Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah "Ajaib", Lahirnya Bayi dari Ibu Tanpa Buluh Rahim...

Dengan mata berbinar-binar, ibu empat anak itu memeluk lembut bayi mungil dalam gendongannya, sambil menyebut anak itu sebagai keajaiban.

Kehamilan hingga saat kelahiran bayi yang diberi nama Benjamin itu memang merupakan kejutan besar bagi Kough.

Dia tak pernah berpikir akan mendapatkan satu anak lagi, setelah sebelumnya -empat tahun silam, Kough menjalani operasi pengangkatan tuba fallopi.

Tuba fallopi atau yang disebut juga dengan nama buluh rahim, adalah dua buah saluran yang sangat halus yang menghubungkan ovarium dengan rahim.

Buluh rahim mempunyai tugas membawa sel telur dari ovarium menuju ke rahim. Dengan pengangkatan kedua saluran itu, maka mustahil bagi Kough akan mengalami kehamilan.

Selain sebagai metode kontrasepsi (mencegah kehamilan), operasi semacam ini pun bisa dilakukan dalam upaya menekan risiko munculkan kanker ovarium.

Bagi Kough hal ini merupakan keuntungan, karena dalam keluarganya pun ada sejarah penyakit serupa.

"Saat itu saya sudah menginjak usia 35 tahun, dan secara medis kerap disebut kehamilan di atas usia itu amat berisiko."

"Selain itu, saya sudah bercerai kala itu, dan telah memiliki tiga anak, sehingga segalanya sudah terasa cukup bagi saya," kata dia.

Kough menjalani prosedur pengangkatan buluh rahim di Virginia, Amerika Serikat, tempat di mana dia menetap saat itu.

Setelah tiga tahun berlalu, Kough pindah ke Missouri, karena menjalani sebuah hubungan asmara.

Lalu, keanehan pun muncul karena dia mulai merasakan gejala kehamilan kala itu.

"Sebelumnya saya pernah membaca, bahwa jika saya hamil setelah operasi yang saya jalani, maka ada kemungkinan saya mengalami kehamilah ektopik, dan itu bisa amat berbahaya," kata dia.

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang berkembang di luar rahim. Sebab, kehamilan terjadi di mana sel telur yang telah dibuahi menempel di tempat lain selain di dalam rahim.

"Lantas saya pikir, tak ada salahnya jika saya melakukan tes kehamilan. Lagi pula saya tak pernah berpikir bahwa gejala yang saya alami adalah karena hamil," sebut dia.

Segera, Kough dan kekasihnya menuju ke rumah sakit setempat untuk mendapatkan pemeriksaan lanjutan.

Di RS tersebut konfirmasi yang diperoleh semakin kuat, lewat pemeriksaan darah dan ultrasonografi. 

"Saya bilang kepada dokter, saya butuh pemeriksaan ultrasonografi," sebut dia.

"Dokter pun melakukan pemeriksaan itu, dan bisa memastikan bahwa janin Benjamin berada di tempat yang seharusnya," kata Kough lagi.

Tentu saja, dokter yang menangani Kough di Meritas Health di Kansas City, Missouri, terkejut dengan kondisi kehamilan tersebut.

"Saya sudah menangani kehamilan dan kelahiran ribuan ibu sepanjang karir saya selama 10 tahun, namun ini adalah kasus pertama yang saya temukan," kata Dr. Dawn Heizman dari Meritas Health.

"Tak ada satu pun dari kami yang pernah mengalami kasus semacam ini sebelumnya," sambung dia.

Heizman memang tak menangani Kough secara langsung, namun dia menjadi bagian dari tim dokter yang menerima kasus tersebut.

Pada bagian tersebut, kepastian pengangkatan tuba fallopi pun telah terkonfirmasi melalui rekam medik Kough, termasuk data patologi yang ada.

Selanjutnya, para dokter memastikan bahwa kehamilan Kough terjadi tidak melalui fertilisasi in-vitro (bayi tabung). Metode ini merupakan satu-satunya cara yang dipakai untuk kehamilan bagi perempuan yang tak memiliki tuba fallopi.

"Kita tahu, sel telur dapat melakukan perjalanan di dalam rongga perut, menuju rahim," kata Heizman.

"Dalam kasus ini, apa yang dialami Kough amat jarang terjadi, sebab dia sudah tak memiliki tuba untuk mengantar sel telur tadi."

Teori yang paling mungkin untuk kehamilan Kough adalah, sel telur bermigrasi ke salah satu cornu rahim, dekat tempat tuba fallopi, dan masuk melalui saluran fistula kecil, hingga terjadi kehamilan.

"Ini semua hanya teori dan kita tak bisa membuktikannya," ucap dia lagi. 

Mendapati kenyataan itu, Kough mengaku sadar bahwa dia telah menjadi manusia yang sangat beruntung.

"Bahkan setelah tahu saya hamil, saya lalu membeli banyak lotere, karena saya tahu saya adalah manusia yang beruntung," ujar dia.

Kough akhirnya melahirkan Benjamin pada 14 Maret 2019 lalu di North Kansas City Hospital. Benjamin hadir ke dunia melalui operasi caesar dengan berat 3,44 kilogram.

"Nyatanya, dia bisa melahirkan bayi yang sehat dan ini merupakan kejadian yang amat langka, ini lebih tepat disebut sebagai keajaiban," kata Heizman.

"Anak bungsuku memanggilnya 'bayi malaikat'," ujar Kough.

"Ketika aku melihatnya, aku merasa sangat diberkati karena boleh memilikinya. Aku tahu peluang dia berada di dunia ini sebelumnya sangat tipis."

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/06/21/102400320/kisah-ajaib-lahirnya-bayi-dari-ibu-tanpa-buluh-rahim

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke