Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Pembuat Nike Air Jordan 1 Bertema Indomie, Berawal dari Ide untuk Hadiah

Saat ini, sepatu itu sudah terpesan 20 pasang dengan harga Rp 3,3 juta per pasang.

Pembuat sepatu berwarna dominan merah, hijau, putih, dan kuning ini merupakan lulusan Nanyang Academic Fine Arts (NAFA), Singapura, yaitu Jonathan "Jonas" Gustana (23).

Rupanya, karya nyentrik ini bukan yang kali pertama dibuat oleh Jonas. Sejak beberapa tahun sebelumnya, ia memang sudah bergelut dengan dunia menggambar, khususnya pada obyek pakaian dan sepatu.

Karya-karyanya yang bersifat orisinal, dibuat dengan tangan, dan dibuat sesuai permintaan pemesan, ia pamerkan lewat akun Instagram dagangannya yang bernama Mr Simple Custom, lewat akun @mr.s.custom.


Berawal dari hadiah

Jonas menceritakan perjalanannya membuat Mr Simple Custom, yang berawal dari hadiah yang ia buat untuk kekasihnya. Namun, karena karya itu diminati oleh teman-teman kekasihnya, akhirnya ia mengomersialkan karyanya hingga saat ini.

"Awal pertama sekali, saya mau kasih hadiah buat cewek saya karena kan mau cari yang spesial ya. Kalau beli di toko doang semua orang juga bisa. Ya saya bikin sepatu buat dia, Harley Queen sama Joker itu kan yang dia suka," kata Jonas kepada Kompas.com pada Sabtu (22/6/2019).

"Jadi, ya sudah di-support, mulai deh bikin. Pada 2017, iya cuma memang saya enggak fokus banget buat ngembangin karena masih sekolah," tuturnya.

Setelah karyanya banyak dikenal orang, berkat Air Jordan 1 Indomie yang viral, Jonas berencana akan membuat batasan untuk karyanya ke depan.

"Ke depan yang massal saya pasti bakal limit, enggak mungkin berpuluh-puluh. Mungkin  maksimal 10-15 sudah itu cukup sih. Tapi ini belum confirm ya," kata dia.


Terkait hak cipta

Untuk karya Air Jordan 1 bertema Indomie, Jonas mengaku tidak ada permasalahan hak cipta walaupun dalam karyanya terdapat karya orang lain.

Karya yang disematkan adalah sentuhan desain awal di Photoshop oleh @arifwhy, Indofood sebagai pemilik brand Indomie, serta Nike sebagai sepatu yang merilis Air Jordan 1.

"Kalau dari Arif, memang saya mengerti kalau misalkan ada artwork, ya kita harus minta izin ke dia. Terus saya pas lagi ada keluar (karya Arif) itu, saya langsung gercep (gerak cepat), kan, langsung minta izin. Dia bilang boleh, ya sudah," kata Jonas.

Meskipun begitu, ada pembagian royalti antara dirinya dan Arif karena untuk satu pasang sepatu Air Jordan 1 Indomie dibanderol Rp 3,3 juta.

Lalu bagaimana urusan dengan dua perusahaan?

"Dari Indomie, saya langsung dikontak sama bosnya Indomie, Pak Axton (Axton Salim). Sebelum viral begitu, dia enggak tahu apa-apa kan. Tapi pas sudah viral, dia kebetulan juga ikut pesan. Ya boleh juga (desain Indomie dipakai) tapi maksimal 25 (pasang) kata dia (Axton)," tuturnya.

Tapi jumlah itu pun, menurut Jonas, sudah cukup banyak dan membuatnya jenuh. Jumlah produk yang terlalu banyak dinilai akan menurunkan nilai keunikan dari sepatu yang ia buat.

Perlakuan sama juga diberikan Nike, yang memang tidak mempermasalahkan berbagai desain custom sepatu yang dirilisnya.

"Dari Nike enggak pernah ada masalah sih. Soalnya customizer itu sudah lama banget ada di sekitar kita. Terus sampai sekarang sih belum ada masalah dari luar negeri, dari dalam negeri sendiri enggak pernah ada masalah," tutur Jonas.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/06/24/221650220/kisah-pembuat-nike-air-jordan-1-bertema-indomie-berawal-dari-ide-untuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke