Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bahaya di Balik Kebiasaan "Skip" Sarapan dan Makan Larut Malam

KOMPAS.com - Melewatkan sarapan dan makan malam terlalu larut ternyata berdampak negatif bagi kesehatan jantung.

Mereka yang memiliki kebiasaan demikian cenderung mengalami kondisi kesehatan yang lebih buruk usai menderita serangan jantung.

Demikian kesimpulan penelitian yang diterbitkan dalam European Journal of Preventive Cardiology.

Dalam riset tersebut, peneliti menganalisis kebiasaan makan 113 orang pada awal gejala serangan jantung.

Kemudian, peneliti mengikuti peserta selama 30 hari setelah mereka dirawat di rumah sakit karena serangan jantung.

Hasil riset membuktikan peserta yang melewatkan sarapan setidaknya tiga kali per minggu dan melewatkan makan malam dalam waktu dua jam sebelum tidur, berisiko 4-5 kali lebih mungkin mengalami kematian dini.

Mereka juga berisiko kembali mengalami serangan jantung, atau mengalami nyeri dada 30 hari setelah keluar dari rumah sakit.

“Kami tahu dari penelitian lain dengan populasi umum bahwa melewatkan sarapan dan makan larut malam dapat memperburuk metabolisme seseorang.”

Demikian dikatakan Marcos Minicucci, profesor di São Paulo State University, Brazil.

Menurut dia, ini adalah hal yang sangat mengejutkan bahwa kebiasaan ini dapat memperburuk kondisi seseorang.

Dia menyebut, kondisi ini bisa terjadi karena orang yang memiliki perilaku makan yang tidak sehat juga memiliki kebiasaan tidak sehat lainnya.

Selain itu, penelitian sebelumnya juga membuktikan, melewatkan sarapan berisiko pada kenaikan berat badan dan resistensi insulin.

Ketika tubuh kita tidak menyerap insulin dengan baik, ini dapat meningkatkan kadar gula darah dan meningkatkan kemungkinan diabetes.

Faktor-faktor lain yang mungkin timbul karena kebiasaan makan tersebut, seperti peradangan dan disfungsi endotel alias kondisi pembuluh darah yang tidak dapat mengembang dengan baik.

Hal ini juga dapat berperan dalam memperburuk kesehatan jantung.

Meskipun temuan ini diamati pada pasien setelah serangan jantung, penelitian sebelumnya telah membuktikan, risiko penyakit jantung bisa juga terjadi pada orang yang tampaknya sehat.

Faktanya, sebuah penelitian 2017 yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology menemukan, orang yang melewatkan sarapan pagi lebih berpotensi mengalami aterosklerosis.

Aterosklerosis adalah kondisi pengerasan pembuluh darah yang dapat meningkatkan peluang terkena serangan jantung.

Berdasarkan temuan penelitian ini, Minicucci merekomendasikan pasien makan malam setidaknya dua jam sebelum tidur, dan sarapan dengan menu yang mengeyangkan.

Menu sehat dan mengenyangkan dapat dipilih misalnya produk susu yang kaya protein.

Sarapan sangat penting, terutama saat kita akan berolahraga di pagi hari, karena protein sebelum berolahraga dapat meningkatkan daya tahan.

Kita juga bisa memilih menu sarapan yang mengandung karbohidrat seperti roti gandum, sereal dan buah-buahan utuh.

Konsumsilah sarapan sekitar 15-35 persen dari total asupan kalori harian.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/05/08/070000120/bahaya-di-balik-kebiasaan-skip-sarapan-dan-makan-larut-malam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke