kepada yang pakai, tapi kadang kalau dipakai orang lain jadi enggak sesuai. Jadi motif ini enggak bisa dipakai sembarangan,” ungkap dia.

Komar menjelaskan, Motif batik Garuda Kujang kencana rancangan Ridwan Kamil masuk dalam kategori motif batik Sido yang khas dengan ornamen geometrik.

“Sebenarnya desain ini, gaya seperti ini, diilhami gaya Mataraman yang disebut kelompok sido seperti sido mukti dan sido luhur."

"Kalau di Jawa Barat ada di Garut dan Tasik sidomukti payung. Sido khas dengan geometrik dan kotak-kotak."

Menurut Komar, yang membedakan motif sido dan desain milik Emil adalah penanda ornamen hias titik enam yang menunjukkan Rukun Iman dan titik yang menunjukkan lima Rukun Islam.

Meski tidak dijual, Komar bersedia memberikan kain batik motif Garuda Kujang Kencana ini kepada orang lain selain Ridwan Kamil dan keluarga dengan syarat tertentu.

“Kecuali sudah mendapatkan izin dari Pak Emil atau Ibu Atalia. Jadi harus dapat izin dulu,” tandas dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/11/07/170129720/cerita-di-balik-batik-garuda-kujang-kencana-karya-ridwan-kamil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke