Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Memahami "Gaya Hidup" Vespa, antara Adiksi dan Investasi...

Di sana ada belasan Vespa modern berbagai tipe, yang terparkir rapi di sisi tembok hotel.

Selain Vespa, ada pula merek motor Italia lainnya, yakni Piaggio MP3 dan Medley, serta dua bigbike Moto Guzzi yang terparkir di seberang lobi.

Motor-motor itu adalah kendaraan yang dipakai oleh rombongan touring PT Piaggio Indonesia, dalam acara peringatan 50 tahun Vespa Primavera-Iconic Ride.

Touring  itu menempuh jalur perjalanan dari Bali menuju Bromo, Jawa Timur, pada 16-19 Desember 2018.

Sehari sebelumnya, rombongan ini menempuh perjalanan dari Denpasar ke Danau Batur, Gilimanuk, dan menyeberang ke Banyuwangi untuk bermalam.

Di antara sekian banyak orang yang ikut dalam perjalanan itu, ada beberapa peserta yang memiliki pengalaman turing berulang kali, salah satunya Roni.

Namun yang agak berbeda adalah, Roni ternyata memiliki sejumlah motor Vespa, yang dikumpulkannya sejak sekitar tujuh tahun lalu.

Adiksi

"Buat gue Vespa itu apa ya, kegemaran yang akhirnya jadi adiksi," begitu tutur Roni dalam percakapan dengan Kompas.com saat rombongan sudah tiba di Bromo.

Roni mengaku sejak lama jatuh hati pada Vespa. "Dulu sejak tahun 2000-an gue udah suka banget sama Vespa, tapi waktu itu belum punya duit, jadi beli motor matic tipe lain," kata dia.

Baru pada tahun 2011, kabar baik terdengar. Piaggio Indonesia meluncurkan Vespa rakitan Vietnam tipe LX 150ie ke pasar Indonesia.

"Waktu itu peluncurannya di PRJ (Pekan Raya Jakarta), harganya Rp 25 juta, gue langsung pesen. Nomor SPK-nya aja 12," ungkap Roni.

Gaya, menjadi alasan terbesar Roni memilih Vespa sebagai tunggangannya. Di masa itu, dia mengaku merasa keren saat sedang berkendara dengan sepeda motor itu.

Setelah sekian tahun berlalu, rasa itu tetap ada, dan kegemaran itu tak menghilang, bahkan kian menjadi. Itulah yang lalu disebut Roni sebagai adiksi.

Dalam rentang waktu kurang dari tujuh tahun saja, videografer dan pengusaha salon mobil  ini sudah memiliki empat Vespa di rumahnya. 

Selain LX 150ie 2011, di garasi Roni ada Vespa Sprint 3V 2014, dan dua Vespa ET4 tahun 2003 yang dibeli di tahun 2014 dan 2017.

"Jadi pengen lagi, pengen lagi, apa lagi ya?" ungkap Roni.

Investasi

Harga Vespa modern yang tak tergolong murah tentu mengharuskan para penggemarnya menyiapkan pundi-pundi keuangan dengan baik.

Namun sesungguhnya, "memelihara" Vespa tak melulu soal menghabiskan uang.

Kerap kali, keputusan membeli Vespa adalah pilihan yang amat menguntungkan, dan nyaris tak terjadi pada merek motor lainnya.

Alvin Harsono, dari PT Satya Mandiri Motor -dealer Vespa untuk wilayah Jawa Timur mengungkapkan kesaksian itu.

"Saya sendiri punya koleksi Vespa 946 limited edition yang RED dan Emperio Armani, punya saya pribadi ya," kata dia dalam perbincangan di Surabaya.

Alvin mengatakan, Vespa 946 RED diluncurkan pada tahun 2018 ini. Harganya untuk Surabaya Rp 219 juta.

"Semuanya langsung sold out sebelum barang datang," kata dia.

"Punya saya udah ada yang nawar Rp 280 juta, tapi gak saya jual. Kalo ada yang mau Rp 350 juta mungkin saya bisa mikir untuk jual," ungkap dia.

Begitu pula dengan Vespa 946 edisi kolaborasi dengan Emperio Armani. "Saya punya satu di rumah, itu peluncurannya tahun 2016," kata Alvin.

"Waktu itu udah ada yang nawar Rp 380 juta buat yang Armani, tapi saya enggak jual juga. Kalo ada yang mau Rp 500 juta, mungkin saya akan jual," ujar dia.

Harga Rp 500 juta dirasa Alvin cukup pantas untuk barang edisi spesial itu, saat ini. "Bukan enggak mungkin akan sampe Rp 1 miliar, tapi waktunya masih agak lama," sebut dia.

"Vespa kalo limited dan harganya di atas Rp 100 juta, rata-rata pasti terjual habis sebelum barang datang, dan harganya ke depan biasanya naik banget," ungkap Alvin lagi.

Primavera

Robby Gozal, PR & Communications Manager PT Piaggio Indonesia, juga mempunyai pengalaman menarik soal harga Vespa.

"Vespa Primavera edisi pertama di Indonesia tuh motornya Puskesmas, warnanya putih," ungkap Robby.

"Kita bikin riding vespa primavera 50th anniversary edition sama yang edisi pertama riding bareng dari Monas keliling Jakarta," kata Robby.

"Primavera edisi pertama-nya udah direstorasi ulang seperti aslinya. Waktu ditanya -bercanda, dijual apa enggak? Dia bilang boleh, harganya sesuai CC-nya ya."

"CC-nya kan 125 tuh, jadi dia minta Rp 125 juta," kata Robby sambil tertawa.

Salah satu contohnya adalah Vespa klasik New-PX yang keluar sekitar tahun 2002 dengan harga di kisaran Rp 13,5 juta pada masa itu.

Vespa dengan lampu bulat yang menjadi keunikan PX tetap dipertahankan pada versi New-PX.

Hanya saja, pada varian baru itu sudah dilengkapi dengan aki, electric starter, dan rem cakram di ban depan.

Kini harga New-PX "second" sudah jauh melampaui harga aslinya. "Pasarannya bisa Rp 50-70 juta kalo sekarang," ungkap salah satu pecinta Vespa yang ikut dalam acara turing.

Roni pun menceritakan hal yang senada dengan dua varian ET4 miliknya. "Yang ET4 lagi naik daun," kata dia.

"Dulu beli 'bahan' Rp 25 juta, sekarang Rp 40-50 juta pasaran. Karena rare mungkin, di Indonesia cuma ada 100-200 unit."

Menurut Roni, yang membuat varian ini diburu oleh para kolektor juga karena karburator yang masih buatan Italia, 150cc.

"Naik 50-70 persen harga jualnya sekarang," kata Roni yang berencana mulai menyewakan motor-motornya di tahun depan.

Nah, kalau pun harga jual tak melambung melampaui harga baru, Alvin meyakini, Vespa adalah sebuah motor yang "tak pernah tua".

"Orang banyak merasa lifetime-nya (Vespa) lebih panjang, long lasting, kita lihat model 2007, 2008, 2009, enggak kelihatan kuno. Kalo motor lain, tua sedikit, eh udah jelek ya," kata Alvin.

Bukti lainnya, tentu saja bisa dilihat langsung dari "umur" Primavera yang sudah menginjak 50 tahun. Tak banyak varian motor yang bertahan hingga waktu selama itu bukan?

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/12/21/150628520/memahami-gaya-hidup-vespa-antara-adiksi-dan-investasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke