Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melirik Sepatu "Vintage" nan "Kece" Asal Bandung, Buruan Para Milenial

Seperti yang terlihat di toko Brygan Foot Wear, di Jalan Mataram, Bandung. Sekitar dua jam Kompas.com berada di sana, dan yang terlihat adalah, pengunjung gerai itu didominasi anak muda.

Mereka mencari sepatu untuk kebutuhan acara formal, namun yang juga bisa digunakan untuk penampilan sehari-hari.

Artinya, sepatu tersebut harus pas dipadupadankan dengan pakaian resmi ataupun kasual.

Fenomena ketertarikan kaum milenial terhadap sepatu jenis itu tak dibantah oleh pemilik toko, Hamzah Naufal Fadhilah (29). 

Hamzah mengakui, segmen pasar sepatu vintage buatannya memang meluas. Tidak hanya didominasi orang dewasa, mahasiswa usia 18 tahun pun memburunya.

“Seperti sepatu oxford split toe ini,” ujar Hamzah menunjukkan salah satu sepatu buatannya, belum lama ini.

Sepatu tersebut memiliki model jahitan closed stitching dan tertutup. Umumnya sepatu oxford, sepatu ini pun meggunakan tali.

Untuk menambah keistimewaan tampilan sepatu itu, Hamzah mengolah kulit sapi menjadi lebih glossy dengan gradasi warna kulit yang lebih kentara.

Sepatu lainnya yang banyak dicari adalah boots jenis chelsea. Sepatu ini memiliki model slip on yang lebih simpel dan praktis dibanding boots lainnya.

Bahannya tetap menggunakan kulit sapi pilihan dengan pengemasan sol hingga cutting yang berkiblat ke Inggris.

Meksipun, Hamzah mengaku dia lebih banyak terinspirasi dari sepatu Italia yang dikenal dengan detail-nya.

Sampai sekarang, Hamzah sudah mendesain 12 sepatu untuk merk Brygan Shoes.

Semua desain sepatu tersebut, kata dia, menggunakan dua jenis bahan yakni kulit asli dan semi kulit berkualitas baik.

Tak hanya itu, ia mengaku sangat memperhatikan pengemasan sol, cutting, maupun jahitan. Itulah mengapa sepatu buatannya menghasilkan look yang bagus.

Harga ini terbilang rendah dibandingkan produk berkualitas sama di pasaran. Seperti boots chelsea buatannya hanya dijual Rp 340.000, sedangkan di pasaran bsia mencapai Rp 800.000, bahkan lebih.

Rahasianya, kata Hamzah, ada pada biaya produksi, karena Brygan diproduksi di pabrik sepatu sendiri, dan dibuat secara handmade.

Proses handmade memiliki sejumlah keuntungan, mulai dari pengerjaan desain lebih detil hingga bisa mengerjakan berbagai bahan sepatu termasuk kulit sapi yang tebalnya mencapai 2,2mm.

“Kulit sapi setebal itu masih bisa dikerjakan dengan tangan. Kalau dengan mesin, membutuhkan mesin yang berbeda lagi,”  ucap dia.

Rahasia lainnya, ia tidak mengambil margin keuntungan yang besar.

“Dari satu pasang sepatu keuntungan saya paling besar Rp 180.000. Ini kecil, karena biasanya orang berpikir keuntungannya berapa kali lipat,” tutur dia.

Ia mengambil strategi bisnis tersebut untuk menyasar lebih banyak orang demi memperkenalkan merknya.

Tak lupa, Hamzah juga memberikan garansi kepada pembelinya selama satu bulan.

Strategi ini terbilang berhasil, karena setiap bulan, angka produksinya menembus 1.200 pasang sepatu yang dijual secara online, offline, dan berbagai event.

Pasar mancanegara

Tak hanya itu, cara ini pun berhasil membuatnya memiliki portofolio bagus untuk membuat sesuatu yang lebih besar dengan pasar luar negeri.

“Saya punya satu merk lagi, namanya Junkardcompany. Sepatu ini masuk store Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara Eropa dengan harga Rp 2 juta ke atas."

"Saya rutin kirim barang ke sana,” ucap Hamzah.

Karena dinilai piawai, lulusan Planologi Institut Teknologi Nasional (Itenas) ini pun diminta menjadi guru, hingga ia tertarik membuka bisnis sendiri bermodal Rp 1,5 juta.

Ia lalu mengerjakan berbagai merek selama empat tahun, hingga ia memiliki pabrik sendiri.

Namun ia berpikir, jika terus mengerjakan milik orang lain, keuntungan terbesar ada di orang lain.

“Capek juga dimarahin orang lain, saya buat Brygan tahun 2015, dan berkembang sampai sekarang,” kata dia.

Saat ini, Hamzah tidak hanya menjual sepatu untuk laki-laki dan perempuan. Ia pun menjual tas, jaket, pakaian, hingga aksesoris yang didominasi gaya vintage.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/12/10/080959420/melirik-sepatu-vintage-nan-kece-asal-bandung-buruan-para-milenial

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke