Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kumpul-kumpul untuk Lebih Peduli Lingkungan

Tak lama setelah saling tegur sapa, kelas pun dimulai. Kelas kali itu adalah membuat kalung dengan kain tradisional.

"Agak miris dengan kondisi wastra. Kalau dilihat seperti di toko online, harga tenun, misalnya, cuma Rp 200 ribuan. Bagaimana bikinnya?" kata Rina Kusuma membuka kelas membuat kalung tersebut.

Rina adalah Co-Founder kawanmain.co, sebuah komunitas yang punya kepedulian secara khusus terhadap lingkungan. Komunitas "main" inilah yang mengagas workshop membuat kalung kain tradisional sebagai salah satu kegiatannya.

"Kalung kain yang akan dibuat ini juga untuk membangun awareness terhadap kain-kain di Indonesia," sambungnya.

Kelas membuat kalung kain tradisional hanyalah satu dari serangkaian kelas yang diadakan kawanmain.co. Meski terkesan santai, namun tersisip edukasi di dalamnya.

Apalagi setiap peserta bisa berbagi informasi sesuai bidangnya. Rina, misalnya, gemar membuat sketsa. Anggota dan peserta lain punya  Anggota dan peserta lain punya ketertarikan dan keahlian lainnya. Mulai dari ketertarikan terhadap tenun, gemar mendongeng, dan lainnya.

Sering bertemu dengan berbagai mitra di daerah, seperti petani, penenun, dan beragam profesi lainnya, membuat mereka melihat bahwa ada kondisi ekstrim di masyarakat.

Produk lokal yang seharusnya menjadi identitas diri daerah atau negara justru masih belum mendapat apresiasi maksimal.

"Ketika kita promosikan produk komunitas, di kota itu tantangannya orang masih lihat harga, awareness-nya terbatas," ucap Rina.

Sejak November 2018 lalu, mereka pun memutuskan untuk membentuk sebuah komunitas untuk "ngumpul" bareng dan pada tahun ini mulai mengadakan workshop untuk umum.

Kelas yang diadakan beragam dan tidak menyasar usia atau gender secara khusus, meskipun kebanyakan peserta hingga saat ini adalah ibu muda.

Beberapa workshop yang diadakan sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari dan atau lingkungan. Seperti kelas membuat sabun dan lipbalm rumahan, membuat pembersih alami, membuaf sabun minyak jelantah, membuat sosis jerman rumahan, serta yang akan datang adalah kelas kopi hingga kelas mengenal diri dan pasangan.

"Jadi, kami cuma menyambungkan. Kawan main ini memang kawan bermain aja dengan cara fun tapi ada sisi edukasi," kata Rina.

Informasi jadwal workshop paling banyak dibagikan lewat media sosial, misalnya akun Instagram @kawanmaindotco.

Lebih jauh, komunitas ini punya mimpi yang cukup besar, yaitu agar konsumen dan produsen sama-sama cerdas, tidak terlibas industrialisasi dan konsumerisme.

Menurut Rina, saat ini banyak konsumen yang tidak memikirkan tujuan memiliki suatu barang.

"Kalau dari sisi konsumen, pokoknya harga murah," kata Rina.

Misalnya, kata dia, ketika masyarakat mengkonsumsi makanan tertentu, pikirkan lah segala aspek manfaat yang melekat.

Begitu pula dengan produsen. Produsen diharapkan tak sekadar menjual produk dan mendapatkan keuntungan, namun juga menguatkan identitas masing-masing.

"Jadi kami memang enggak mendukung yang masal-masal. Karena apapun yang masal pasti ada yang dikorbankan. Baik lingkungan maupun manusia, buruh contohnya," kata Rina.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/02/11/073754720/kumpul-kumpul-untuk-lebih-peduli-lingkungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke