Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mulai Berinvestasi dengan Mengurangi Kebiasaan Ngopi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ngopi saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian masyarakat. Kedai kopi bisa dijadikan tempat bernaung bagi banyak orang untuk berbagai hal.

Mulai dari belajar bersama, bekerja, ngobrol dengan kerabat, atau sekadar mencicipi kopi di kedai tersebut.

Nah, sadarkah kamu bahwa hobi nongkrong di kedai kopi ternyata memakan anggaran cukup besar?

Menurut survei aplikasi Acorns, hampir setengah profesional di usia milenial menghabiskan penghasilan untuk ngopi sambil bersosialisasi di kedai kopi.

Uang ngopi dalam sebulan ternyata cukup besar dan sebetulnya bisa dialokasikan untuk hal yang lebih bermanfaat, seperti investasi.

Founder & CEO perusahaan finansial berbasis teknologi Moduit, Jeffry Lomanto mencoba mensimulasikan biaya ngopi masyarakat dalam satu bulan.

Ia, misalnya, minum kopi setidaknya dua kali dalam sehari.

Harga secangkir kopi di kedai kopi, misalnya, Rp 46.000. Jika membeli dua cangkir kopi sehari maka biaya yang dikeluarkan bisa mencapai hampir Rp 100.000.

Padahal, selain ngopi, ada berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi, termasuk menabung untuk masa depan.

Dengan mengurangi satu kali minum kopi saja, kita bisa menyisihkan sejumlah uang untuk investasi.

"Saving sehari bisa Rp 46.000. Sebulan jika 22 hari kerja, satu tahun bisa mencapai Rp 12 juta," kata Jeffry dalam paparannya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2019).

Banyak orang ragu memulai investasi.

Belum memiliki pengalaman seringkali menjadi alasan banyak orang untuk enggan berinvestasi.

Padahal, pilihan investasi aman kini lebih variatif.

Bagi pemula, ada investasi reksadana yang ditawarkan berbagai platform digital yang sudah terdaftar resmi dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Nominal investasi per bulan pun bisa disesuaikan dengan penghasilan.

Ada berbagai jenis reksadana yang bisa diikuti. Mulai dari pasar uang, pendapatan tetap, campuran, hingga saham.

Aplikasi Moduit, misalnya, akan membantu para pemula untuk memilih jenis investasi yang diinginkan sesuai dengan budget.

Mudahnya investasi zaman sekarang, kata Jeffry, bahkan semudah belanja online.

Nah, jika kamu adalah salah satu yang masih takut memulainya, Jeffry berbagi tipsnya.

1. Memantapkan niat

Mantapkan dari segi mentalitas terlebih dahulu. Persiapkanlah niatmu untuk berinvestasi.

Setelah itu, harus ada sistem budget untuk mempersiapkan niat tersebut.

"Berapa uang yang harus dipersiapkan secara mental untuk hilang? Agak ekstrim tapi memang begitu. Kalau sekarang siap hilang segelas kopi, apa artinya? Anggaplah uang sekolah atau apa," ujarnya.

Sebab, Jeffry menekankan, prinsip investasi adalah mengorbankan sesuatu di masa sekarang untuk manfaat di masa mendatang.

Dalam konteks ini secangkir kopi atau mungkin makanan dan minuman favoritmu lainnya.

Menurutnya, hal yang paling berat ketika menjalankan investasi adalah niat, bukan ilmu atau aspek teknisnya.

2. Konsistensi

Konsistensi dalam berinvestasi adalah aspek penting lainnya.

Sebab, kata Jeffry, musuh utama investasi bukanlah pasar atau orang lain, melainkan diri sendiri.

"Kalau sudah bisa mengalahkan diri sendiri dan stick to the plan pasti akan rebound," tuturnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/03/21/175714820/mulai-berinvestasi-dengan-mengurangi-kebiasaan-ngopi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke