Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Mitos Seputar Hidrasi Tubuh yang Tak Perlu Kita Percaya

KOMPAS.com - Ada banyak mitos mengenai hidrasi tubuh yang justru membingungkan. Untuk menghidrasi tubuh, sebenarnya bukan hanya sekadar minum air.

Hidrasi juga mencakup tentang natrium, kalium, keringat, dan urine yang kita keluarkan.

Jadi, ini semua bukan hanya ditentukan oleh apa yang kita minum. Apa yang kita makan juga turut menentukan.

Namun, kita tak perlu khawatir. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh bukan hal yang mudah.

Hanya saja, kita perlu memilah-milah informasi agar tak salah kaprah dalam memenuhi apa yang dibutuhkan untuk kesehatan kita. Berikut lima mitos seputar hidrasi tubuh yang tak perlu kita percaya:

1. Hidrasi tubuh bisa dicukupi dengan minum air

Keseimbangan hidrasi tergantung pada seberapa banyak kita berkeringat, pola makan, suhu, dan bahkan kelembaban.

"Pola makan yang sehat menghasilkan sekitar 20 persen asupan cairan, kata Kim Schwabenbauer, pelatih USA Triathlon.

Untuk mencukupi cairan tubuh, konsumsilah semangka, jeruk bali merah, mentimun, brokoli, apel, dan anggur sebagai makanan ringan.

Kita juga bisa mendapatkan asupan cairan secara alami dengan mengonsumsi buah beri, lemon, kiwi, nanas, atau jeruk.

Studi menunjukkan saat mengonsumsi cairan dengan rasa tertentu, kita akan minum lebih banyak.

2. Sehat tanpa hidrasi yang baik

Dehidrasi ringan pun dapat memengaruhi kinerja fisik dan kognitif, serta kesehatan secara keseluruhan.

Dehidrasi mengurangi jumlah cairan yang beredar dalam aliran darah. Ini membuat jantung bekerja lebih keras, membatasi kemampuan tubuh untuk mendinginkan dirinya sendiri, dan melelahkan otot-otot secara prematur.

Darah kita menjadi lebih kental, lebih tebal, lengket, lebih terkonsentrasi. Jadi, jangan mengabaikan kebutuhan cairan tubuh.

3. Menghindari makanan asin membuat kita baik-baik saja

Sodium bukanlah senyawa jahat untuk tubuh. Kita membutuhkan nutrisi untuk bertahan hidup, dan tubuh tidak dapat memroduksinya sendiri.

Elektrolit ini berkontribusi terhadap volume darah, dan akan menjaid masalah besar saat kita memiliki aktivitas fisik yang tinggi.

Memertahankan volume darah normal membantu kulit menghilangkan panas, menyerap nutrisi, dan memberikan oksigen ke otot-otot yang bekerja keras, termasuk jantung.

Sodium adalah mineral yang hilang dengan jumlah terbesar dalam keringat dan urin. Untuk itu, kita perlu menggantikannya demi hidrasi yang tepat.

Saat berkeringat, kita kehilangan air tubuh. Hilangnya air dalam tubuh sebesar satu hingga dua persen akan menyebabkan gangguan fungsi aerobik dan penurunan kapasitas kerja fisik.

Sementara itu, air dalam tubuh yang hilang hingga dua persen menyebabkan rasa haus, peningkatan denyut jantung dan emosi.

Air tubuh yang hilang hingga empat persen juga membuat tekanan darah turun, meningkatkan risiko pingsan, keringat yang berhenti dan risiko kepanasan.

Sementara itu, air dalam tubuh yang hilang hingga tujuh persen dapat memperlambat aliran darah dan kerusakan organ.

4. Pisang bagus untuk mengatasi kram dehidrasi

Ini tidak sepenuhnya benar, karena yang memberikan manfaat tersebut adalah potasium dalam pisang.

Potasium adalah elektrolit yang membantu menumpulkan efek natrium dan, dengan bantuan dari ginjal, mengeluarkan efek natrium dari tubuh.

Natrium dan potasium bekerja secara dengan saling menyeimbangkan demi mencapai hidrasi yang tepat.

"Kebanyakan orang hanya mengonsumsi sekitar setengah dari 2.700 miligram potasium yang direkomendasikan setiap hari," kata Megan Meyer, dari International Food Information Council Foundation.

Ketidakseimbangan ini juga dapat memengaruhi tekanan darah dan kontraksi jantung.

5. Setiap orang butuh delapan gelas air sehari

Ini seperti mengatakan semua orang perlu makan 2.800 kalori sehari. Padahal, semua itu salah.

Kebutuhan cairan tubuh tergantung pada berat badan, tingkat aktivitas, dan suhu. Kebutuhan cairan harian dapat berkisar dari sedikitnya 1,8 liter hingga 15,5 liter per hari.

Pada hari-hari ketika kita tidak berolahraga, coba lihat warna air seni kita. Air seni normal seharusnya berwarna kuning cerah mirip limun. Urin yang gelap seringkali mencerminkan dehidrasi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/07/13/190500020/5-mitos-seputar-hidrasi-tubuh-yang-tak-perlu-kita-percaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke