Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dari Popok hingga Sol Sepatu, 12 Benda yang Ikut Merusak Lingkungan

KOMPAS.com - Kita semua tahu, penggunaan plastik berlebihan berdampak buruk pada lingkungan.

Oleh karena itu, gaya hidup tanpa plastik kini kian gencar digaungkan.

Sayangnya, hidup tanpa plastik memang bukan hal mudah, karena kita begitu dekat dengan benda-benda yang terbuat dari bahan tersebut.

Mulai dari tas kresek, sedotan, botol dan gelas minuman, kemasan makanan, semuanya dari plastik.

Dibutuhkan komitmen dan kedisiplinan yang tinggi untuk mengurangi pemakaian plastik, agar bumi menjadi tempat yang lebih sehat dan bersih.

Bahkan, tanpa kita sadari ada banyak barang mengandung plastik yang kerap kita gunakan sehari-hari, dan turut menyumbang kerusakan lingkungan. 

1. Styrofoam

Banyak kota mulai melarang penggunaan styrofoam yang biasanya digunakan sebagai wadah bungkus makanan atau minuman.

Styrofoam mengandung plastik berbasis minyak bumi yang disebut busa polystyrene.

Saat terkena sinar matahari dan angin, styrofoam tak akan bisa terurai. Dibutuhkan satu juta tahun untuk membuat benda ini terurai.

Item ini justru menjadi potongan-potongan yang sering dikonsumsi satwa liar yang tentunya sangat berbahaya karena bersifat karsinogen-nya.

2. Botol kaca

Badan Perlindungan Lingkungan menyebut, botol kaca juga membutuhkan satu juta tahun agar bisa terurai.

Daur ulang adalah pilihan yang sangat tepat untuk mengatasi masalah ini.

Selain itu, energi yang digunakan untuk membuat botol baru bisa dimanfaatkan untuk menyalakan bola lampu 100 watt selama empat jam.

Jadi, pilihlah barang-barang yang bisa didaur ulang sebelum membuangnya. Atau, kita bisa meletakkan di tempat sampah khusus daur ulang.

3. Wadag ziplock

Plastik zipper atau wadah ziplock memang berguna untuk menyimpan barang-barang.

Namun, penggunaan item ini juga berbahaya bagi bumi sama dengan penggunaan kantong kresek.

Plastik ini hanya berakhir sebagai limbah yang bisa mencapai sungai dan laut. Celakanya, item ini seringkali masuk ke dalam perut burung laut dan ikan.

Plastik ini juga memerlukan waktu 500-1.000 tahun agar bisa terurai.

4. Botol plastik

Meskipun tidak cukup tahan lama seperti kantong plastik, botol-botol juga memerlukan 450 tahun untuk terurai.

Barang ini tentu bisa mencemari lautan, menyebarkan partikel plastik yang berbahaya dan mengubah ekosistem laut.

Daripada membuangnya, lebih baik daur ulang botol plastik demi menyelamatkan kehidupan di laut.

Atau, kita memakai botol minum yang bisa dipakai berkali-kali.

5. Kaleng minuman

Kaleng kemasan minuman biasanya terbuat dari alumunium. Namun, bukan berarti memilih minuman dalam kemasan kaleng tak akan membahayakan lingkungan.

Meski mudah didaur ulang dan membutuhkan lebih sedikit energi untuk pembaruan daripada mengekstraksi dari tanah, kebanyakann kaleng minuman ini hanya berakhir di tempat pembuangan sampah.

Barang ini memerlukan waktu 200 tahun untuk terurai.

6. Kartrid tinta

Label beracun pada katrid tinta mungkin telah memberi petunjuk kepada kita tentang kemungkinan kerusakan lingkungan karena item ini.

Katrid tinta jika bocor dapat membuat membuat tanah dan air tanah tercemar bahan kimia berbahaya.

7. Popok sekali pakai

Setiap tahun, orang Amerika Serikat membuang 20 miliar popok — baik yang digunakan pada bayi maupun lansia.

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan, angka tersebut menyumbang kenaikan limbah hingga 3,5 juta ton.

Celakanya, popok sekali pakai ini membutuhkan waktu 500 tahun untuk terurai.

Nah, selama waktu itu, terjadi pelepasan bahan kimia beracun ke udara yang kita hirup dan air yang kita minum.

Bahkan, di AS saja, 200.000 pohon setahun ditebang hanya untuk membuat popok sekali pakai.

8. Tampon dan pembalut wanita

Rata-rata wanita menggunakan 11.000 tampon sekali pakai atau pembalut seumur hidupnya, yang hampir semuanya mengandung plastik.

Selain di bagian bungkus, beberapa tampon mengandung plastik di bagian aplikator atau bantalan dalam kemasan.

Semua itu butuh waktu lama agar terurai, sekitar enam bulan untuk tampon dan 25 tahun untuk aplikator. Atau, bisa termakan oleh biota laut sebelum terurai.

Selain itu, pembalut wanita juga perlu waktu 800 tahun agar terurai.

Ada banyak altrnatif pembalut ramah lingkungan yang kini bisa kita pakai.

9. Karet sol sepatu

Karet berasal dari getah pohon yang berwarna putih seperti susu (lateks). Meski berasal dari bahan alami, bukan berarti karet bia diurai dengan cepat.

Faktanya, sol sepatu bot berbahan karet dan jenis sepatu lainnya membutuhkan waktu hingga 80 tahun untuk terurai.

10. Baterai

Berapa pun daya baterai, saat habis tetap saja berakhir di tempat sampah. Tentu saja ini berkontribusi pada pencemaran lingkungan.

Baterai membutuhkan waktu 100 tahun agar terurai. Selain itu, baterai yang bocor dapat mencemari lingkungan dengan bahan kimia beracun.

Itu sebabnya, Badan Perlindungan Lingkungan menyarankan penggunaan baterai daur ulang.

11. Kulit

Produk berbahan kulit disukai banyak orang karena daya tahan dan keindahannya.

Banyak orang berpikir kulit tak akan menyumbang pencemaran lungkungan.

Nyatanya, proses penyamakan untuk meningkatkan daya tahan meterial membuat kulit butuh watu 50 tahun agar terurai.

12. Kertas

Sayangnya, tak semua kertas mudah terurai.

Saat kita meletakkannya di tempat sampah, kertas butuh waktu setidaknya lima bulan agar kembali menjadi bubur kertas.

Selain itu, beberapa kertas bekas, seperti majalah atau koran, mengandung bahan kimia beracun yang juga bisa mencemari lingkungan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/03/21/150000320/dari-popok-hingga-sol-sepatu-12-benda-yang-ikut-merusak-lingkungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke