Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meski Saling Cinta, Jangan Buru-buru Menikah

KOMPAS.com — Salah satu hal yang paling membahagiakan di dunia ini adalah saat kita berhasil bersanding dengan orang yang kita sayangi.

Namun, dalam sebuah hubungan tetap diperlukan proses pengenalan lebih dalam.

Kita sebaiknya tidak terlalu buru-buru mengambil langkah meski kita dan pasangan sama-sama saling mencintai.

Dibutuhkan persiapan matang sebelum akhirnya kita dan pasangan siap untuk menjalani komitmen sehidup semati. Lalu, kapan yang tepat untuk melakukannya?

Menurut ahli terapi hubungan Susan Edelman, ada banyak alasan yang membuat seseorang tergesa-gesa dalam percintaan.

Ketika kita jatuh cinta, kata Edelman, otak kita melepaskan zat kimia yang membuat kita gembira seperti dopamin dan oksitosin.

Zat kimia tersebut membuat tubuh mengalami sensasi menyenangkan dan merasa bahagia setiap kali melihat pasangan.

Ini benar-benar reaksi biologis yang membuat kita merasa bahagia. Jadi, kita tidak boleh menyalahkan diri sendiri karena merasa ingin menghabiskan semua waktu dengan orang yang kita sukai.

Akibatnya kita merasa sangat terkoneksi dan begitu mencintainya sehingga kita memutuskan untuk melangkah lebih jauh dalam hubungan.

Namun, apa pun situasinya, sebaiknya kita memikirkan dengan baik mengenai keputusan yang akan kita buat sebelum memutuskan untuk benar-benar menjalani komitmen seumur hidup dengan si dia.

Edelman mengatakan, ada beberapa cara untuk mengetahui apakah kita benar-benar siap untuk bertunangan atau melakukan langkah lebih jauh dalam sebuah hubungan.

"Idealnya, kedua pasangan telah menyatakan cinta mereka satu sama lain sebelum bertunangan," katanya.

Kita juga harus merasa aman dalam percintaan ini dan bersiap untuk hidup bersamanya seumur hidup. Kita harus senang dengan gagasan menikah.

"Kita mungkin bertunangan terlalu cepat jika salah satu atau kamu berdua memiliki kekhawatiran besar tentang pernikahan," kata Edelman.

Jika kita menyadari ada beberapa gangguan emosional yang belum dibicarakan, mungkin salah satu dari kita enggan atau gugup menghadapi pernikahan.

Dan itu adalah masalah yang perlu kita tangani secepatnya. Kita juga harus merasa nyaman dengan situasi keuangan dan kehidupan masing-masing.

"Kamu harus memiliki gagasan tentang keuangan pasangan dan telah melihat di mana mereka tinggal," saran Edelman.

Jika terburu-buru, kata Edelman, kita bisa mendapatkan kejutan yang tidak menyenangkan setelah menikah tentang apakah ekonomi mereka sangat berantakan atau rapi.

Selain melihat kondisi tempat tinggal mereka, kita dan pasangan harus membicarakan detail tentang bagamana rencana untuk hidup bersama.

Misalnya, kita membahas siapa yang akan melakukan tugas rumah, siapa saja yang mencari nafkah, bagaimana kekurangan dan sifat kita masing-masing.

Kita dan pasangan sedang bersiap untuk menjadi teman sekamar selama sisa hidup kita. Jadi, ini adalah faktor utama yang perlu dipertimbangkan.

Terburu-buru menjalani komitmen lebih lanjut tanpa menyediakan banyak waktu untuk saling mengenal kemungkinan besar membuat kita akan menghadapi masalah di kemudian hari.

Jika kita memiliki firasat ada sesuatu yang tidak beres di antara kita dan pasangan, segera atasi hal tersebut sebelum pernikahan.

Bicaralah satu sama lain dengan jujur tentang bagaimana segala sesuatu mengalami kemajuan.

"Kamu dapat bertanya kepada pasangan apakah dia memiliki kekhawatiran yang masih belum kita ketahui tentang satu sama lain," saran Edelman.

Kita harus memastikan apakah pasangan kita memiliki kekhawatiran serupa sehingga kita dapat memutuskan bersama bagaimana kita dan pasangan akan melangkah maju.

Dalam beberapa kasus, ada banyak orang memutuskan pertunangan mereka demi menghindari permasalahan yang lebih besar. Ini hal yang umum terjadi.

Survei tahun 2018 yang dilakukan oleh WP Diamond memperkirakan 20 persen pasangan membatalkan pertunangan mereka.

Ada banyak alasan mengapa pasangan memilih untuk melakukan ini, tetapi kita tidak boleh merasa itu adalah hal yang buruk atau memalukan.

Mengakhiri pertunangan bukan berarti kita harus mengakhiri hubungan. Ini pertanda kita harus berpikir serius tentang bagaimana kita dan pasangan dapat kembali melanjutkan hubungan.

Jika kita memilih untuk membatalkan pernikahan, itu pertanda utama bahwa ada sesuatu yang tidak beres di antara kita dan pasangan. Jadi, jujurlah dengan diri sendiri tentang apakah hubungan kita layak untuk diselamatkan.

Dalam kasus seperti ini, konseling pasangan dapat membantu kita memutuskan jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah ini bersama-sama atau mengakhiri hubungan.

Atau, kita dapat memilih untuk tetap bertunangan, tetapi mulai berbicara lebih terbuka tentang kekhawatiran dan ketakutan satu sama lain, dengan mengikuti terapi individu atau bersama pasangan.

"Jika pasangan terbuka untuk membahas permasalahan yang ada, itu dapat membantu saling belajar lebih banyak dan menciptakan ikatan yang lebih kuat," kata Edelman.

Jika kita belum menetapkan tanggal pernikahan, ini mungkin merupakan kesempatan untuk memperbaiki kualitas hubungan.

Namun, Jika sudah telanjur menetapkan tanggal pernikahan, kita tidak harus mematuhinya daripada semua itu hanya membuat kita stres.

Cinta dan komitmen kita jauh lebih penting daripada mempertahankan rencana yang telah ditetapkan, tanpa memedulikan pendapat orang lain.

“Komunikasi yang baik tentang persamaan dan perbedaan antara kita dan pasangan dapat membantu meningkatkan hubungan dan menentukan kompatibilitas,” saran Edelman.

Tidak ada hubungan asmara yang sempurna, tetapi kelanggenan sebuah hubungan perlu usaha, tergantung dari seberapa baik kita dan pasangan berkomunikasi.

Kita akan merasa siap untuk menikah dan menjalani komitmen lebih lanjut ketika telah berbagi perasaan satu sama lain secara terbuka.

Bahkan jika kita tergesa-gesa melakukan pertunangan, kita masih dapat mengambil langkah mundur sebelum menikah untuk mengetahui garis waktu yang membuat kita dan pasangan merasa bersemangat dan yakin.

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/04/15/154103120/meski-saling-cinta-jangan-buru-buru-menikah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke