Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hilangkan Dengkur Cegah Berbagai Penyakit

Ya, dengkuran malam tak bisa dianggap remeh. Mendengkur, bagi sebagian orang sudah dianggap biasa. Apalagi di Indonesia, ngorok dianggap sebagai tidur yang pulas.

Mendengkur merupakan tanda utama dari penyakit tidur bernama sleep apnea, yang artinya henti nafas saat tidur. 

Dalam tidur saluran nafas melemas hingga menyempit. Sekali waktu penderitanya tercekik, lalu diikuti dengan suara tersedak atau bahkan terbatuk-batuk. Ini yang parah, sering kali ditemukan penderitanya hanya mendengkur lembut.

Sleep Apnea

Saat nafas tercekik, mekanisme tubuh akan membangunkan otak untuk menarik nafas, dan tidur kembali setelahnya. Episode bangun ini singkat sekali, sehingga penderita tak terjaga.

Micro arousal yang berulang kali dialami sepanjang malam, membuat proses tidur terpotong-potong. Akibatnya? Satu gejala khas lagi dari sleep apnea. Hipersomnia, yang artinya kantuk berlebihan.

Micro arousal bisa sebabkan kantuk berlebihan, yang pada gilirannya sebabkan micro sleep ketika beraktivitas. 

Betapa berbahayanya micro sleep ini jika terjadi saat berkendara. Ini sebabnya para pendengkur disarankan untuk tidak berkendara. Di beberapa negara maju, bahkan harus merekomendasikan penahanan SIM sampai dinyatakan sehat kembali.

Di Amerika diperkirakan ada 9 persen wanita menderita sleep apnea, sedangkan pada pria prosentasenya 24 persen. Kebanyakan berusia paruh baya.

Sayangnya 9 dari 10 penderita, tidak didiagnosis, apalagi dirawat dengan benar. Kenapa? Sederhana, mendengkur tak dianggap berbahaya.

Di Indonesia dengan jumlah penderita sekitar 17 persen populasi, jumlah yang dirawat tentu jauh lebih sedikit lagi. Padahal, akibat dari mendengkur tak bisa diremehkan sama sekali. 

Penyakit jantung, hipertensi, diabetes, depresi, kanker, kematian hingga impotensi adalah akibat langsung dari sleep apnea. Tahukah Anda bahwa untuk kesehatan jantung, ngorok lebih berbahaya dibanding kolesterol maupun kebiasaan merokok?

Kanker

Berbagai penelitian terdahulu sudah menunjukkan bagaimana sleep apnea akan meningkatkan risiko kanker. 

Pada tikus yang disuntikkan sel tumor, oksigen lingkungan dikondisikan agar mirip seperti sleep apnea. Kelompok yang setiap tidur oksigen di-naik-turun-kan seperti nafas yang terhenti berulang kali, sel-sel tumor tumbuh menjadi kanker.

Sementara yang dikondisikan dengan suasana oksigen normal, sel tumor tak berkembang jadi ganas. 

Penelitian baru yang diterbitkan pada the European Respiratory Journal menunjukkan bahwa penderita sleep apnea wanita lebih berrisiko menderita kanker.

Sejumlah 2 persen dari penderita sleep apnea telah terdiagnosa dengan kanker serius, termasuk 2,8 persen wanita dan 1,7 persen pria. Pada wanita, kanker terbanyak adalah kanker payudara, sementara pria kebanyakan menderita kanker prostat. 

Gejala sleep apnea pada wanita tak begitu kentara dibanding pria. Jika pria tampak nyata mendengkur keras, ngantukan dan tampak sesak saat tidur. Sementara wanita lebih banyak mengeluhkan kelelahan, insomnia, depresi dan sakit kepala di pagi hari.

Sayangnya, sampai saat ini masih belum bisa dibuktikan secara pasti apakah perawatan sleep apnea akan berefek positif pada penyembuhan kanker.

Gemuk dan mendengkur

Kebanyakan orang tahu bahwa orang gemuk biasanya mendengkur. Data di Amerika menunjukkan bahwa 45 persen orang obese juga menderita sleep apnea. Ya, kegemukan akan menyebabkan penumpukan lemak di sekitar leher yang menyempitkan saluran nafas. Tetapi, seleep apnea sendiri juga sebabkan obesitas. 

Semua penyakit tidur menyebabkan ganngguan metabolisme. Kondisi kantuk akan sebabkan kadar leptin menurun, sementara ghrelin meningkat. Leptin adalah hormon yang menekan nafsu makan, sementara ghrelin menambah nafsu makan. 

Otak yang mengantuk juga cenderung mencari makanan yang asin, manis dan gurih. 

Perawatan sleep apnea, secara langsung akan membantu menurunkan berat badan. Tentu dibarengi dengan olah raga dan mengatur konsumsi makan. 

Perawatan sleep apnea

Pendengkur, setelah berkonsultasi dengan dokter, akan diperiksakan tidurnya. Pemeriksaan tidur biasanya dilakukan di sleep laboratory dengan menggunakan alat khusus bernama polisomnografi (PSG.) 

Walau pemeriksaan modern bisa dilakukan dengan alat yang lebih sederhana di rumah, sayangnya tidak setiap kondisi bisa diperiksakan dengan alat yang portable. Kebanyakan pasien masih membutuhkan pemeriksaan yang seksama. 

Laboratorium tidur merupakan standard emas diagnosis sleep apnea. Dari pemeriksaan ini dokter ahli akan menganalisa rekaman fungsi-fungsi tubuh. 

Dari sana baru bisa dibaca kondisi pendengkur. Apakah menderita sleep apnea, jenis sleep apnea yang diderita, dan derajat henti nafasnya. Dokter ahli akan mengeluarkan diagnosis persis dari sleep apne, apakah obstruktif, sentral, campuran, hipopnea atau overlap syndrome. 

Pengobatan nantinya diputuskan berdasarkan hasil pemeriksaan tidur. Apakah dengan menggunakan dental appliances yang khusus dibuatkan oleh dokter gigi, pembedahan atau penggunaan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP). 

Yang paling populer sementara ini adalah penggunaan CPAP. Penelitian alternatif terapi lain masih terus berjalan, dan menunjukkan harapan yang baik.

Pemberian CPAP dipilih, diberikan, dilatih dan di-setting oleh dokter ahli. Secara berkala, tekanan alat juga disesuaikan dengan kondisi dan kenyamanan pasien. Secara terus menerus memberikan tekanan untuk membuka saluran nafas selama tidur.

 Mendengkur, bukan lagi gangguan suara ngorok yang biasa. Ada kondisi-kondisi khusus yang dilihat dan diperiksa lebih dalam. Penemuan CPAP telah merevolusi pendekatan pengobatan medis. Pengobatan penyakit jantung, hipertensi, diabetes dan lain-lain, sudah menyertakan perawatan ngorok.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/06/11/112500120/hilangkan-dengkur-cegah-berbagai-penyakit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke