Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Setelah Makan 18 Hotdog, Pria Ini Turunkan Berat Badan hingga 90 Kilo

KOMPAS.com - Amer Ismail adalah salah satu dari segelintir pria yang sukses menaklukkan tantangan hebat untuk mendapatkan tubuh ideal.

Karena gaya hidup pasif dan kurangnya pengetahuan soal kesehatan selama masa kecil, ia terus mengalami kenaikan berat badan.

Saat menginjak usia 20-an tahun, Ismail memiliki berat badan 213 kilogram. Tekadnya untuk menjadi langsing justru muncul setelah ia menerima tantangan makan 18 hotdog sekaligus.

Ia mulai menerapkan gaya hidup sehat, berhenti mengonsumsi hotdog dan belajar bermain ski. Alhasil, semua itu berhasil membuatnya menurunkan berat badan hingga 90 kilogram.

"Faktor terbesar yang berkontribusi pada kenaikan berat badan saya adalah kurangnya  pengetahuan," kata Ismail.

Ia mengaku tidak dibesarkan dalam keluarga kaya. Soal makanan, yang dipentingkan keluarganya adalah kuantitas atau jumlahnya bukan kualitas atau gizinya.

“Kami selalu berpikir mengapa menghabiskan delapan dolar untuk salad ketika saya bisa mendapatkan delapan burger keju dengan uang yang sama," ucapnya.

Selain masalah uang, Ismail mengatakan ia juga menggunakan makanan untuk menghadapi masa-masa stres dan sedih.

"Ironisnya, makanan juga merupakan mekanisme untuk mengatasi obesitas saya sendiri," katanya.

Ia kemudian selalu diejek dan merasa minder dengan ukuran tubuhnya. Inilah yang membuatnya ingin memiliki tubuh ideal.

Usaha untuk mendapat tubuh ideal

Ismail mulai berkomitmen untuk menurunkan berat badan dan mencoba banyak cara agar tubuhnya menjadi langsing.

Mulai dari diet keto, mengonsumsi suplemen, puasa, dan hampir semua hal telah ia jalani.

Pada satu titik ia berhasil menurunkan berat badan hingga 27 kilogram. Namun, berat badannya kembali naik sebesar 45 kilogram dan membuatnya memiliki bobot hingga 213 kilogram.

“Memiliki berat badan 213 kilogram bukanlah ukuran normal, orang-orang melihat dan memperlakukan kamu secara berbeda. Kata-katamu tidak ditanggapi dengan serius. Orang-orang memandang dari atas ke bawah dan tidak menghormati,” katanya.

Meskipun menyakitkan, perasaan tidak dihargai orang inilah yang akhirnya mendorong Ismail berkomitmen untuk menurunkan berat badan.

Saat menghadiri pertandingan bisbol dengan teman-temannya, ia ditantang untuk makan 18 hotdog dalam sekali makan.

“Saya sombong dan saya berkata, 'ya saya bisa makan 18 hotdog'. Dan saya memang bisa melakukannya. Orang-orang mengambil foto saat saya makan dan mengunggahnya di Facebook," ungkapnya.

Saat itu, Ismail memandangnya sebagai pencapaian. Untungnya, saudara perempuannya memperingatkan dirinya.

“Saya memberi tahu adik saya apa yang saya lakukan. Tanggapannya kepada saya adalah, 'Mengapa kamu melakukan itu?' Dan itu menyadarkan saya. Saya menyadari orang-orang bukan tertawa bersama saya, tapi menertawakan saya," ucap dia.

Dari sinilah semuanya bermula. Ismail berpikir ia harus menghormati diri sendiri terlebih dahulu jika ingin orang lain menghormatinya.

Langkah pertama yang ia lakukan adalah menerima diri sendiri apa adanya, sembari berusaha menjadi lebih baik.

Jadi, dia mulai dengan perubahan kecil seperti mengurangi konsumsi soda dan mengurangi porsi makan. Dia yang dulu selalu memesan makana dalam porsi jumbo, kini menjadi porsi normal.

Ini membuatnya berhasil menurunkan berat badan 18 kilogram. Setelah itu, ia mulai mengurangi konsumsi kalori dengan menghitung asupan kalori hariannya.

Dia mulai menjaga asupan hariannya di bawah 2.800 kalori sehari agar berhasil menurunkan berat badan sekitar satu kilogram dalam seminggu, yang ia hitung berdasarkan berat badan dan tinggi badannya yang mencapai 193 centimeter.

"Saya menyadari bahwa kelebihan kalori tidak akan berguna untuk saya," katanya.

Ia mengaku sering merasa lapar dan untuk mengatasinya Ismail mengonsumsi lebih banyak ayam dan brokoli serta pilihan sehat lainnya.

Setelah mengatur pola makan, ia mulai rutin berolahraga. Ia mulai belajar bermain ski hingga tahun 2017.

Saat berusia 23 tahun, Ismail sudah berhasil menurunkan berat badan hingga 40 kilogram.

Tantangan berat

Semua usaha itu hampir saja gagal ketika ia mengalami kecelakaan. Ia jatuh saat menunggangi banteng mekanik di pesta Natal kantor yang menyebabkan robek bagian ligamennya.

"Kakiku cedera dan ligamenku robek. Saya tak bisa berjalan di hari berikutnya. Enam minggu kemudian, saya akhirnya menjalani operasi untuk mengganti ligamen," ungkapnya.

Karena gerak tubuhnya terbatas, ia hanya fokus pada pola makan yang justru memberi hasil menggembirakan untuk usahanya.

“Saya fokus makan dengan benar dan memesan makanan sehat karena saya tidak bisa memasak atau benar-benar bergerak. Saya berhasil menurunkan berat badan hingga 13 kilogram selama tiga bulan pertama pemulihan,” kata Ismail.

Ia juga memulai terapi fisik, di mana ia juga bertemu dengan Chris Slocum, terapis di Memorial Hermann, yang membantu Ismail bisa kembali melakukan olahraga favoritnya.

Dari kombinasi pola makan sehat dan rutin berolahraga ski, Ismail berhasil menurunkan berat badan hingga 90 kilogram, yang membuat bobot tubuhnya menjadi 122 kilogram.

"Saya bisa berjalan 12-jam lebih sehari, padahal dulu jalan kaki satu jam saja sudah membuat saya pingsan," ucap Ismail.

Kini, ia bisa melompat, menari sambil mendengarkan musik. Ia juga merasa kagum kini ia bisa menggerakan tubuhnya dengan lincah.

Namun, tantangan yang dihadapi Ismail tak berhenti sampai di sini. Pada awal 2019, dua tahun setelah ligamennya robek, Ismail menaiki lereng untuk memenuhi mimpinya bermain ski.

Saat melakukannya, ia terjatuh dan menyebabkan luka di bagian perut yang memecahkan bagian limpa.

“Saya kehilangan 4,5 liter darah, dan saya dilarikan ke ICU. Sayangnya, limpa saya harus dikeluarkan. Saya tinggal di ICU selama seminggu untuk pulih," ucapnya.

Untungnya, Ismail masih beruntung. Ia selamat dan masih bisa melanjutkan hidupnya. Ia pun tak pantang menyerah dan kembali berusaha untuk menurunkan berat badan hingga 90 kilogram.

Dia kini berterima kasih atas setiap aspek pengalaman penurunan berat badannya — bahkan tantangannya.

"Saya ingat betapa bahagianya saya bisa bermain ski secara fisik," katanya.

Baginya, itu adalah sesuatu yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. 

Sementara, ia pulih dari cedera ini, Ismail fokus pada gizi dan membuat rencana untuk mengikuti maraton pertamanya akhir tahun ini. Dia memiliki beberapa pelajaran ski lagi yang rencananya akan dia selesaikan ketika musim dingin tiba.

"Semuanya ada dalam daftar keinginan saya, dan saya akan melakukan semuanya," katanya.

"Menurunkan berat badan itu sederhana, tetapi itu tidak mudah," katanya.

Baginya, menurunkan berat badan seperti belajar gitar atau bahasa baru, yang memerlukan komitmen.

"Kamu harus meluangkan waktu untuk itu dan mengatur hidup. Kamu tidak akan melihat perubahan dalam hitungan hari bahkan minggu. Kamu harus memercayai prosesnya dan terus menjalaninya," tambah Ismail.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/03/22/153206320/setelah-makan-18-hotdog-pria-ini-turunkan-berat-badan-hingga-90-kilo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke