Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Bentuk Kecemasan yang Sering Terjadi Pada Pria

KOMPAS.com - Rutinitas kerja yang padat membuat fisik dan psikis kita terkuras. Kondisi ini seringkali menjadi penyebab stres yang memicu kekhawatiran berlebih dalam diri.

Stres seringkali menyebabkan pola pikir kita melemah, yang pada akhirnya memicu kecemasan.

Organisasi kesehatan mental dari Australia, Beyond Blue, menyatakan satu dari lima pria akan mengalami kecemasan pada satu tahap tertentu dalam hidupnya.

Lalu, apa saja yang bisa menimbulkan kecemasan dalam hidup?

Setiap orang pernah mengalami stres dalam hidup mereka, entah itu karena bekerja, hubungan keluarga atau pertemanan, dan uang.

Itu sebenarnya hal yang normal terjadi dan biasanya akan berhenti setelah situasi itu berlalu.

Namun jika peristiwa yang sama terjadi berulang-ulang atau hingga menimbulkan trauma, maka bisa muncul kecemasan.  Kecemasan adalah suatu kondisi yang memperparah stres akibat efek negatif dari peristiwa tertentu.

Ada banyak tanda-tanda kecemasan, tergantung pada keadaan individu. Tapi, tanda tersebut biasanya dapat diidentifikasi lewat hal mendasar.

Hal mendasar itu bisa berupa rasa takut akan berbuat kesalahan, takut tidak bisa melakukan sesuatu dengan baik, takut akan penilaian seseorang pada dirinya, atau ragu pada kemampuan diri sendiri.

Kecemasan pada dasarnya menyebabkan rasa khawatir berlebihan dan seakan melihat 'malapetaka' dalam segala situasi.

Mereka yang menderita kecemasan melihat ancaman dan bahaya, yang sebenarnya tidak ada. Mereka juga cenderung bereaksi berlebihan terhadap situasi kecil.

Dalam dunia nyata, rasa cemas ini bisa muncul dalam bentuk sepele seperti memeriksa sesuatu yang sudah jelas. Misalnya, memeriksa pintu dan jendela yang jelas-jelas sudah tertutup hingga berkali-kali.

Kondisi ini juga bisa terjadi dalam bentuk seperti perasaan mudah marah atau lalai, kurang konsentrasi, dan kurang mampu membuat keputusan yang rasional.

Pria yang mengalami kondisi ini seringkali takut meminta bantuan, karena mereka enggan dianggap lemah.

Padahal, mencari bantuan bukanlah tanda kelemahan. Justru, ini adalah langkah pertama untuk menemukan solusi.

Kita hanya perlu mengidentifikasi dan kemudian cari bantuan yang tepat untuk mengatasinya.

1. Generalized Anxiety Disorder (GAD)

Penderita GAD merasa cemas hampir setiap hari atau khawatir tentang banyak hal yang berbeda.

Kondisi ini biasanya berlangsung untuk jangka waktu enam bulan atau lebih.

2. Kecemasan Sosial

Kecemasan ditandai dengan gejala sangat takut dikritik, dipermalukan, atau dihina.

Rasa takut itu bahkan terjadi dalam situasi sehari-hari, seperti berbicara di depan umum, makan di depan umum, bersikap tegas di tempat kerja, atau sekedar ngobrol ringan.

3. Fobia

Seseorang yang sangat takut pada objek atau situasi tertentu dan mungkin berusaha keras untuk menghindarinya.

Ada banyak jenis fobia. Contoh yang umum adalah fobia suntikan atau perjalanan dengan pesawat.

4. Gangguan Panik

Gangguan ini ditandai dengan serangan panik yang sangat kuat, perasaan cemas yang tak terkendali yang dikombinasikan dengan berbagai gejala fisik.

Serangan panik dapat menyebabkan sesak nafas, nyeri dada, pusing, dan keringat berlebih.

Peristiwa ini bisa begitu kuat sehingga penderita berpikir mereka mengalami serangan jantung atau akan segera mati.

Serangan panik berulang atau ketakutan yang berlangsung lebih dari sebulan menandakan adanya gangguan panik.

5. Obsesif Kompulsif Gangguan (OCD)

Gangguan ini ditandai dengan adanya pikiran atau ketakutan yang tidak diinginkan atau mengganggu yang menyebabkan kecemasan.

Meskipun orang tersebut mungkin mengakui pemikiran-pemikiran ini sebagai hal yang tidak rasional, mereka sering mencoba untuk mengurangi kecemasan mereka dengan melakukan perilaku tertentu.

Yang paling umum adalah rasa takut akan kuman yang mengarah pada kebiasaan cuci tangan secara konstan dan enggan untuk menyentuh benda.

6. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Ini bisa terjadi setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis seperti perang, bencana atau kecelakaan keluarga yang tragis.

Gejala yang harus diwaspadai di sini termasuk mimpi buruk yang mengganggu atau kilas balik peristiwa itu.

Biasanya penderita PTSD juga akan mencoba untuk menghindari apapun yang terkait dengan periatiwa tersebut.

Terjadinya kecemasan jenis ini didiagnosis jika gejala bertahan lebih dari sebulan.

Mengingat bahwa stres adalah tahap awal kecemasan, penting bagi setiap pria untuk mengatasinya sebelum semakin parah.

Berikut hal sederhana dan tak memakan waktu lama untuk menyingkirkan stres.

1.Meditasi

Meluangkan waktu setiap pagi untuk menghabiskan 10 hingga 15 menit dengan meditasi membantu kita untuk mengurangi stres.

Kita bisa berlatih meditasi lewat apliksi di ponsel yang telah terbukti sangat berhasil dalam mengurangi dan mengelola gejala kecemasan.

Meditasi bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk mengatasi kecemasan dalam hidup.

2. Olahraga

Cara berikutnya yang terbukti ampuh untuk mengurangi stres adalah olahraga.

Olahraga melepaskan endorfin (hormon bahagia) ke dalam tubuh yang pada gilirannya membantu menghilangkan stres.

Kita akan merasa lebih baik usai olahraga dan dapat meningkatkan peluang kita untuk membentuk otot tubuh yang menambah rasa percaya diri.

Sebelum melakukan olahraga, pastikan kita melakukan pemanasan untuk menghindari cedera.

3. Atur jadwal harian

Munculnya stres biasanya berasal dari banyaknya pekerjaan dengan tenggat waktu yang saling berdekatan.

Untuk itu, kita perlu menyiapkan rencana manajemen waktu untuk memastikan semua tugas terselesaikan tanpa menganggu jadwal istirahat kita.

Cobalah untuk mencatat apa yang harus kita kerjakan dan memprioritaskan apa yang perlu dilakukan terlebih dahulu.

Kitajuga perlu mengidentifikasi tugas yang dapat dilakukan di kemudian hari atau bisa dilakukan oleh orang lain.

Menjadwalkan waktu istirahat di sela-sela pekerjaan juga memungkinkan kita untuk menyelesaikannya tepat waktu. Bagaimanapun juga, fisik dan otak kita perlu istirahat.

4. Ingat untuk bernapas

Stres dan kecemasan bisa mempengaruhi cara kita bernapas. Tingkat oksigen dapat mempengaruhi bagaimana tubuh dan pikiran bekerja.

Ketika segala sesuatunya menjadi berat, tarik napas dalam-dalam untuk memperlambat dan merilekskan detak jantung.

Lakukan hal yang sama untuk otot dan pikiran yang tegang. Mengatur alarm atau pengingat untuk bernafas juga bisa menjadi alternatif cara.

Istirahat singkat ini dapat membuat perbedaan besar pada kondisi mental kita selama satu hari.

5. Istirahat

Istirahat juga hal penting untuk kita lakukan disela-sela pekerjaan yang menumpuk. Stres dapat secara langsung memengaruhi kesehatan emosional, fisik, dan mental seorang pria.

Jadi, sangat penting beristirahat dengan mengalokasikan sepuluh menit saja untuk berjalan-jalan di luar kantor, mendengarkan lagu atau bercanda dengan sesama rekan kerja.

Untuk itu, kita juga harus mengatur waktu istirahat disela-sela rutintas kita yang padat.

6. Jangan ragu meminta bantuan

Jangan takut mencari bantuan dan berbagi beban dengan orang lain. Bicaralah dengan dokter atau orang yang ahli.

Bagamanapun juga, mencegah lebih baik daripada mengobati. Cukup memberi tahu dokter sudah membuat kita tidak merasa sendiri.

Ini adalah langkah pertama yang baik dalam mengatasi masalah ini.

Dokter telah terlatih untuk mengatasi masalah ini dan akan memastikan kita untuk mendapatkan solusi atau spesialis ahli dibidangnya.

Hal terpenting untuk diingat adalah kita tidak sendirian dan tak boleh sungkan meminta bantuan.

Jadi, jangan takut terlihat lemah demi kesehatan mental kita. Masalah kesehatan mental bisa menerpa siapapun, termasuk pria dengan otot kekar sekalipun.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/11/11/105441820/6-bentuk-kecemasan-yang-sering-terjadi-pada-pria

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke