Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pentingnya Memberi Tidur Berkualitas pada Bayi...

Masalah tidur yang terjadi bisa dicegah dengan menggunakan strategi mengatur jam tidur yang konsisten sejak bayi, termasuk melatih mereka tidur sendiri.

Pada jurnal Sleep Health disebutkan, para peneliti asal Selandia Baru mengungkap, orangtua yang biasa menggunakan strategi tersebut membuat bayinya cenderung bisa tidur lebih mudah, lebih nyenyak, dan berkualitas.

"Menjadi orangtua adalah hal sulit dan kami ingin memberitahu mereka strategi apa yang bisa mereka terapkan dan sangat membantu mereka."

Demikian dikatakan penulis utama studi, Burt Hatch dari University of California di Davis MIND Institute, Sacramento, California.

Sekitar sepertiga bayi mengalami masalah tidur, seperti sulit tertidur atau terbangun berkali-kali di malam hari.

Masalah-masalah tidur ini seringkali dikaitkan dengan masalah di masa mendatang, seperti kecemasan, agresi, dan impulsivitas.

"Meskipun konsistensi jam tidur selalu dianggap penting, tidak ada data yang cukup tentang efeknya jika orangtua menerapkannya dalam jangka panjang," kata Hatch.

Hatch dan koleganya menganalisa data dari uji coba terkontrol secara acak yang dirancang untuk mempelajari cara-cara mencegah bayi mengalami kelebihan berat badan.

Sebagai bagian dari penelitian, orangtua dididik tentang cara yang tepat untuk mengatur tidur anak dengan gangguan minimal sejak usia dini.

Penekanannya adalah menempatkan bayi tidur ketika mereka sudah lelah tetapi masih terjaga.

Kondisi ini memungkinkan mereka tertidur sendiri tanpa sentuhan atau memberi makan.

Juga memberikan lingkungan yang konsisten bagi bayi untuk tidur, serta meminimalkan orangtua tidur dengan bayi mereka di ranjang yang sama.

Tim riset melakukan survei terhadap orangtua dengan bayi usia 4-6 bulan untuk mempelajari seberapa sering mereka menjalankan strategi tersebut.

Kemudian, 3-3,5 tahun kemudian mereka bertanya pada orangtua apakah ada resistensi tidur, inisiasi tidur, dan jalan ketika tidur yang dialami oleh anak.

Sekitar 15 persen orangtua menggunakan strategi tersebut secara konsisten. Ibu usia muda cenderung melakukan strategi tersebut.


Di waktu yang sama, ibu yang mengalami depresi pascamelahirkan cenderung tidak melakukan strategi tidur tersebut.

Anak-anak cenderung memiliki kontrol tidur yang lebih baik ketika mencapai usia tiga tahun jika strategi tidur tersebut diterapkan.

Sementara, anak-anak yang ibunya mengalami depresi pascamelahirkan akan cenderung mengalami masalah tidur.

Penerapan waktu tidur yang konsisten juga berdampak baik pada durasi tidur.

"Pesan terpentingnya di sini adalah orangtua bisa memberikan perubahan sederhana untuk jangka menengah dan panjang," kata Jodi Mindell dari Saint Joseph's University, Philadelphia.

Mindell, meski tidak terlibat dalam studi ini, merupakan peneliti masalah tidur pada anak.

Batasan studi adalah studi ini tidak terlalu memerhatikan perbedaan.

Intervensinya fokus pada kasus kelahiran pada satu rumah sakit di Selandia Baru yang banyak melayani orangtua ras Kaukasoid, yang memiliki latar belakang edukasi cukup baik.

Program ini seharusnya ditawarkan pada kelompok yang lebih berisiko, termasuk kelompok dengan level sosio-ekonomi berbeda dan memiliki sejarah depresi.

"Kami sering menemukan ibu hamil lebih banyak fokus pada kelahiran ketimbang tantangan yang akan datang setelah proses tersebut."

Bagitu kata Liora Kempler dari Woolcock Institute of Medical Research di Sydney, Australia.

Kempler juga tidak terlibat dalam studi tersebut, namun ia merupakan peneliti pola tidur ibu dan bayi setelah melahirkan, terutama bagi ibu yang pertama kali memiliki anak.

Meskipun kebanyakan program perinatal menawarkan nasihat tentang penghilang rasa sakit, makan dan tidur setelah melahirkan, infomasi ini seringkali hanya singkat atau masih meninggalkan serangkaian pertanyaan.

Kempler meyakini, penting bagi para wanita hamil untuk mengedukasi diri mereka tentang pengasuhan anak dan bagaimana perilaku mereka bisa berdampak pada bayi.

"Ini tidak hanya membantu mereka membuat keputusan, tetapi juga memberi kepercayaan diri dalam membuat keputusan tersebut."

"Sehingga tidak lagi bingung dengan variabel dan saran dari internet atau kerabat yang seringkali bertentangan," kata Kempler.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/06/18/181159220/pentingnya-memberi-tidur-berkualitas-pada-bayi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke