Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pakai Bahan Kulit "Kucel" demi Sepatu Bot yang Gagah

Produsen sepatu bot pun terus bertambah, tak cuma di luar negeri, tapi pun di Indonesia.

Nah, salah satu merek yang bermain di segmen sepatu bot ini adalah Hidalgo. Sebuah usaha yang dibangun di Kota Bandung, Jawa Barat.

Desain sepatu Hidalgo condong kepada American Boots. Bahkan dulu sang pemilik Hidalgo, Hikmat Hidayat, kerap menunggu majalah fesyen untuk melihat foto-foto bot teranyar dari AS.

“Kalau sekarang kan tinggal buka Google. Saya melihat desain bot Amerika hanya untuk melihat-lihat."

"Desainnya sendiri memiliki banyak perbedaan,” ujar Hikmat kepada Kompas.com.

Hikmat menjelaskan, selain desain, yang membedakan sepatu Hidalgo dengan bot sejenis adalah penggunaan kulit yang kesannya klasik dan kucel.

Bahan itu diperoleh dari kulit sepatu dan domba berkualitas yang sudah tersimpan lama.

Bahan tersebut biasanya sudah tertekuk, terlipat, sehingga warnanya bladus, kesan vintage-nya keluar, dan menimbulkan kesan klasik.

“Tapi sekarang, banyak kulit sapi dan domba yang masih baru berwarna klasik. Jadi saya suka menggunakannya juga,” ucap dia.

Jenis kulit pilihan ini, membuat sepatu Hidalgo kemungkinan tidak sama dalam setiap produksinya.

Pembeda lainnya ada pada desain bagian depan yang bulat dan gemuk. Bahkan bisa dikatakan, dari 12 artikel Hidalgo kini, rata-rata berbentuk bulat di bagian depan.

“Hanya di artikel terakhir saja saya bikin agak lancip dan ceper,” ungkap dia.

Hikmat menjelaskan, sepatu berdesain gemuk ataupun lancip buatannya tidak berpengaruh pada kenyamanan kaki. Sebab, ia mengaku amat memerhatikan pola maupun sol.

Untuk sol, Hidalgo menggunakan material yang empuk sehingga tidak pegal saat melangkah.

Ditambah dengan penggunaan kulit sapi dan domba di bagian luar dan dalam sepatu, Hikmat mengklaim sepatu buatannya empuk dan nyaman.

Kenyamanan menjadi hal penting dalam sepatu bot. Karena sepatu bot cenderung digunakan untuk racing, bekerja, dan aktivitas laki-laki lainnya.

“Polanya juga akan membuat nyaman penggunanya,” imbuh dia.

Karakter lainnya dari sepatu bot adalah kuat. Untuk itu ia menggunakan teknik dua kali jahit di bagian luar dan dalam.

Teknik ini pun selain membuat sepatu terlihat lebih kokoh, juga stylish.

Seri best seller Hidalgo adalah Sir Austin. Sepatu tersebut dibuat pada masa awal Hikmat berbisnis sepatu.

Desain sepatu Sir Austin terbilang sederhana dengan balutan tali lilin atau tali kulit.

“Penggunaan tali kulit ini luar biasa, aksesoris yang kecil namun memberikan perbedaan yang luar biasa,” ucap dia.

Untuk nama sepatu, Hikmat mengatakan, enam produk awalnya mengambil nama dari luar negeri. Sedangkan enam produk lainnya menggunakan nama Indonesia dan Sunda.

“Di antaranya ada nama Antaredja, Jancuk, Gote, dan Ramzan,” tutur dia.

Ke depan, Hikmat mengaku akan lebih banyak melakukan promosi. Sebab selama ini, ia tidak melakukan promosi apa pun, selain unggahan di media sosial.

“Sebulan sepatu yang terjual 20-30 pasang. Pasarnya di Indonesia dan luar negeri seperti Malaysia, Hong Kong, Taiwan, hingga Amerika,” ucap dia.

Di Indonesia, pasar terbesar ada di Jakarta. Hal itu dikarenakan harga sepatunya yang berkisar Rp 1,4-1,8 juta.

“Orang Jakarta lebih well informed dan memiliki kemampun untuk membeli. Karena jika dijelaskan kenapa harganya segitu, orang tidak masalah untuk membeli,” cetus dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/01/18/082357720/pakai-bahan-kulit-kucel-demi-sepatu-bot-yang-gagah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke