Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal "Modest Fashion", Tren Busana yang Menutupi Bentuk Tubuh

KOMPAS.com - Tren busana yang lebih tertutup, yang dalam industri mode terkenal dengan istilah "modest fashion" atau busana sederhana, semakin meningkat popularitasnya.

Ini terbukti dengan tingginya minat pencarian masyarakat melalui mesin pencarian Google dengan kata kunci "modest fashion" yang telah mencapai angka 149 juta.

Sementara itu, Pinterest Ingggris melaporkan pencarian dengan istilah serupa naik sebesar 500 persen.

Terlebih lagi, pasar global untuk "modest fashion" kini telah bernilai miliaran dan angka ini hanya akan terus meningkat.

Pada 2020, diperkirakan pasar untuk busana sederhana bisa bernilai lebih dari 226 milliar pondsterling atau Rp 4.122 trilliun.

Dari video YouTube hingga koleksi high street dan karya desainer papan atas, tren "modest fashion" kini semakin merebak.

Lalu, apa itu "modest fashion" dan mengapa popularitasnya semakin meningkat?

Istilah "modest fashion" digunakan untuk menyebut pakaian yang lebih menutupi bentuk tubuh atau tidak menonjolkan bentuk tubuh.

Produk "modest fashion" biasanya terdiri dari jilbab dan kerudung, atasan berlengan panjang dan celana panjang, jaket dan gaun yang menampilkan potongan sederhana.

Biasanya, pakaian ini dikenakan karena alasan agama atau budaya. Namun, bisa saja untuk mencapai estetika yang lebih sederhana.

Munculnya tren busana sederhana, khususnya di kalangan wanita muda yang religius, lahir karena kebutuhan akan pilihan pakaian yang lebih modis.

Semakin banyak perancang muslim dan bintang media sosial memutuskan untuk mengisi kesenjangan yang mereka temui di pasar, menggunakan platform mereka untuk mendapatkan pengaruh dan mendirikan toko online.

Instagram dibanjiri dengan para influencer yang memasarkan "modest fashion", termasuk orang-orang seperti Maria Alia dan Habiba da Silva hingga Dian Pelangi.

Dian Pelangi, desainer dari Indonesia yang memiliki hampir 5 juta pengikut di akun Instagramnya , telah dijuluki "tour de force " dalam dunia mode oleh "Business of Fashion".

Wanita 28 tahun itu juga menjadi duta besar untuk kosmetik Wardah Beauty dan telah menerbitkan buku tentang "modest fashion" berjudul "Hijab Street Style" pada 2012.

Buku tersebut berisi koleksi visual street style atau gaya jalanan wanita Muslim yang telah menginspirasi para pengusaha.

"Hari ini, individualitas dirayakan dan media sosial telah menjadi platform kunci untuk mengekspresikan individualitas mereka," kata Altaf Alim, direktur komersial pendiri Aab, merek modest fashion yang berdiri sejak 2007.

Menurutnya, semua ini dimulai dari industri rumahan, di mana sang desainer membuat gaun dengan siluet sederhana namun tetap berkarakter.

“Hari ini ada banyak pilihan dari desainer independen sampai ke high street. Pilihan konsumen selalu merupakan hal yang baik,” tambahnya.

Lalu, mengapa "modest fashion" menjadi perbincangan utama dalam industri mode?

Selama bertahun-tahun, banyak merek fesyen arus utama juga merespons permintaan pelanggan, meluncurkan lini fesyen mereka sendiri dan berupaya membuat kampanye mereka lebih inklusif.

Pada tahun 2014, label DKNY yang didirikan Donna Karan memasarkan koleksi Ramadhan yang merupakan bagian dari modest fashion.

Tahun 2015, H&M pertama kali menampilkan model mengenakan jilbab, Mariah Idrissi.

Dalam beberapa tahun terakhir, model-model muslim seperti Halima Aden yang berusia 20 tahun, telah menunjukkan kepada dunia bahwa wanita yang mengenakan jilbab juga bisa tampil gaya.

Pada 2016, Aden menjadi kontestan pertama yang mengenakan jilbab di Miss Minnesota Pageant dan sejak itu ia sering tampil di pekan mode.

Tahun 2018, dia juga menjadi model mengenakan jilbab yang menghiasi sampul Vogue Inggris.

Ia berhasil memecahkan sejarah sebagai model sampul dengan jilbab pertama sejak 102 tahun majalah mode itu terbit.

"Modest fashion" juga memiliki panggung sendiri dalam pekan mode. Pada tahun 2017, London menjadi tuan rumah bagi Modest Fashion Festival yang pertama, menghadirkan beragam merek fashion mewah dan kontemporer yang sederhana.

Acara tersebut menjadi bukti bahwa "modest fashion" dapat dinikmati oleh semua orang, terlepas dari identitas agama atau budaya.

Merek-merek terkenal dan label-label desainer jalan raya mulai memenuhi pasar mode yang sederhana.

Pada tahun 2018, H&M merilis seluruh koleksi pakaian sederhana bernama LTD Collection dalam upaya untuk menarik konsumen global.

“Hari ini H&M hadir di 69 pasar, dan kami ingin menciptakan keragaman dan inkusifitas untuk semua pasar tempat kami beroperasi. Kami ingin dapat menawarkan sesuatu untuk semua orang," kata Wohlfahrt.

Baru-baru ini, pengecer online ASOS bekerja sama dengan label Verona Collection juga meluncurkan koleksi "modest fashion".

Asha Mohamud, seorang blogger kesehatan mental dan kecantikan, didaulat menjadi model untuk merek tersebut.

Foto-fotonya mengenakan produk modest fashion, mulai dari jilbab dan gaun panjang hingga kaus oversized, terpajang di laman resmi merek tersebut.

Menurut Direktur Verona Collection, Hassan Mawji, kerja sama dengan ASOS adalah tonggak besar bagi Verona dan industri "modest fashion".

"Kami telah dengan hati-hati mengumpulkan koleksi ini dengan ASOS dan kami senang dengan peluang yang terbuka ini," ucapnya.

Merek lain yang menawarkan koleksi pakaian sederhana antara lain Nike, American Eagle dan toko online The Modist.

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/04/20/125901520/mengenal-modest-fashion-tren-busana-yang-menutupi-bentuk-tubuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke