Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Banyak Pelari Menangis Setelah Finish Marathon?

Perasaan yang sama mungkin mirip dengan menonton film yang mengaduk perasaan sampai kita menangis.

"Menangis adalah emosi yang sehat sebagai respon dari rasa sedih, kewalahan, atau bahkan bahagia," kata psikolog olahraga Angie Fifer, PhD.

Fifer mengatakan, sebagai pelari yang telah tiga kali menyelesaikan lomba lari Ironman, ia pun kerap menangis di garis finish.

"Saya sangat gembira karena akhirnya bisa berhenti bergerak setelah beberapa jam, tapi tangisan itu juga efek dari melihat pelari lain," katanya.

Mempersiapkan diri menghadapi marathon, menurut Fifer, adalah proses panjang yang berpengaruh pada banyak aspek dalam hidup, mulai dari mengorbankan waktu bersama keluarga, bangun tidur dan kembali tidur lebih awal, melewati kegiatan sosial, bahkan mengubah pola makan.

"Perlombaan lari itu sendiri adalah puncak dari seluruh jam latihan dan pengorbanan, sehingga akhirnya butuh pelepasan emosi," kata Fifer.

"Itu adalah sebuah testimoni bahwa dedikasi dan kerja keras bisa membantu kita mencapai sesuatu yang besar," kata wanita yang sudah 7 kali mengikuti marathon ini.

Pelatih kebugaran pada umumnya justru menyarankan pelari untuk mengesampingkan emosinya saat berlomba.

"Gunakan seluruh energi dan emosi itu sebagai bahan bakar untuk menyelesaikan lomba," kata pelatih kebugaran dan pelari ultra-marathon, Jes Woods.

Walau kita tidak ikut berlari, menyaksikan peserta mencapai garis finish pun bisa membangkitkan emosi.

"Melihat lomba lari juga mengingkatkan kita bahwa mungkin kita belum berkomitmen atau mengejar target yang ingin dicapai. Lari adalah olahraga yang indah, terkadang melihat tubuh bergerak bisa menjadi pengalaman yang emosional," ujar Fifer.


https://lifestyle.kompas.com/read/2018/11/08/110000220/mengapa-banyak-pelari-menangis-setelah-finish-marathon-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke