Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Kang Bule, Jatuh Bangun Bikin Sepatu Bot hingga Dipakai Jokowi

Kang Bule -demikian dia biasa disapa, lahir dari keluarga sederhana di Sukabumi, 10 Oktober 1972.

Sang ayah bekerja di Perumtel, dan sang ibu menjadi ibu rumah tangga.

“Saya senang main motor, kehidupan saya banyak di jalan. Makanya kuliah saya di Manajemen Universitas Pasundan (Unpas) tidak selesai, hanya tiga tahun.”

Begitu cerita Kang Bule kepada Kompas.com di Bandung, belum lama ini.

Selepas kuliah, anak ketiga dari empat bersaudara ini bekerja di Bali. Selama sembilan tahun dia menetap di Pulau Dewata, bekerja di perusahaan Jepang yang begerak di bidang kayu.

Saat itu, ia menjadi staf PPIC perusahaan yang membuat miniatur kuil, dengan gaji yang lumayan.

Sembilan tahun berlalu, kontrak pun berakhir, dan Kang Bule kembali ke Bandung.

Di Bandung, ia diajak teman bekerja di Tegep Boots, brand sepatu ternama dan salah satu pionir sepatu bot lokal di Bandung.

Dari situlah kecintaannya terhadap sepatu muncul.

Tiga tahun kemudian, atau tepatnya tahun 2012, Kang Bule memutuskan untuk mundur dan memulai usahanya sendiri.

“Karena saya kenal perajin, tahu ambil kulit dari mana, dan berbagai prosesnya, saya membuka usaha sepatu custom,” ucap dia.

Menginjak tahun 2014, keinginannya untuk membuat brand sendiri semakin besar.

Ia kemudian menguras tabungannya sekitar Rp 5 jutaan untuk mendirikan Hidalgo, merek yang kini dikenal dengan produk sepatu bot.

“Hidalgo berarti laki-laki. Saya senang bot karena kalo dipake, penggunanya terlihat gagah, keren. Salah satu parameter laki-laki yang gunakan bot,” ucapnya.

Namun, bisnisnya tak berjalan mulus. Ia tidak bisa memasarkan sepatunya karena brand yang diusungnya belum dikenal.

Selama dua tahun pesanan sepatunya sangat sepi. Dalam sebulan, hanya ada 1-2 pesanan.

Jangankan untuk menabung, untuk kebutuhan hidupnya dan keluarganya pun sulit.

“Saya dan keluarga sangat mengencangkan ikat pinggang. Saat itu anak saya masih TK, jadi pengeluaran belum terlalu besar."

"Alhamdulillah, kami sekeluarga masih bisa makan,” ungkap dia.

Demi menutupi kebutuhan keluarga, Kang Bule dibantu sang istri, Susilawaty Bachtiar, yang berjualan dan menerima orderan pembuatan tas.

“Saya tidak pernah merasa mengambil jalan salah, malah penasaran, sampai di mana."

"Banyak teman, saudara, memberi semangat. Walau ada kalanya pinjam ke orang lain. Dua tahun itu jatuh bangun,” kenang dia.

Menginjak tahun ketiga, bisnisnya mulai menggeliat. Namun modal yang pas-pasan membuatnya kesulitan mengembangkan usaha.

“Saya pinjam untuk produksi dan pengembangan. Saya bayar nyicil, sampai sekarang belum lunas. Kira-kira setahun lagi baru lunas,” imbuhnya.

Perlahan namun pasti, bisnisnya mulai memperlihatkan hasil. Kini, ia sudah bisa memproduksi 20-30 sepatu per bulan.

Sepatu seharga Rp 1,4 juta-1,8 juta tersebut tak hanya dipesan dalam negeri. Konsumen di beberapa negara dari Malaysia hingga Amerika Serikat pun memesan sepatu Hidalgo.

Bahkan belum lama ini, Presiden Joko Widodo kepincut sepatu Hidalgo hanya dalam sekali lirik.

Jokowi membeli bot engineer Hidalgo seharga Rp 2,5 juta, kala itu.

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/02/21/081736320/kisah-kang-bule-jatuh-bangun-bikin-sepatu-bot-hingga-dipakai-jokowi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke