Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jual Turban Jadi Aksesori Fesyen, Gucci Diserang Kritik

Kritik ditujukan pada Gucci karena menjual penutup kepala tersebut sebagai aksesori fesyen dan terlihat mengabaikan nilai religiusitasnya.

"Turban Sikh bukanlah sebuah tren aksesori, melainkan simbol sakral dari praktik Sikh."

Demikian bunyi kicauan akun @sikh_coalition, koalisi Sikh yang berbasis di New York, Amerika Serikat, Rabu (15/5/2019) lalu.

"Kami harap ada pengakuan lebih jauh tentang kritik ini."

Kini, tak ada lagi informasi harga yang tertera, namun tangkap layar yang beredar menunjukkan turban tersebut dijual dengan harga 790 dollar AS, atau sekitar 11,5 juta.

Kritik terhadap turban Gucci karena masalah budaya tersebut pertama kali disampaikan Februari tahun lalu.

Kala itu turban digunakan oleh para model kulit putih di atas panggung Milan Fashion Week.


Gucci juga mengawali tahun ini dengan sebuah sweater kontroversial.

Mereka telah meminta maaf dan menarik kembali sweater balaclava, sebuah sweater berleher tinggi dengan celah terbuka pada bagian bibir dan dihiasi dengan gambar besar bibir berwarna merah.

Sweater tersebut memantik kontroversi karena sejumlah warganet membandingkannya dengan blackface.

Blackface adalah riasan wajah yang dipakai oleh orang-orang yang bukan kulit hitam agar terlihat seperti orang kulit hitam.

Sweater tersebut dijual dengan harga ritel 890 dollar AS atau sekitar Rp 12,8 juta.

Desember lalu, brand mode ternama lainnya, Prada juga berhenti menjual sebuah gantungan kunci seharga 550 dollar AS atau sekitar Rp 7,9 juta, karena dianggap mengandung unsur rasisme.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/05/17/070000020/jual-turban-jadi-aksesori-fesyen-gucci-diserang-kritik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke