Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Starbucks Coffe Sanctuary, Mengapa Memilih Bali?

BALI, KOMPAS.com - Bukan rahasia bila beberapa orang di dunia lebih mengenal Bali daripada Indonesia. Karenanya tidak heran jika Starbucks Reserve Dewata, satu-satunya gerai Starbucks dengan konsep coffee sanctuary didirikan di pulau tersebut.

Namun kepopuleran Bali ternyata bukan satu-satunya alasan. Pilihan itu juga dimaksudkan untuk lebih memperkenalkan kopi dan budaya Indonesia, serta sebagai penghargan pada para petaninya.

Menurut Anthony Cottan, direktur, Starbucks Indonesia, PT Sari Coffee Indonesia, sampai saat ini Starbucks sudah mebuka lebih dari 380 gerai di Indonesia.

Banyaknya gerai itu antara lain dimaksudkan untuk mempermudah orang mendapatkan kopi.

"Orang Indonesia sudah disibukkan dengan berbagai hal, seperti kemacetan, kesibukan, dan lainnya. Karenanya kami ingin membantu mempermudah kehidupan sehari-hari dengan menyediakan gerai Starbucks di berbagai tempat, seperti stasiun kereta, MRT, dan tempat-tempat lain," ujar Anthony saat pembukaan Starbucks Reserve Dewata Sabtu lalu (12/1/2019).

"Tapi kami tidak hanya mengembangkan gerai yang seperti itu. Kami juga merasa punya tanggung jawab terhadap Indonesia. Negara ini memiliki berbagai jenis kopi yang istimewa, seperti kopi Sumatra, Jawa, Sulawesi, Papua, Flores, dan Bali."

"Kami ingin bercerita soal kekayan kopi itu. Kebetulan Bali merupakan tujuan wisata orang-orang di seluruh dunia. Dengan membangun Starbucks Dewata ini, kami ingin memperlihatkan keindahan dan kekayaan Indonesia pada dunia. Bukan hanya kopinya, tapi juga budayanya," papar Anthony.

Dengan alasan tersebut, gerai yang berada di Sunset Road ini didesain dengan cita rasa Indonesia. Arsitektur, interior, hingga meja dan kuris di dalamnya merupakan rancangan seniman lokal yang menggambarkan budaya dari daerah-daerah penghasil kopi di Indonesia.

Satu-satunya di dunia

Tidak seperti gerai Starbucks lain, di Starbucks Dewata kita bisa melihat bagaimana orang membudidayakan kopi, mulai dari penanaman pohon kopi, panen, pengolahan, pemanggangan, hingga disajikan.

Kita bisa melihat kebun kopi kecil, biji-biji kopi, pembibitan tanaman kopi, hingga mempelajari pemrosesan kopi melalui alat-alat peraga interaktif yang menarik.

Suasananya pun sedikit berbeda dengan kebanyakan gerai Starbucks di mana banyak orang mampir untuk bekerja. Di Dewata suasana yang muncul lebih menyerupai museum kopi beserta budaya yang menyertainya.

Sebagai gerai yang unik sekaligus terbesar di Asia Tenggara, Starbucks Dewata masuk dalam jenis Reserve. Gerai dalam kategori ini memiliki meja khusus yang menyajikan kopi-kopi istimewa dengan cara penyajian lebih dekat dan terbuka pada pelanggan.

Gerai Reserve umumnya dirancang agar pelanggan dan barista bisa ngobrol dan berdiskusi soal kopi yang akan dipesan.

Saat ini adal sekitar 200 Starbucks Reserve di seluruh dunia. Dan Starbucks Dewata adalah yang ke-10 di Indonesia.

"Reserve bar sedikit berbeda dibanding gerai biasa," ujar Kevin saat berbincang-bincang dengan Kompas.com. "Nah, di sini lebih istimewa lagi karena orang bisa melihat seperti apa kebun kopi itu, bagaimana kopi ditanam, dipanen, diproses, hingga menjadi minuman."

"Ini adalah pengalaman baru bagi konsumen karena mereka bisa melihat itu semua," ujarnya.

"Saat Starbucks didirikan tahun 1971, kami sudah menggunakan kopi arabika terbaik dari Indonesia, dari Sumatra dan Jawa. Dan hari ini Starbucks menjadi pembeli kopi terbesar dari Indonesia untuk disajikan ke seluruh gerai Starbucks di dunia."

Dengan sejarah istimewa itu, coffee sanctuary dibuka di Bali.

"Mengapa Bali? Karena ini adalah salah satu gerbang Indonesia. Banyak orang mengunjungi Bali, sehingga ini tempat yang tepat untuk memperkenalkan kopi Indonesia pada dunia," kata Kevin.

Berawal dari ngobrol

Terpilihnya Bali menjadi gerai coffee sanctuary Starbucks tak lepas dari cerita beberapa tahun lalu. Menurut Anthony, gagasan ini muncul saat ia ditemani Andrea Siahaan, Head of Corporate PR & Communications Starbucks Indonesia, ngobrol dengan seorang pemilik tanah di Bali.

Waktu itu, si pemilik tanah menawarkan untuk mendirikan gerai terbesar di Bali. Anthony maupun Andrea menanggapi usulan itu sebagai sekedar gurauan saja.

"Namun Starbucks adalah perusahaan yang progresif. Segala sesuatunya mungkin dan bisa dicoba. Itu sebabnya. setahun kemudian kami mempertimbangkan usulan tersebut," ujar Anthony.

Andrea, yang dikonfirmasi kemudian membenarkan cerita itu. "Tadinya saya kira usulan itu sudah dilupakan. Tapi ternyata setahun kemudian ditanyakan lagi," katanya sambil tertawa.

Keduanya akhirnya mengajukan konsep pembukaan gerai baru ke Starbucks pusat. Setelah hampir setahun bolak-balik berdiskusi dengan kantor pusat, akhirnya muncul konsep unik ini.

Starbucks kemudian mengirimkan orang dari Hongkong untuk merancang detailnya. Ia berkeliling Indonesia, banyak berdiskusi, bertemu seniman, bertemu orang-orang yang terkait kopi dan budaya, serta melakukan segala sesuatu dengan cermat.

"Itulah cara kerja Starbucks. Semuanya lewat perencanaan, penelitian, dan perhitungan matang, bukan sekedar copy paste. Maka jadilah gerai unik yang kental dengan budaya Indonesia ini," lanjut Anthony.

"Saat memikirkan project ini, Andrea mengusulkan nama Dewata. Dewata adalah nama yang selalu dihubungkan dengan Bali. Memang banyak orang menggunakannya, tapi juga tidak terlalu pasaran," ujarnya.

Menurut Kevin dan juga Anthony, tidak ada yang mencoba konsep ini sebelumnya, yaitu kafe dengan kebun kopi kecil. Bagaimana Starbucks membawa orang-orang dalam perjalanan kopi ini juga belum pernah dilakukan sebelumnya.

"Konsep ini juga menunjukkan bahwa Starbucks bukanlah tempat yang monoton, di mana orang mampir untuk ngopi dan bekerja. Ada banyak hal yang bisa ditemukan, selalu ada yang baru, ada yang unik," papar Anthony.

Selain memberi pengalaman soal pertanian dan pengolahan kopi, bar Reserve juga dibuat terbuka, karena orang suka hiburan, suka melihat pertunjukkan.

"Saat ini, bila orang pergi ke restoran, mereka ingin melihat bagaimana makanan dimasak. Orang tidak sekedar mau makanan yang enak, namun juga ingin tahu bagaimana ia dibuat. Nah, kami juga ingin membuat kisah tentang kopi menjadi hidup. Dan kisah itu ada di Starbucks Reserve Dewata," kata Anthony.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/01/17/182603520/starbucks-coffe-sanctuary-mengapa-memilih-bali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke