Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Menopause Pria dan Solusinya...

KOMPAS.com - Selama ini, kita hanya mengenal menopause untuk wanita saja. Nyatanya, pria juga mengalami fase tersebut.

Seiring bertambahnya usia, pria juga mengalami perubahan hormon. Penting untuk dicatat, menopause wanita adalah kondisi medis yang sah.

Pria juga mengalami menopause yang disebut dengan andropause, sebuah istilah yang berkaitan dengan usia pria.

Namun menurut Dr Steven Lamm, Direktur Medis dari Preston Robert Tisch Center, menyebut, kondisi ini tak terjadi pada semua pria.

"Setiap wanita lajang di planet ini akan mengalami menopause. Tidak setiap orang akan melewati andropause," ucap dia.

Menurut dia, banyak pria yang mengalami gejala andropause, seperti kelelahan, depresi dan penurunan libido, persis seperti menopause pada wanita.

Lalu, apa itu menopause pada pria?

Sederhananya, menopause pria adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh penurunan testosteron.

"Masuk akal bahwa istilah ini digunakan untuk pria berusia 50 tahun ke atas, usia yang sama ketika wanita mengalami menopause," kata Dr Lamm.

Gejalanya meliputi masalah fisik dan psikologis, dan dapat menurunkan kualitas hidup pria.

Gejala menopause pria

Pria yang mengalami testosteron rendah merasa lelah yang menganggu rutinitas normalnya.

Beberapa pria mungkin sama sekali tak melakukan olahraga, baik karena mereka merasa terlalu lemah atau tertekan.

Ini juga berpengaruh pada kehidupan seks mereka karena penurunan libido, kinerja seksual, atau keduanya.

Mendeteksi menopause pria

Menurut Lamm, pria yang mengakami menopause biasanya menarik diri dari kehidupan sosial.

"Seorang pria berusia 50 tahun harus berfungsi pada tingkat yang sangat tinggi," katanya.

Jika terus-menerus lelah atau tidak mendapatkan ereksi rutin, bisa jadi menopause sedang menyerang.

Cara mengatasi

Kabar baiknya, gejala menopause pria bisa diminimalisir atau diobati. Tapi pertama-tama, kita harus memiliki serangkaian tes darah untuk memastikan kita benar-benar memiliki testosteron rendah.

"Kemudian, tergantung pada tingkat keparahan kasus dan penyebab yang tepat, dokter mungkin menyarankan terapi penggantian testosteron atau meresepkan obat yang merangsang produksi testosteron," kata Lamm.

Lamm menyarankan pria untuk berhati-hati saat memutuskan cara mengobatinya.

“Saya pikir kuncinya adalah jangan langsung mencoba mendapatkan pengganti testosteron,” katanya.

Diet sehat, olahraga, dan pengobatan untuk mengobati depresi juga dapat membantu pria dengan testosteron rendah.

Bagi pria yang ingin menjaga kadar hormonnya tetap tinggi, Lamm menyarankan untuk menciptakan gaya hidup yang kondusif demi testosteron sehat.

Dengan kata lain, kita harus mengonsumsi banyak sayuran, buah, dan biji-bijian utuh, tetap aktif berolahraga, dan tidak merokok.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/03/07/180000920/mengenal-menopause-pria-dan-solusinya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke