Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Makanan Pedas Bikin Kita Ingusan?

Jika sensasi terbakar tersebut cukup kuat, terkadang kita juga merasakan mata dan hidung mulai berair.

Kebanyakan dari kita mungkin masih belum mengetahui penyebab hidung ingusan ketika merasakan pedas. Tanpa kita sadari, pada saat itu perut dan bagian pencernaan sebenarnya juga mulai mengeluarkan cairan.

Penjelasan itu disampaikan oleh spesialis bedah THT dari University of Kentucky College of Medicine, Dr. Brett Comer.

Seperti menyemprotkan air pada permukaan mobil yang kotor, tubuh kita mengaktifkan kerja air dari dalam tubuh untuk menghilangkan serangan dari rasa pedas tersebut.

"Ketika mulut dan tenggorokan mendapatkan sinyal adanya objek luar yang dianggap berbahaya, cairan dalam tubuh berupaya membuat objek tersebut keluar dari tubuh," kata Comer.

Atas respons terhadap makanan pedas, beberapa orang bahkan mengalami diare atau sakit perut sebagai bagian dari pelepasan lendir dari saluran pencernaan.

Banyak manfaat

Cabai yang sangat pedas mengandung komponen aktif bernama kapsaisin. Sebuah studi psikologi dan terapeutik yang mendalami efek dari kapsaisin menemukan bahwa komponen tersebut menyebabkan sensasi "ketertarikan" dalam diri seseorang dengan mengunci reseptor rasa sakit.

Penulis studi yang juga profesor neurofarmakologi di University College London, Anthony Dickenson menjelaskan, ketertarikan tersebut memicu sejumlah efek.

Misalnya saja rasa panas atau sakit terbakar, perubahan ukuran pembuluh darah, kulit memerah, dan perubahan suhu tubuh.

Kapsaisin bisa memicu kemunculan efek-efek tersebut, baik ketika dikonsumsi maupun ketika diaplikasikan pada kulit dalam bentuk krim.

Kapsaisin banyak ditemukan pada krim-krim obat sakit otot atau artritis.

Ketika sensasi ketertarikan itu menurun, reseptor rasa sakit yang terdampak akan menjadi lebih peka. Ini bisa menghilangkan rasa sakit pada area yang terdampak.

"Kapsaisin dalam dosis tinggi juga membuat ujung syaraf yang merasakan rasa sakit tersebut tertarik kembali, karena ingin lolos dari rasa sakit tersebut. Ini bisa meringankan rasa sakit selama beberapa minggu," kata dia.

Selain dari kemampuannya membantu melawan rasa sakit, kapsaisin juga memiliki manfaat kesehatan. Sebuah riset dari Tiongkok mengaitkan konsumsi kapsaisin (makanan pedas) terhadap penurunan rasio kematian. Namun, penjelasannya masih belum kuat.

Sementara para pakar lainnya juga menemukan bukti bahwa kapsaisin bisa mencegah kanker.

Ada pula bukti yang menyebutkan bahwa kapsaisin melindungi jantung dan menjaga lingkar pinggang tetap ideal.

Menikmati sensasi 

Belum jelas pula apakah konsumsi kapsaisin dalam suplemen bisa memberi manfaat yang sama dengan mengonsumsi cabai secara langsung.

Hal yang mengherankan adalah banyak orang menikmati sensasi sakit karena kepedasan setelah mengkonsumsi makanan pedas.

Ada beberapa teori yang menjelaskannya, termasuk alasan karena mencari tantangan.

"Orang-orang menikmati bagaimana mereka mampu melampaui batas kemampuan mereka sendiri," kata profesor psikologi di University of Pennsylvania, Paul Rozin.

Rozin mengatakan bahwa manusia cenderung suka hal-hal yang menantang batas kemampuan mereka. Seperti naik roller coaster, menonton film menegangkan, hingga aktivitas "penderitaan ringan" lainnya.

Ketika bicara soal cabai, Rozin mengatakan tingkat terbakar yang cenderung disukai orang-orang adalah yang berada di bawah kemampuan.

Beberapa pakar memiliki hipotesa bahwa perilaku ini bisa membantu kita dalam menghadapi tantangan dunia. Namun, Rozin mengatakan bahwa kesenangan dalam mengkonsumsi maknan pedas bisa jadi merupakan cabang dari manfaat langsung lainnya.

Kemampuan untuk mentolerir dan menikmati rasa sakit dan kepedasan karena kapsaisin memungkinkan orang-orang untuk mendapatkan sumber nutrisi sehat lewat sumber yang kelihatannya tidak bisa dimakan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/04/18/140220620/mengapa-makanan-pedas-bikin-kita-ingusan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke