Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspadai 4 Masalah Mental yang Rentan Terjadi pada Pekerja Kantor

KOMPAS.com — Sehat itu tidak hanya sebatas fisik saja, tapi juga secara mental. Nah, sayangnya banyak hal yang tak disadari bisa membuat kesehatan mental kita terganggu. Misalnya saja tuntutan pekerjaan yang tak sudah-sudah, hal ini mungkin jadi pemicu dari berbagai masalah mental.

Lalu apa saja masalah mental pada pekerja kantor yang sering terjadi? Kenapa pekerja kantor rentan dengan masalah mental?

Terkadang, pekerjaan yang datang bertubi-tubi mengharuskan kita lembur. Hal ini saja sudah bisa membuat tertekan karena waktu habis untuk pekerjaan. Belum lagi jika tugas tersebut membutuhkan keahlian dan kemampuan khusus yang membuat kita harus berpikir keras.

Kondisi seperti itu sangat mudah membuat seseorang merasa frustasi akibat kerjaan. Ditambah lagi dengan lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan keinginan, gaji yang tak seberapa, bisa semakin memicu masalah mental pada pekerja kantoran.

Meski begitu, memang ada beberapa orang yang lebih rentan terkena masalah mental karena memiliki faktor genetik tertentu. Ya, orang yang memiliki anggota keluarga dengan masalah mental, punya risiko lebih besar terkena masalah serupa.

Masalah mental pada pekerja kantor yang kerap terjadi

Ada banyak penyakit mental yang terjadi dan dapat menyerang siapa saja, baik itu anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Namun, beberapa masalah mental yang lebih mungkin terjadi pada pekerja kantor, di antaranya:

1. Depresi

Depresi adalah gangguan suasana hati yang menyebabkan seseorang merasa sedih, kehilangan minat, dan semangat. Penyebabnya adalah perubahan hormon, contohnya saat hamil atau menopause, genetik, dan perubahan proses kimia otak yang memengaruhi kestabilan suasana hati.

Jika dikaitkan dengan lingkungan pekerjaan, kemungkinan besar stres berkepanjangan adalah penyebabnya. Orang yang mengalami depresi, biasanya akan menunjukkan gejala, seperti:

2. Gangguan bipolar

Gangguan bipolar adalah gangguan suasana hati ekstrem, dari depresi menjadi mania. Penyebabnya adalah faktor genetik atau perubahan proses kimia otak yang memengaruhi kestabilan suasana hati.

Namun, lingkungan kerja yang mengharuskan seseorang terus berpikir kreatif juga dapat meningkatkan risiko gangguan bipolar.

Episode depresi pada gangguan bipolar sama dengan gejala depresi pada umumnya, seperti merasa sedih, hampa, dan tidak ada minat untuk melakukan aktivitas.

Sementara episode mania akan ditunjukkan dengan perilaku impulsif yang berlebihan, sangat aktif hingga tidak merasa butuh istirahat, dan buruk dalam mengambil keputusan sehingga dapat melakukan tindakan yang berbahaya.

3. Gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan adalah perasaan cemas berlebihan yang tidak terkontrol. Penyebab umum gangguan kecemasan adalah stres, genetik, dan memiliki sifat yang mudah cemas, serta memiliki trauma.

Nah, masalah mental pada pekerja kantor ini biasanya menimpa mereka yang bekerja di bawah tekanan dan stres, ditambah memikirkan masalah keuangan.

Namun, bisa juga terjadi akibat adanya kondisi medis seperti penyakit jantung, diabetes, hipertiroid, masalah pernapasan, dan penyakit lainnya. Gejala gangguan kecemasan yang umumnya terjadi, meliputi:

4. PTSD

PTSD atau gangguan stres pascatrauma adalah masalah mental yang dipicu peristiwa traumatis. Sebenarnya, lingkungan apa pun dapat menimbulkan trauma, termasuk pada lingkungan kantor. Misalnya, mengalami kecelakaan saat dinas luar kota.

Orang dengan PTSD biasanya merasakan kilas balik peristiwa traumatis ketika melihat sesuatu yang mengingatkan dirinya pada hal tersebut. Ia jadi cemas, tidak bisa mengendalikan diri, dan sulit untuk menyesuaikan diri dengan baik karena menghindari sesuatu yang bisa mengingatkan dirinya pada trauma.

Kesehatan mental yang bermasalah bisa mengganggu semua aktivitas, termasuk pada pekerjaan. Hampir semua pekerja dengan masalah mental mengalami kesulitan untuk konsentrasi.

Mereka sangat mudah teralihkan konsentrasinya dengan bunyi, tampilan, atau apa pun yang mengganggu. Akibatnya, pekerjaan akan diselesaikan lebih lama. Selain itu, mereka juga sulit untuk berinteraksi dengan rekan kerja atau klien.

Bekerja atau tidak sebenarnya bergantung pada kondisi pasien. Selama gejala masih bisa dikendalikan, pasien tetap bisa bekerja. Sementara jika sudah terlalu parah, maka pasien diharuskan menjalani perawatan intensif di rumah sakit jiwa.

Lantas, apa yang bisa kita lakukan?

Masalah mental lebih sulit untuk diketahui karena tidak menimbulkan luka yang bisa dilihat oleh mata. Oleh karena itu, jika kamu merasa tertekan atau stres berkepanjangan hingga mengganggu aktivitas, sebaiknya segera periksa lebih lanjut ke dokter.

Masalah mental pada pekerja kantoran sebenarnya bisa dicegah. Jika kamu mudah tertekan, sebaiknya hindari pemicu dan tahu caranya melakukan mengelola stres. Banyak kegiatan yang bisa dicoba untuk mengurangi stres, seperti berolahraga, memikirkan hal-hal yang positif, dan meluangkan waktu bagi diri sendiri.

Jika menghadapi kesulitan dalam bekerja, cobalah untuk bertanya dengan rekan kerja yang lebih paham. Kemudian, sederhanakan pekerjaan menjadi beberapa bagian supaya lebih mudah untuk ditangani.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/01/24/130144920/waspadai-4-masalah-mental-yang-rentan-terjadi-pada-pekerja-kantor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke