BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Avian
Salin Artikel

"Passion", antara Profesi dan Tujuan

KOMPAS.com – Alana (26) telah menekuni dunia fotografi sejak 5 tahun lalu. Bagi dia, profesi sebagai fotografer yang digelutinya kini merupakan passion-nya.

Awalnya, dia hanya mencoba untuk memotret hal-hal menarik di sekitarnya. Kemudian, dia mengunggah hasil fotonya tersebut ke media sosial. Tidak disangka, cukup banyak orang yang menyukai foto unggahannya tersebut.

Sejak saat itu, Alana mulai menekuni dunia fotografi dan perlahan menjadikannya sebagai profesi. Karena kesukaannya pada fotografi, beberapa kali Alana bahkan bersedia memotret tanpa bayaran.

Dari hal itu, Alana kemudian berkesimpulan bahwa fotografi adalah passion yang dicarinya selama ini. Menurutnya, passion merupakan suatu hal yang akan tetap dia jalankan dengan senang hati, walaupun tidak dibayar sekalipun.

Namun, apakah anggapan tersebut sudah tepat?

Bagi Managing Director Kanekin Group Joshua Sudihman, hal tersebut kurang tepat disebut sebagai passion. Lebih tepat jika disebut sebagai hobi. Menurutnya, passion itu layaknya tujuan hidup. Lebih dari sekadar hal yang disukai.

“Passion itu seperti tujuan. Sesuatu yang kita lakukan dan bisa memberikan manfaat untuk orang lain. Ibaratnya seperti tujuan kita di dunia ini mau seperti apa,” jelas Joshua saat memberikan workshop Creative Idea di Bentara Budaya Jakarta, Sabtu (27/10/2018).

Menurutnya, selama ini masih banyak orang yang bekerja atau memulai usaha tanpa mengetahui apa yang menjadi passion dan tujuannya. Hasilnya, orang tersebut akan berhenti ketika sudah berhasil mencapai satu level tertentu yang dianggap sudah baik.

“Sebab, dia menganggap sudah mendapatkan apa yang diinginkan. Dia tidak akan mencari hal lain. Tidak akan mencari tantangan lain. Hal ini yang sering kali membuat seseorang merasakan kekosongan di hatinya setelah posisi yang diinginkan tercapai. Karena dari awal dia tidak memiliki suatu tujuan yang bermanfaat untuk orang lain,” ucap Joshua.

Passion belum tentu profesi

Joshua mengatakan bahwa passion yang dimiliki seseorang belum tentu menjadi profesinya. Walaupun memiliki passion yang berbeda dengan profesi yang dijalankan, bukan berarti passion tersebut tidak bisa digunakan dalam profesi yang dilakukan.

“Passion tidak harus memiliki hubungan langsung dengan profesi. Tapi passion bisa mendukung dalam menjalani profesi,” ucap dia.

Sebaliknya, menurut dia, profesi dapat membantu seseorang untuk menemukan passion-nya. Dia juga mengatakan, untuk dapat menemukan passion tidak perlu berganti-ganti pekerjaan.

“Kuncinya bukan mencari lewat berbagai pekerjaan, tapi jalankan apa yang sedang dilakukan saat ini. Dari sana bisa dilihat hal apa yang bisa memberikan kepuasan batin bagi diri,” ujar Joshua.

Menemukan passion

Menurut Joshua, menemukan passion dalam hidup itu penting. Untuk bisa menemukannya pun tidak perlu terburu-buru. Sebab, proses setiap orang dalam menemukan passion-nya pasti berbeda-beda. Bahkan banyak yang baru menemukan passion-nya di usia dewasa.

“Ada yang bisa dengan cepat menemukan passion mereka, ada yang membutuhkan proses lebih panjang dan lebih lama dari orang lain. Ketika sudah mengetahui konsep berpikir yang benar, pasti akan menemukan passion itu,” ucap Joshua.

Dia juga berpendapat bahwa menemukan passion bagi anak muda juga cukup penting. Lebih cepat menemukan passion, maka lebih baik. Jika passion dapat ditemukan lebih cepat, lebih banyak pula orang yang terkena dampak positifnya.

Manfaat lainnya adalah seseorang memiliki waktu yang lebih banyak untuk memperlajari dan mendalami bidang yang menjadi passion-nya tersebut. Niscaya, seseorang yang telah mengetahui passion-nya sejak dini bisa menjadi ahli di bidangnya.

Pemahaman serta manfaat tentang passion itu yang ingin Joshua bagikan kepada anak-anak muda, seperti mahasiswa pemenang Beasiswa Juara yang menjadi peserta workshop Creative Idea.

Beasiswa Juara merupakan salah satu bukti keseriusan harian Kompas dan Avian Brands untuk turut berkontribusi memajukan pendidikan Indonesia. Sebanyak 40 orang mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia menjadi pemenang beasiswa angkatan pertama.

Mereka menerima biaya pendidikan selama dua semester serta berbagai program pengembangan potensi diri. Misalnya, workshop bersama Joshua Sudihman tersebut.

Diharapkan dengan memperoleh workshop tentang passion ini mahasiswa semakin terpacu untuk menemukan passion mereka sendiri. Sehingga mereka bisa mempersiapkan masa depannya sejak dini.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/11/22/164143920/passion-antara-profesi-dan-tujuan

Bagikan artikel ini melalui
Oke