Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Biarkan Gigi Sensitif Berlarut, Apa Alasannya?

Namun, ternyata masih banyak orang yang belum terlalu memahami apa yang harus dilakukan ketika mengalami masalah gigi sensitif.

Division Head of Health and Wellbeing Unilever Indonesia Foundation Unilever Indonesia, drg. Ratu Mirah Afifah GCClinDent., MDSc., memaparkan sebuah temuan terkait hal ini.

Penjelasannya berdasarkan survei yang dilakukan Unilever melalui badan riset independen IPSOS terhadap masyarakat di atas 18 tahun pada 2018.

Hasilnya menunjukkan bahwa gigi sensitif menjadi masalah bagi 19 persen dari total populasi penduduk Indonesia. Angka ini sama dengan 1:5 total penduduk.

Dari jumlah tersebut, ternyata masih banyak masyarakat yang tidak melakukan langkah apa pun ketika mengalami masalah gigi sensitif.

"Sebanyak 93 persen dari total penderita tidak mengambil tindakan apa pun untuk mengatasi keluhan gigi sensitifnya."

Demikian diungkapkan Ratu Mirah pada acara Sensitive Expert Talk by Pepsodent di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (9/4/2019).

Padahal, survei juga menunjukkan, penderita gigi sensitif ternyata mengalami penyakit gusi, ulcers ada mulut, gigi goyang, hingga erosi email gigi.

Deretan permasalahan gigi tersebut rupanya juga tidak begitu diperhatikan.

Penyebab gigi sensitif

Setidaknya ada dua akar permasalahan utama gigi sensitif.

Pertama, adanya jaringan dentin yang terbuka. Ini disebabkan oleh sikat gigi yang tidak benar dan dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu lama.

Pemilihan sikat gigi yang salah juga berkontribusi terhadap abrasi gigi dan dentin yang terbuka.

Jadi, usahakan memilih sikat gigi dengan bulu yang lembut.

"Sesuatu yang kecil dan sederhana ketika dilakukan dengan salah ternyata efeknya bisa besar," kata Mirah.

Penyebab kedua adalah penyakit gusi. Terutama pada tahapan awal, yang bisa menyebabkan resesi gusi.

Resesi gusi adalah menurunnya gusi ke arah akar gigi sehingga akar gigi terlihat.

Penyakit gusi ini perlu dicaritahu penyebabnya. Sebab, kondisi ini bisa disebabkan oleh gaya hidup seseorang.

Misalnya, terkait dengan makanan dan minuman yang dikonsumsi atau perlakuan lainnya.

"Gaya hidup agar lebih cantik, lebih keren seperti veneer atau bleaching gigi itu sangat tren, tapi harus ada persiapan agar mulut bisa menerima perawatan seperti itu," ujar dia.

Banyak orang mengabaikan gejala gigi sensitif. Padahal, ada sejumlah dampak buruk yang mungkin terjadi jika gigi sensitif dibiarkan berlarut.

Menurut drg. Andy Wirahadikusumah Sp. Pros, gigi sensitif yang dibiarkan berlarut bisa menimbulkan infeksi.

Ia mencontohkan salah satu kasusnya adalah gigi sensitif akibat melakukan prosedur veneer.

"Ngilu bisa menjadi indikator bahwa mungkin ada sesuatu yang harus diperbaiki atau direstorasi lagi," kata Andy.

Ketika infeksi sudah terjadi, maka diperlukan perawatan lanjutan.

Pasien bisa saja harus melakukan perawatan saluran akar yang begitu kompleks, atau bahkan diharuskan mencabut gigi yang mengalami infeksi.

Sebab, seringkali pasien datang terlalu terlambat dan kondisi gigi sudah dalam keadaan infeksi.

"Padahal kalau gejala sensitif ini sudah disadari dari awal mungkin masih bisa dirawat," tutur dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/04/09/192352720/jangan-biarkan-gigi-sensitif-berlarut-apa-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke