Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dokumentasi Batik Luar Kraton dalam Buku Batik Sudagaran Surakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahukah kamu apa yang dimaksud batik sudagaran? Mengapa diberi nama seperti itu? Apa bedanya dengan batik-batik lainnya?

Nah untuk menjawab keingintahuan itu, Hartono Sumarsono meluncurkan buku yang berjudul “Batik Sudagaran Surakarta”. Buku yang dibuatnya bersama dengan Helen Ishwara, L.R. Supriyapto Yahya, Xenia Moeis, dan fotografer Arbain Rambei ini membahas tentang keunikan batik Sudagaran Solo.

Batik Sudagaran merupakan batik yang dibuat oleh para saudagar di Surakarta dan sekitarnya. Batik dengan motif khusus menjadi alternatif bagi masyarakat di luar keraton.

Mengapa demikian? Alasannya karena pada jaman dulu motif parang, kawung, truntum, atau slobok dianggap motif terlarang bagi mereka yang bukan raja dan bangsawan.

Karena larangan tersebut, para saudagar pun mulai memikirkan motif lain yang bisa dipakai orang kebanayakan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan pasar. Maka, terciptalah Batik Sudagaran.

Tak jauh berbeda dengan keempat buku yang pernah ia buat sebelumnya, Batik Sudagaran Solo ini berisi dokumentasi sekitar 200 motif batik. Penyajiannya yang sebagian besar berupa gambar membuat pembaca dengan mudah mengetahui bentuk dan motif batik tertentu.

Menurutnya, buku tentang batik ini juga dilatarbelakangi oleh keprihatinan para masyarakat yang belum mengenal budaya bangsa sendiri.

“Saya prihatin waktu itu karena semakin sedikit yang memakai batik. Tetapi, setelah ada negara lain yang mulai mengakui sebagai kebudayaannya, baru kita menggunakan batik,” kata Hartono saat peluncuran buku Batik Sudagaran Surakarta di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (20/3/2019).

Sebelumnya, Kartono sendiri sudah menulis buku tentang batik yaitu Batik Pesisir, Benang Raja, Batik Garutan, dan Batik Betawi. Seluruh kain yang dicantumkan di dalam buku merupakan koleksi pribadi Hartono.

Buku yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama ini mempunyai 256 halaman dan dapat dibeli di toko buku pada 15 April 2019 dengan harga Rp500.000. (Aldo Christian Sitanggang)

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/03/22/212604320/dokumentasi-batik-luar-kraton-dalam-buku-batik-sudagaran-surakarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke