Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melihat Perubahan Fase Menstruasi Seiring Bertambahnya Usia

KOMPAS.com - Tanpa kita sadari, tubuh mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.

Rambut mulai berubah warna, kulit menjadi berbeda, metabolisme melambat, begitu pula periode menstruasi yang biasa dialami para wanita.

Menstruasi merupakan pelepasan darah dan jaringan dari dalam rahim yang ditentukan oleh hormon.

Sementara, tingkat hormon dalam tubuh berubah selama perbedaan fase kehidupan.

Jadi, merupakan hal yang wajar jika siklus menstruasi wanita juga turut berubah.

Di sisi lain, periode menstruasi setiap wanita unik dan dapat berfluktuasi sepanjang hidupnya.

Ginekolog Karmon James mengatakan, ada beberapa karakteristik di mana periode bulanan wanita ini dianggap sehat.

Pertama, panjang siklus menstruasi adalah 24-35 hari. Lalu, pendarahan bulanan berlangsung selama 4-8 hari.

Selain itu, darah yang keluar tidak lebih dari 80 mililiter selama satu periode.

Menurut James, jika darah yang keluar lebih dari jumlah tersebut atau membutuhkan lebih dari satu pembalut dalam periode waktu 1-2 hari berturut-turut, maka hal itu perlu dikhawatirkan.

Jika perubahan terjadi pada periode menstruasi tanpa alasan yang jelas, James menyarankan untuk segera berkonsultasi pada dokter.

Para wanita juga harus memberi tahu dokter tentang pendarahan yang terjadi di antara periode-periode tersebut.

Penyimpangan ini berpotensi mengindikasikan masalah dengan tiroid, atau sejumlah masalah medis lainnya.

Tapi, James mengatakan perubahan periode menstruasi ini seringkali disebabkan oleh hal yang tak terlalu berbahaya.

Berikut perubahan periode menstruasi yang biasa dialami wanita seiring bertambahnya usia.

1. Saat masa remaja

Usia 12 tahun adalah usia rata-rata seorang gadis pertama kali mengalami menstruasi.

Namun, beberapa gadis mungkin tidak belum mengalaminya sampai usia pertengahan remaja.

Ini adalah hal normal bagi anak perempuan untuk mengalami menstruasi yang tidak teratur selama masa pubertas.

"Faktanya, perlu waktu hingga tiga tahun agar periode menstruasi seorang gadis menjadi teratur ketika hormon mulai seimbang," kata James.


2. Usia 20 tahunan

Mengaktifkan atau menonaktifkan alat kontrasepsi serta mengganti metode kontrasepsi dapat menyebabkan perubahan dalam siklus datang bulan atau lamanya menstruasi.

Jadi, perubahan siklus menstruasi karena faktor ini bukan masalah besar.

Periode menstruasi yang terlewat usai fase pubertas bisa menjadi tanda kehamilan. Namun, hal ini juga bisa disebabkan oleh stres yang ekstrem.

“Saya telah melihat mahasiswi kehilangan periode menstruasi mereka pada bulan Desember saat ujian akhir,” kata James.

Dalam beberapa kasus, periode menstruasi yang terlewatkan dapat disebabkan oleh hal berbahaya.

Misalnya, olahraga berlebihan yang konsisten atau gangguan makan seperti anoreksia.

Cara terbaik untuk mengetahui penyebab fase menstruasi tak terjadi adalah berkonsultasi dengan dokter.

3. Usia 30 tahunan

Berapa pun usia, periode menstruasi kemungkinan besar mengalami perbedaan usai masa kehamilan.

Beberapa wanita mengalami menstruasi yang lebih berat, lebih lama atau lebih menyakitkan setelah melahirkan.

Namun, ada juga yang mengalami fase menstruasi dengan lebih baik usai melahirkan.

Di sisi lain, beberapa wanita juga tidak mengalami menstruasi saat menyusui.

Saat mendekati akhir usia 30 tahunan, fase menstruasi mungkin berkurang atau tidak teratur.

Hal itu merupakan gejala perimenopause atau awal transisi tubuh wanita menuju menopause.

4. Di atas usia 40 tahun

Saat usia ini, indung telur memperlambat produksi estrogen sehingga menstruasi bisa menjadi lebih pendek dan lebih ringan atau jarang.

Menopause terjadi ketika menstruasi berhenti total selama 12 bulan berturut-turut.

Bagi kebanyakan wanita, ini terjadi di akhir usia 40-an atau awal 50-an.

Setiap wanita dengan perdarahan pasca-menopause harus berkonsultasi dengan dokter untuk pencegahan kanker endometrium atau kanker rahim.

Ini adalah kanker langka yang berkembang di lapisan dalam atau dinding otot rahim, yang kebanyakan terjadi pada wanita usia 50 tahun atau lebih.

Melacak siklus menstruasi dapat membantu menentukan seperti apa siklus yang dianggap “normal” dan mencegah ada sesuatu yang salah dengan kondisi tubuh.

“Nasihat terbesar saya bagi wanita adalah mencari layanan yang terpercaya untuk memberi tahu ketika sesuatu berubah,” kata James.

James pun menyarankan untuk berhati-hati karena pendarahan yang abnormal dapat terkait dengan masalah kesehatan yang serius.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/06/26/100000520/melihat-perubahan-fase-menstruasi-seiring-bertambahnya-usia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke