Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mesin "Hand Dryer" Bahayakan Telinga Anak, Bocah 9 Tahun Bikin Riset

Nora, bocah perempuan asal Calgary, Kanada tersebut masih berusia sembilan tahun ketika mengalami pengalaman buruk dengan mesin tersebut.

Dia pun mendapati banyak bocah seusianya yang menggunakan mesin yang sama. Maka, tak lama setelah itu, dia memutuskan untuk melakukan investigasi.  

Hampir empat tahun kemudian, hasil penelitian Nora dipublikasikan di sebuah jurnal sains, -tepatnya ketika dia baru berumur 13 tahun.

"Oh, itu gila." Kalimat itu yang pertama kali diungkapkan Nora menanggapi dimuatnya hasil penelitiannya di jurnal Kanada, Paediatrics & Child Health.

"Saya masih ingat, waktu itu saya sedang di sekolah, dan saya happy sekali," kata dia kepada laman Good Morning America. 

Nora memulai eksperimen sains nya saat duduk di bangku kelas lima, dengan dukungan dari orangtuanya -yang keduanya dokter.

Mereka berkeliling mencari hand dryer di tempat-tempat umum yang banyak digunakan oleh anak-anak, seperti perpustakaan dan restoran. 

Untuk penelitian ini, keluarga Nora rela membeli alat pengukur decibel meter profesional. Dia juga menggunakan penggaris dan pita pengukur untuk mengetahui volume sebuah mesin pengering.

"Kami selalu membawa sebuah tas yang berisi seluruh perlengkapan tersebut. Di mana pun kami mendapatkan mesin pengering tangan, kami akan datang dan mengukurnya," kata Nora.

"Atau, ketika kami pergi menonton pertandingan hoki saudara perempuan saya, kami selalu melihat apakah di arena tersebut disediakan mesin pengering."

Selama dua tahun, Nora bisa mengukur volume 44 pengering tangan.

Setelah satu tahun melakukan pengujian, usaha Nora ini diganjar dengan medali perunggu dalam acara pekan sains di wilayahnya pada tahun 2016. 

Nora pun memutuskan untuk terus melakukan riset dan pengujian. Dia lalu menjalani proyek ini ketika sudah duduk di kelas enam. Kali ini dia menggondol medali emas. 

"Penelitian saya mengungkap, bahwa hand dryer bisa mengeluarkan suara lebih dari 100 desibel, di mana anak-anak seharusnya sama sekali tak terpapar dengan itu."

"Saya rasa ini menjadi masalah, karena mesin pengering tangan adalah alat yang sehari-hari kita pakai, dan merupakan hal umum, padahal ini bisa melukai kuping anak-anak," sebutnya.

"Karena pertimbangan itu, saya memutuskan untuk terus melakukan riset demi mendapatkan hasil yang akurat, dengan data yang lebih lengkap," kata dia. 

Kebisingan di atas 85 desibel dalam periode waktu yang lama dapat mulai merusak pendengaran orang dewasa.

Sementara suara keras di atas 120 desibel dapat menyebabkan kerusakan seketika pada telinga. Demikian ukuran yang dilansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.

Sebagai pembanding, musik yang diputar melalui headphone pada volume tertinggi mencapai 94-110 desibel. Demikian data National Institutes of Health (NIH).

Khawatir dengan hasil risetnya, Nora tidak hanya terus mengumpulkan lebih banyak data, dia juga mulai mencari solusi tentang bagaimana volume pengering tangan dapat dikurangi.

"Saat menginjak kelas tujuh dan delapan, saya menggunakan filter tungku udara sintetis yang dibeli di toko perkakas, dan membentuknya untuk dipasang di bawah pengering tangan."

"Saya merangkai rancangan itu dengan tangan, agar bisa menyesuaikannya dengan beragam bentuk mesin," papar Nora. 

Hasil kerja Nora pun mengundang perhatian. Pada ajang Calgary Youth Science Fair awal tahun ini, dia mendapat penghargaan.

Penghargaan itu yang kian memacu Nora untuk memberi hasil penelitiannya agar bisa dimuat dalam jornal ilmiah.

Akhirnya, hasil penelitian tersebut dipublikasikan pada jurnal Paediatrics & Child Health edisi bulan Juni, atau sesaat sebelum dia pergi mengikuti kemping musim panas. 

Kinia saat mempersiapkan diri memasuki kelas sembilan, Nora mengaku belum mengambil keputusan apakah akan terus melanjutkan risetnya itu.

Nora mengaku bercita-cita menjadi seorang ahli biologi kelautan atau pun pencinta lingkungan.

Meski telah melakukan penelitian ilmiah di usia muda, namun Nora masih seperti anak-anak seusianya, yang gemar bermain skate, membaca, memasak, mendaki, berlari, dan bersepeda.

Dia sempat meninggalkan pesan untuk anak-anak seusianya, agar jangan pernah menyerah.

"Saya merasa jika kalian melihat sesuatu yang patut dipertanyakan, kalian harus terus mengungkapnya."

"Apa pun yang terjadi, cobalah untuk tidak berkecil hati, karena sesuatu yang luar biasa dapat saja terjadi," kata dia.

"Selalu pelihara rasa penasaran tentang segalanya dan jangan pernah menyerah."

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/07/29/191301320/mesin-hand-dryer-bahayakan-telinga-anak-bocah-9-tahun-bikin-riset

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke